Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Renungan Megawati, SBY, hingga JK di Momen Peringatan Kemerdekaan ke-76

Dhika Kusuma Winata
17/8/2021 20:50
Renungan Megawati, SBY, hingga JK di Momen Peringatan Kemerdekaan ke-76
Presiden Joko Widodo bersama Wapres Ma'ruf AMin dan Anggota Kabinet mengikuti upcara detik-detik proklamasi(Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden)

PARA Presiden dan Wakil Presiden Indonesia terdahulu menyampaikan pesan kebangsaan dalam peringatan Hari Kemerdekaan ke-76 RI yang digelar Selasa (17/8). Mereka menyampaikan pemikiran sekaligus renungan bagi bangsa ini agar bisa tangguh menghadapi pandemi dan keluar sebagai bangsa maju di 100 tahun usia kemerdekaan kelak.

Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri mengingatkan pentingnya Jas Merah atau jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Istilah itu berasal dari proklamator Bung Karno. Megawati berpesan kepada semua khususnya generasi muda agar memaknai hari kemerdekaan sebagai cita-cita bangsa ke depan.

"Kemerdekaan itu memang bukan hanya seremonial saja tapi harus didalami di dalam sebuah cita-cita ke depan bahwa begitu besar pengorbanan kita. Karena apa, arti merdeka itu sebetulnya karena kita ingin mandiri," ucap Megawati.

Megawati mengajak pemuda-pemudi Indonesia menatap masa depan dengan penuh gagah berani dan pintar. Ia menyatakan hal itu menjadi keharusan agar bangsa ini bisa membangun negeri secara mandiri atau berdikari. Ia menyampaikan kekayaan negeri yang belum terkelola untuk menghasilkan sesuatu perlu terus diupayakan agar bangsa ini berdikari.

"Kita jangan terlena. Kita baru berumur 76 tahun. Kita inginnya kalau bisa ribuan tahun berdiri. Itu makna yang ingin saya sampaikan dalam rangka 76 tahun kemerdekaan kita," ucapnya.

Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan bicara mengenai kemerdekaan, semua mesti bersyukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa dan berterima kasih kepada para pendiri republik dan semua yang telah mengisi kemerdekaan dari generasi ke generasi. SBY berpesan semua perlu terus melihat ke depan agar negara ini makin maju, makin rukun, makin damai, makin adil, dan makin sejahtera.

"Untuk mencapai masa depan yang gemilang seperti itu tidak ada jalan pintas dan tidak ada pula resep yang ajaib. Kita mesti memiliki visi dan pikiran cerdas serta mau bekerja keras tanpa lelah. Tak ada jalan yang lunak untuk mencapai cita-cita yang besar," ujarnya.

Situasi pandemi saat ini, menurut SBY, menjadi tantangan dan ujian sejarah. SBY menyebut pemerintah telah berupaya dengan gigih untuk mengatasi krisis namun kerja untuk menanganinya belum selesai. SBY berpesan pemerintah dan masyarakat masih harus melanjutkan upayanya.

SBY mengajak agar rakyat patuh dan menjalankan kebijakan pemerintah kemudian pemerintah mendengarkan suara dan memenuhi harapan-harapan rakyat. SBY meyakini badai yang tengah dialami bangsa ini pasti akan berlalu.

"Sebagai manusia dan bangsa yang beriman kita harus yakin bahwa badai akan berlalu. Insyaalllah, mari kita bergandengan tangan untuk mengatasi permasalahan dewasa ini menuju Indonesia yang makin baik dan makin maju di masa depan," tuturnya.

Baca juga : Kala Jokowi Sapa Masyarakat Merauke dan Poso di Sela Upacara HUT RI

Mantan Wapres Try Sutrisno juga turut menyampaikan pesannya. Try Sutrisno mengingatkan kemerdekaan diperoleh berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa disertai perjuangan pergerakan dengan pengorbanan yang berat. Menghadapi situasi sekarang ini, ia mengajak semua pihak menanggulangi bersama pandemi covid-19.

"Marilah kita tanggulangi bersama pandemi covid-19 untuk kepentingan kesehatan kita semua karena pandemi covid-19 merupakan tanggung jawab kebangsaan," ucapnya.

Mantan Wapres Hamzah Haz mengingatkan pentingnya ideologi dan falsafah bangsa yakni Pancasila. Ia menuturkan Pancasila pada hakekatnya terdapat dua pokok, pertama yakni sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa dan empat sila lainnya merupakan perjuangan untuk mensejahterakan rakyat.

"Untuk itu maka sebenarnya bangsa Indonesia harus menunjukkan identitasnya. Identitas sebagai bangsa yang beragama. Kalau itu dijalankan saya kira kita akan mampu menghadapi semua persoalan-persoalan bangsa kita, tapi juga jangan sampai takabur," katanya.

Sementara itu, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyampaikan keprihatinannya atas kondisi wabah yang melanda negeri ini. Meski begitu, JK yakin bangsa ini bisa tetap teguh dan utuh dalam menghadalinya. JK berpesan agar generasi muda bisa dapat bersama-sama mengatasi masalah-masalah dan membawa negara ini leboh baik di pada momentum 100 tahun kemerdekaan 2045 kelak.

"Kita juga prihatin, kita juga tentunya yakin akan upaya sehingga kita dapat keluar dari masalah-masalah sehingga kita dapat membawa negeri ini nanti ke-100 tahun yang jauh lebih baik," kata JK.

Mantan Wapres Boediono menyampaikan pentingnya penerapan teknologi baru di berbagai bidang kehidupan lantaran disrupsi besar yang disebabkan pandemi covid-19. Boediono menyebutkan penggunaan teknologi informasi dan digitalisasi merupakan keniscayaan bagi semua negara.

Menurutnya, perlu adanya suatu strategi nasional yang mencakup pedoman umum bagi pemerintah, bisnis, dan masyarakat umum.

"Tapi mengenai risiko sangat penting untuk kita perhatikan. Jadi sekarang ini dalam masa era digitalisasi itu negara bisa kehilangan kedaulatannya tanpa harus diserang dalam militer tapi diserang secara digital," ucapnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya