Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PONDOK Pesantren Al Mukmin Ngruki menggelar upacara bendera dalam rangka HUT ke-77 Republik Indonesia pada Rabu (17/8) kemarin. Upacara tersebut disebut sebagai yang pertama kali dilakukan secara besar-besaran di ponpes yang didirikan oleh Abu Bakar Ba’asyir pada 1972 itu.
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Ahmad Nurwakhid mengatakan dengan berlangsungnya upacara 17 Agustus tersebut diharapkan isu radikalisme yang dulu sering dikaitkan dengan Ponpes Al Mukmin Ngruki dapat mereda. Selain itu, ia mengatakan akan menjadi sinyal positif bagi pencegahan radikalisme dan terorisme di tanah air.
"Namun, kita tetap harus selalu waspada dan memonitor perkembangannya," kata Ahmad, melalui keterangannya, Kamis (18/8).
Ahmad mengatakan sebelumnya Al Mukmin Ngruki lekat dengan radikalisme, karena pendirinya terlibat dalam kasus terorisme. Seiring berkembangnya waktu, ponpes tersebut mulai mempercayai Pancasila sebagai dasar negara dan mulai mengajarkan Islam yang moderat.
Ia mengatakan BNPT akan terus memonitor apakah Al Mukmin Ngruki dan Abu Bakar Ba'asyir tidak kembali ke paham radikal dan tetap berpegang teguh kepada Pancasila sebagai dasar negara.
"Apakah mereka masih intoleransi terhadap keberagaman, masih anti-Pancasila, dan sebagainya itu masih dimonitor. Andai kata masih ada salah satu yang belum terpenuhi, namun sudah terkurangi paham radikalisasinya, sehingga masih tetap membutuhkan pembinaan atau monitoring," katanya.
Berdasarkan data dari BNPT, Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin berdiri pada tanggal 10 Maret 1972. Ponpes tersebut didirikan oleh Ustadz Abdullah Sungkar, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, Ustadz Abdullah Baraja’, Ustadz Yoyok Rosywadi, Ustadz H. Abdul Qohar Daeng Matase dan Ustadz Hasan Basri.
Baca juga: 4 Pesan Mendagri di Wilayah Perbatasan Indonesia
Pesantren Ngruki dicitrakan sebagai pesantren radikal, karena dihubungkan dengan sikap para pendiri pesantren tersebut, seperti Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir.
Kedua tokoh tersebut dianggap berseberangan dengan negara seperti ketidakmauan mengikuti upacara bendera, tidak mau menghormat bendera dan penolakan terhadap Pancasila.
Selama perjalanannya pemimpin pesantren terkena kasus politik pada 1979. Lalu, pesantren ditinggalkan pendirinya mengungsi ke Malaysia pada 1984.
Setelah itu terjadinya eksodus besar-besaran ustadz dan santri Nguki pada 1995. Lalu, terjadi peristiwa Bom Bali yang dikaitkan dengan Pesantren Ngruki pada 2002. Selanjutnya, masa integrasi dan perubahan managemen dan upaya moderanisasi pesantren pada 2006-2016.
Pada fase pelarian ke Malaysia 1984, Sungkar dan Ba’asyir membentuk gerakan islamis, Jama’ah Islamiyah (JI) yang bertujuan mendirikan negara Islam di Asia Tenggara. Pada saat yang bersamaan, Ba’asyir memfasilitasi beberapa orang dari Indonesia dan Malaysia ke Afganistan untuk melawan Soviet dan mendapatkan pelatihan militer.
Hingga pertengaan 1990-an, banyak anggota JI yang berlatih di Afganistan dan membentuk jaringan global dengan Al-Qaeda.
Kemudian pada tahun 1999, setelah kembali ke Indonesia Ba’asyir terlibat dalam berdirinya Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) yang bertujuan menegakkan Syariat Islam di Indonesia. Ba’asyir diangkat sebagai amir MMI pada tahun 2002. Pada kongres ketiga 2008 Ba’asyir menyatakan keluar dari MMI dan mendirikan JAT.
Bom Bali yang salah satu pelakunya dikaitkan dengan alumni Pesantren Ngruki menjadi warna tersendiri di tengah upaya para pengelola yang ingin menjadikan lembaga pendidikan Pesantren Ngruki menjadi lembaga pendidikan yang lebih modern.
Secara pemikiran Pesantren Ngruki ingin memgembangkan Pendidikan Islam yang menitikberatkan pada pemurnian ajaran Islam nonmahazb dengan corak salafi untuk menerapkan Islam yang kaffah.(OL-4)
EKS narapidana teroris (napiter) Ustad Abu Bakar Ba'asyir berharap paslon jagoannya menang dalam Pilpres 2024.
HUBUNGAN Sekjen PBNU Saifullah Yusuf dengan Timnas AMIN memanas, menyusul pernyataan Gus Ipul agar Warga Nahdliyin tidak memilih Capres yang didukung Abu Bakar Ba'asyir.
Pendiri sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki Sukoharjo, Abu Bakar Baasyir, juga terlihat mengikuti prosesi upacara pengibaran bendera dari awal hingga akhir.
"Laksana seorang ibu, yang sudah memberikan jasa tak terhingga, maka sudah jadi tanggung jawab saya untuk menjaga dengan mengorbankan jiwa dan raga untuk NKRI. Apapun risikonya,"
Silaturahim Deputi I beserta jajaran ini disambut hangat oleh pendiri Ponpes Al Mukmin Ustaz Abu Bakar Baasyir, Ketua Yayasan Ustaz Farid Maruf, Pimpinan Ponpes Ustaz Yahya Abdurahman.
MANTAN amir Jamaah Islamiyah (JI) Abu Bakar Ba’asyir menyatakan diri telah menerima Pancasila. Hal itu ia sampaikan melalui video yang viral beberapa waktu lalu.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) berupaya mencegah penyebaran paham radikal terorisme di kalangan mahasiswa.
Perpanjangan Operasi Madago Raya merupakan upaya Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Sulteng.
FILSUF sekaligus rohaniwan Franz Magnis Suseno menyampaikan bahwa sesungguhnya Indonesia berhasil dalam konteks reformasi, seperti menyatukan keragaman dan berbagai pandangan yang ada.
Berdasar World Happiness Index, negara yang indeks kebahagiaannya tinggi pada umumnya justru level beragama masyarakatnya rendah.
POLISI Malaysia telah menangkap tujuh dari 20 orang yang diyakini sebagai anggota kelompok Jemaah Islamiyah (JI).
Penguatan pencegahan menjadi penting bila berkaca pada dinamika perkembangan radikalisme terkini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved