Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Mahasiswa Diminta Jadikan JR jadi Arena Perjuangan Lanjutan

Tri Subarkah
26/9/2019 20:37
Mahasiswa Diminta Jadikan JR jadi Arena Perjuangan Lanjutan
Mahasiswa melakukan unjuk rasa untuk memprotes pengesahan revisi UU KPK dan pembahasan RUU KUHP, Selasa (24/9)(MI/Akhmad Mustain)

MARAKNYA aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa di berbagai kota, menjadi celah bagi kelompok tertentu untuk menyusup dan melakukan provokasi hingga menimbulkan kericuhan. Hal tersebut menjadi perhatian anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), William A. Sarana.

Menurut William, aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh justru membunuh gerakan mahasiswa itu sendiri.

"Ricuh nya itu yang akan diamplifikasi lawan untuk membunuh gerakan mahasiswa itu sendiri. Padahal ricuh itu mungkin bukan dari mahasiswa. Ketika sudah menjadi massa seperti itu, sudah tidak ada indentitas pribadi (anonim) sehingga banyak individu yang berani anarkis karena rasa tanggung jawab jadi hilang. Sangat sulit melakukan pembuktian siapa yang salah kalau sudah rame dan kacau seperti itu," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (26/9).

Ia mengingatkan bahwa selain melalui aksi unjuk rasa, mahasiswa dapat menyampaikan aspirasinya melalui "senjata lain", yakni uji materil di Mahkamah Konstitusi dan Makhkamah Agung.

"Saya pernah uji materil di MA dan saya menang. Saya mengubah kebijakan satu Jakarta hanya bermodal argumentasi hukum. Pada saat itu saya bukan Anggota DPRD. Saya cuman mahasiswa. Saya ga ada power sama sekali," lanjutnya.

William juga menambahkan bahwa dalam desain ibu kota yang baru, perlu dibangun alun-alun yang besar di depan gedung DPR, Presiden, MA, dan MK. Hal tersebut ditujukan agar para pengunjuk rasa memiliki ruang gerak yang cukup lebar untuk menyatakan pendapat sehingga tidak berakhir ricuh.

"Bahkan mereka bisa bermalam berhari-hari di sana," tandasnya.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya