Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Bangladesh Tetapkan Status Siaga Tinggi Usai Demonstrasi Berujung Rusuh

Basuki Eka Purnama
19/7/2024 06:08
Bangladesh Tetapkan Status Siaga Tinggi Usai Demonstrasi Berujung Rusuh
Demonstran bentrok dengan polisi di Dhaka, Bangladesh(AFP/MUNIR UZ ZAMAN)

PEMERINTAH Bangladesh menetapkan status siaga tinggi untuk seluruh wilayah negara itu usai bentrokan antara mahasiswa dan polisi berlanjut.

Ibu kota Bangladesh, Dhaka, berada dalam kondisi internet padam total begitu juga dengan sambungan telepon.

Pada Kamis (18/7) malam, ribuan demonstran menyerbu stasiun televisi milik negara, BTV, merusak furnitur, menghancurkan jendela, dan membakar sebagian bangunan.

Baca juga : Sekolah dan Universitas di Bangladesh Ditutup Setelah Protes Kuota Pekerjaan Memakan Korban Jiwa

Kementerian Informasi Bangladesh mengungkapkan siaran televisi itu dihentikan dan mayoritas karyawannya telah meninggalkan lokasi.

Sebelumnya, lewat unggahan di akun resmi mereka, BTV mengatakan masih banyak karyawan mereka yang terjebak dan meminta bantuan dari pemadam kebakaran untuk memadamkan api.

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina muncul dalam siaran televisi itu pada Rabu (17/6) malam meminta warga untuk tetap tenang setelah aksi demonstrasi selama beberapa hari menyebabkan sedikitnya 19 orang tewas dan ratusan lain terluka.

Baca juga : Penusukan di Sekolah Picu Kerusuhan di Dublin

Mahasiswa Bangladesh menggelar demonstrasi menuntut perubahan sistem yang memberikan sepertiga pekerjaan di pemerintahan kepdaa kerabat dari veteran perang kemerdekaan Bangladesh saat memisahkan diri dari Pakistan pada 1971.

Para mahasiswa menuding sistem itu diskriminatif dan meminta proses rekrutmen dilakukan berdasarkan merit.

Pemerintah berusaha meredam aksi demonstrasi itu dan pada Kamis (18/7) mematikan sambungan internet untuk memperlambat pergerakan mahasiswa.

Baca juga : Macron Usulkan Sanksi bagi Orangtua Pelaku Kerusuhan

Namun, hari itu malahan menjadi hari paling berdarah dalam rangkaian demonstrasi mahasiswa.  

Sheikh Hasina mengecam tewasnya demonstran dengan menyebut kematian mereka adalah pembunuhan. Dia menawarkan dialog dengan mahasiswa yang dengan tegas ditolak.

"Pemerintah telah membunuh banyak rekan kami sehingga kami menolak berdialog dengan mereka," ujar Nahid Iqgal, salah satu pemimpin demonstrasi mahasiswa.

Demonstran lainnya, Aleem Khan mengatakan, "Perdana menteri meminta demonstrasi diakhiri di satu sisi sementara di sisi lainnya menyerang mahasiswa lewat polisi." (bbc/Z-1)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya