Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Panglima TNI Izinkan Keturunan PKI Jadi Tentara, Pengamat: Terlalu Sensitif

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
31/3/2022 19:29
Panglima TNI Izinkan Keturunan PKI Jadi Tentara, Pengamat: Terlalu Sensitif
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR.(MI/Moh Irfan)

PANGLIMA TNI Jenderal Andika Perkasa mengizinkan keturunan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk mengikuti seleksi prajurit TNI.

Hal itu diungkapkan Andika seusai mengeluarkan sejumlah aturan baru terkait seleksi penerimaan calon prajurit TNI pada Rabu (30/1) kemarin.

Menanggapi hal itu, Peneliti Pusat Politik BRIN Firman Noor menilai pernyataan Andika terlalu sensitif bagi sebagian masyarakat Indonesia. Seharusnya, kebijakan mengizinkan keturunan PKI menjadi tentara, tak perlu diangkat ke publik.

Baca juga: Keturunan PKI tidak Bisa Ikut Seleksi Prajurit TNI, Panglima: Dasar Hukumnya Apa?

"Saya bisa memahami human kindness dari Andika. Tapi baiknya mungkin suatu saat nanti, saat warga kita matang, sudah secara umum bisa melupakan (kejadian PKI) itu," ujar Firman kepada Media Indonesia, Kamis (31/3).

"Seharusnya hal-hal seperti ini di-keep saja. Untuk membuat situasi dan kondisi kondusif," imbuhnya.

Baca juga: Ini Isi Tap MPRS tentang Pembubaran PKI

Menurutnya, situasi sekarang belum kondusif, sehingga pernyataan Andika menambah kegerahan kondisi politik. "Sama seperti (isu) LGBT, itu memang satu statement yang oke untuk negara sudah mapan. Tapi, Indonesia mengalami masa pahit dengan komunisme," pungkas Firman.

Lebih lanjut, Firman berpendapat watak komunis biasanya ketika ada kesempatan akan membangun suatu basis atau perkumpulan, yang bisa saja berdampak negatif bagi negeri.

"Maksud Panglima saya bisa mengerti. Tapi timing-nya tidak pas," ucapnya.(OL-11)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya