Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Wacana pembentukan koalisi besar makin santer terdengar beberapa minggu belakangan ini. Partai-partai seperti Gerindra, PKB, hingga Perindo mulai melakukan pertemuan yang diduga membahas kemungkinan membentuk koalisi besar untuk Pemilu 2024. Sementara itu, partai NasDem menyatakan kecil kemungkinan mereka bergabung dengan koalisi besar jika nantinya koalisi tersebut benar terwujud.
Ketua DPP NasDem, Fauzi Amro mengatakan kemungkinan kecil bergabung dengan koalisi besar. Namun, ia mengumpamakan seluruh wacana yang berkaitan dengan Pemilu 2024, seperti orang yang sedang menjalin kisah cinta, yakni memiliki alur.
"Nah kalau sekarang ini kan semuanya masih wacana, orang masih PDKT (pendekatan), pacaran, baik partai maupun capres cawapres. Undangan juga belum disebar, pengantennya juga belum tau, tanggal pelaksanaan juga belum tau. Belum nikah, jadi bersabar aja," tukas Fauzi.
Baca juga: Pengamat Nilai Koalisi Besar Tak Mudah Berkongsi
Meski demikian, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) menjunjung tinggi kesetiaan diantara ketiganya. Hingga kini NasDem selalu menganggap bahwa ketiga partai yang tergabung dalam KPP ini solid, karena mereka selalu kompak menekankan bahwa kepentingan internal diatas segalanya.
"Ya kalau lihat kondisi kayak gini, ya agak beratlah masuk ke koalisi besar. Karena pasca 2024, target Ketum kan maksimal dukung Pak Jokowi sampai 2024, setelahnya kita udah ada Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP)," ujar Fauzi kepada wartawan, Kamis (13/4).
Kemudian ia menambahkan saat ini NasDem bersama dengan PKS dan Demokrat telah berkomitmen untuk tetap bersama di Koalisi Perubahan.
Baca juga: PDIP Hargai Rencana Pembentukan Koalisi Besar
"Pertama sudah kesepakatan, ada MoU bahwa tidak ada dusta dari ketiga partai (NasDem, PKS, Demokrat) ini. Tidak boleh ada yang mundur, tidak boleh ada yang kecewa dan tidak boleh ada yang berkhianat. Nah itulah fakta integritas sudah di tanda tangani oleh Anies dan Ketua Umum masing-masing,” katanya.
Fauzi juga mengakui bahwa semua komunikasi politik yang terbangun adalah hal yang wajar. Namun, NasDem masih berkomitmen untuk terus mendukung Jokowi hingga 2024. KPP pun selalu optimis dengan segala kemungkinan yang akan terjadi didepan.
"Ya enggak lah, kita kan namanya demokrasi ya. Yang namanya demokrasi kan sah-sah saja. Kita sepakat seperti pesan Ketum, kita dukung Pak Jokowi sampai 2024 baik lahir maupun batin. Persoalan nanti koalisi pasca 2024, ya kita tidak tahu. Kan orang bukan lihat partainya, orang lihat figure-nya. Percuma kalau banyak partai tapi kalah, sedikit partai bisa menang. Seperti Anies sudah membuktikan di DKI sudah menjadi winner padahal di dukung oleh sedikit partai, yang InsyaAllah akan jadi winner di Presiden nanti," kata Fauzi.
(MGN/Z-9)
Penyelenggaraan Pilkada yang inklusif menjadi jembatan bagi pemenuhan hak pilih bagi semua golongan.
Pilkada Kota Semarang 2024 diprediksi akan menjadi pertarungan ketat dengan beberapa kandidat yang sudah dikenal oleh calon pemilih.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyambut baik tawaran bergabung dalam kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.
Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengungkapkan pihaknya menunggu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk masuk ke pemerintahan Prabowo-Gibran
Anies memastikan bakal memilih pasangan yang memperkuat koalisi. Figur yang dipilih juga dipastikan menjaring dukungan kuat masyarakat.
PDIP berpandangan koalisi politik yang lebih cair di Pilkada ketimbang Pilpres adalah hal yang wajar.
POLITIKUS Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi menegaskan bahwa tidak ada politik pecah belah atau devide et impera yang dilakukan oleh pendukung Prabowo Subianto.
KETUA MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyampaikan pantun terkait koalisi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang berpotensi berubah. Penilaian Bamsoet itu disebut tak berlebihan.
PARTAI Hati Nurani Rakyat (Hanura) memberi sinyal sikap politiknya yang bisa saja berpaling dari PDI Perjuangan.
BANYAKNYA jumlah partai politik pendukung calon presiden pada pemilihan umum (Pemilu), tidak berkorelasi dengan kepastian menangnya sang capres.
DINAMIKA poros koalisi di Pilpres 2024 tampak semakin menarik. Beberapa saat lalu PKB menjalin komunikasi dengan PDI Perjuangan. Di sisi lain, Partai Gerindra menegaskan bakal
KETUA Umum (Ketum) PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri menyambut kedatangan Plt. Ketum PPP Mardiono beserta rombongan di Kantor DPP PDI Perjuangan pada Minggu (30/4) siang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved