Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KOMISI untuk Orang Hilang dan Korban Tindakan Kekerasan (KontraS) melakukan investigasi terhadap meninggalnya beberapa orang saat aksi unjuk rasa pada 23-30 September 2019 di beberapa kota. Hasil investigasi tersebut menemui kejanggalan terhadap meninggalnya Akbar Alamsyah, salah satu korban di Jakarta.
Kepala Biro Penelitian, Pemantauan, dan Dokumentasi KontraS Rivanlee Anandar menyebut kejanggalan pertama adalah soal informasi yang terus bertentangan antara pihak kepolisian dan Rumah Sakit Pelni sehingga menyulitkan pihak keluarga untuk bertemu dengan Akbar.
Sebelumnya Akbar dinyatakan hilang sejak dini hari tanggal 26 September 2019 karena terpisah dengan rekan-rekannya saat mengikuti aksi unjuk rasa. Berdasarkan informasi tetangga, Akbar dikabarkan berada di Polres Jakarta Barat. Saat disambangi, Rivanlee menyebut salah satu petugas di sana memberitahu kakak Akbar bahwa ia tidak bisa ditemui.
Lalu muncul informasi dari tetangga Akbar yang mengatakan bahwa Akbar berada di Rumah Sakit Pelni.
"Dan ternyata benar Akbar sejak tanggal 26 malam dini hari sudah ada di RS Pelni dan dinamai Mr. X karena tidak ada identitasnya," terang Rivalnee di kantor KontraS, Senin (14/10).
Baca juga: Akbar, Korban Demonstrasi di DPR Meninggal Saati Dirawat di RSPAD
Namun, pihak keluarga kembali tidak dapat bertemu dengan Akbar karena ia sudah dirujuk ke RS Polri, Kramat Jati lantaran terdapat luka berat di kepala Akbar sehingga membutuhkan perawatan khusus.
Saat di RS Polri, lanjut Rivalnee, pihak keluarga mendapat kesulitan untuk menjenguk Akbar. "Karena berada di ruang ICU, sampai-sampai keluarga korban harus dijaga ketat oleh kepolisian untuk bertemu dengan Akbar."
Penjagaan ketat pihak kepolisian terus berlangsung sampai Akbar dipindah ke RSPAD Gatot Soebroto untuk perawatan yang lebih intensif dan pada akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
Kejanggalan kedua adalah kondisi fisik Akbar. Saat keluarga menemui Akbar di RS Polri, wajah dan kepala Akbar sudah lebam-lebam dan memar. Berdasarkan keterangan dari keluarga, kepala Akbar mengalami pembesaran. Pihak keluarga juga tidak mengetahui penyebabnya.
Terakhir adalah ihwal keluarnya surat penetapan tersangka tanggal 26 September terhadap Akbar yang baru diterima keluarga pada 1 Oktober. Belakangan, surat tersebut akhirnya ditarik oleh pihak kepolisian dengan alasan terdapat kesalahan nama.
"Terkait dengan kejanggalan-kejanggalan pada kasus kematian Akbar ini, kami masih berusaha mengumpulkan informsi-informasi yang akurat terkait apa yang sebenarnya terjadi," pungkas Rivalnee.(OL-4)
RATUSAN mahasiswa IAIN Kudus, Jawa Tengah, Kamis sore (1/8), lakukan aksi demo menuntut transparansi penentuan grade serta kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa.
Ribuan orang turun ke jalan menolak klaim kemenangan Presiden Nicolás Maduro, yang dianggap curang oleh oposisi.
Di Venezuela, pasukan keamanan telah menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan ribuan pengunjuk rasa di Caracas yang memprotes hasil pemilihan yang diperdebatkan.
PP Muhammadiyah mengadakan konsolidasi nasional di kampus Universitas 'Aisyiyah. Acara ini membahas berbagai topik penting, termasuk izin pengelolaan tambang.
Menteri Negara Bangladesh untuk Informasi dan Penyiaran, Mohammad Arafat, membela penanganan pemerintah terhadap protes massal, meskipun para ahli PBB serukan investigasi.
Demonstran pro-Palestina melakukan protes terhadap kunjungan PM Israel Benjamin Netanyahu dengan membakar bendera AS dan memasang bendera Palestina di tiang bendera.
Pada Kamis (18/7) malam, ribuan demonstran menyerbu stasiun televisi milik negara, BTV, merusak furnitur, menghancurkan jendela, dan membakar sebagian bangunan.
AKSI tawuran terjadi melibatkan dua kelompok jemaat gereja di Cawang, Jakarta Timur. Pihak kepolisian sudah turun tangan menyelidiki peristiwa yang terjadi.
Konser tersebut berlangsung ricuh hingga terjadi pengrusakan dan pembakaran pada alat sound system dan pentas, lantaran penonton kecewa konser dihentikan secara sepihak.
Pasca-kerusuhan mematikan, Presiden Prancis Emmanuel Macron akan melakukan kunjungan ke Kaledonia Baru, diiringi serangkaian menteri, dalam upaya menangani politik yang memburuk.
Pemerintah Tiongkok sudah mengevakuasi 51 warga negaranya dari Haiti setelah situasi keamanan di negara itu terus memburuk.
Pemberontakan di sebuah penjara di Ekuador mengakibatkan dua tahanan tewas dan empat lainnya terluka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved