Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

BNPT Akan Tetap Awasi Ponpes Al Mukmin Ngruki

Rahmatul Fajri
18/8/2022 17:57
BNPT Akan Tetap Awasi Ponpes Al Mukmin Ngruki
Pendiri Ponpes Al Mukmin Ngruki Abu Bakar Baasyir saat mengikuti upacara peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan RI.( DIKA / AFP)

PONDOK Pesantren Al Mukmin Ngruki menggelar upacara bendera dalam rangka HUT ke-77 Republik Indonesia pada Rabu (17/8) kemarin. Upacara tersebut disebut sebagai yang pertama kali dilakukan secara besar-besaran di ponpes yang didirikan oleh Abu Bakar Ba’asyir pada 1972 itu.

Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Ahmad Nurwakhid mengatakan dengan berlangsungnya upacara 17 Agustus tersebut diharapkan isu radikalisme yang dulu sering dikaitkan dengan Ponpes Al Mukmin Ngruki dapat mereda. Selain itu, ia mengatakan akan menjadi sinyal positif bagi pencegahan radikalisme dan terorisme di tanah air.

"Namun, kita tetap harus selalu waspada dan memonitor perkembangannya," kata Ahmad, melalui keterangannya, Kamis (18/8).

Ahmad mengatakan sebelumnya Al Mukmin Ngruki lekat dengan radikalisme, karena pendirinya terlibat dalam kasus terorisme. Seiring berkembangnya waktu, ponpes tersebut mulai mempercayai Pancasila sebagai dasar negara dan mulai mengajarkan Islam yang moderat.

Ia mengatakan BNPT akan terus memonitor apakah Al Mukmin Ngruki dan Abu Bakar Ba'asyir tidak kembali ke paham radikal dan tetap berpegang teguh kepada Pancasila sebagai dasar negara.

"Apakah mereka masih intoleransi terhadap keberagaman, masih anti-Pancasila, dan sebagainya itu masih dimonitor. Andai kata masih ada salah satu yang belum terpenuhi, namun sudah terkurangi paham radikalisasinya, sehingga masih tetap membutuhkan pembinaan atau monitoring," katanya.

Berdasarkan data dari BNPT, Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin berdiri pada tanggal 10 Maret 1972. Ponpes tersebut didirikan oleh Ustadz Abdullah Sungkar, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, Ustadz Abdullah Baraja’, Ustadz Yoyok Rosywadi, Ustadz H. Abdul Qohar Daeng Matase dan Ustadz Hasan Basri.

Baca juga: 4 Pesan Mendagri di Wilayah Perbatasan Indonesia

Pesantren Ngruki dicitrakan sebagai pesantren radikal, karena dihubungkan dengan sikap para pendiri pesantren tersebut, seperti Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir.

Kedua tokoh tersebut dianggap berseberangan dengan negara seperti ketidakmauan mengikuti upacara bendera, tidak mau menghormat bendera dan penolakan terhadap Pancasila.

Selama perjalanannya pemimpin pesantren terkena kasus politik pada 1979. Lalu, pesantren ditinggalkan pendirinya mengungsi ke Malaysia pada 1984.

Setelah itu terjadinya eksodus besar-besaran ustadz dan santri Nguki pada 1995. Lalu, terjadi peristiwa Bom Bali yang dikaitkan dengan Pesantren Ngruki pada 2002. Selanjutnya, masa integrasi dan perubahan managemen dan upaya moderanisasi pesantren pada 2006-2016.

Pada fase pelarian ke Malaysia 1984, Sungkar dan Ba’asyir membentuk gerakan islamis, Jama’ah Islamiyah (JI) yang bertujuan mendirikan negara Islam di Asia Tenggara. Pada saat yang bersamaan, Ba’asyir memfasilitasi beberapa orang dari Indonesia dan Malaysia ke Afganistan untuk melawan Soviet dan mendapatkan pelatihan militer.

Hingga pertengaan 1990-an, banyak anggota JI yang berlatih di Afganistan dan membentuk jaringan global dengan Al-Qaeda.

Kemudian pada tahun 1999, setelah kembali ke Indonesia Ba’asyir terlibat dalam berdirinya Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) yang bertujuan menegakkan Syariat Islam di Indonesia. Ba’asyir diangkat sebagai amir MMI pada tahun 2002. Pada kongres ketiga 2008 Ba’asyir menyatakan keluar dari MMI dan mendirikan JAT.

Bom Bali yang salah satu pelakunya dikaitkan dengan alumni Pesantren Ngruki menjadi warna tersendiri di tengah upaya para pengelola yang ingin menjadikan lembaga pendidikan Pesantren Ngruki menjadi lembaga pendidikan yang lebih modern.

Secara pemikiran Pesantren Ngruki ingin memgembangkan Pendidikan Islam yang menitikberatkan pada pemurnian ajaran Islam nonmahazb dengan corak salafi untuk menerapkan Islam yang kaffah.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya