Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KOMPETISI Pemilihan Umum telah menciptakan ruang perbedaan dan perselisihan di antara kontestan baik di dunia nyata, maupun dunia maya, terutama media sosial. Pemilu telah selesai. Kini saatnya melakukan rekonsiliasi kebangsaan dengan menghapus segala perbedaan dan perselisihan tersebut.
"Kita harus kembali merajut persatuan dengan melakukan rekonsiliasi kebangsaan. Kita harus move on dan menatap Indonesia yang lebih baik ke depan.
Akhirilah politik identitas, akhirilah pilihan diksi yang membuat posisi orang lain tidak nyaman, akhirilah memvonis orang lain seperti menuduh berbuat curang. Sudahlah kita tinggalkan saja segala bentuk hoaks, hate speech, dan lain-lain," ujar Direktur Eksekutif Emrus Corner, Dr Emrus Sihombing, di Jakarta, Selasa (2/7).
Emrus menilai, selama kampanye Pemilu kemarin, ada semacam komunikasi politik yang kadang memunculkan pilihan diksi yang tidak edukatif di tengah masyarakat. Bahkan, ada lontaran-lontaran yang membuat pihak tertentu tidak nyaman dengan pesan tersebut.
Hal itu jelas tidak sesuai dengan nilai sila Pancasila yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
"Saya garisbawahi kata beradab. Komunikasi politik juga harus beradab jadi semua aktivitas kehidupan kita harus beradab, ekonomi beradab, politik beradab, komunikasi politik juga beradab, lontaran pesan yang disampaikan juga harus pilihan diksi yang beradab, karena itu landasan Pancasila," tuturnya.
Untuk itu, pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan ini mengajak seluruh bangsa untuk kembali ke alam realitas dengan kembali berkontribusi membangun bangsa dan negara sebagaimana dituangkan dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu memajukan kesejahteraan umum, kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, masyarakat juga tidak lagi memperbincangkan perbedaan atas dasar agama, suku, atau apapun yang sifatnya mempertajam perpecahan. Tetapi memperbincangkan tentang program atau segala perbaikan program pembangunan juga mengkritisi hal-hal yang dinilai dari melenceng dari komitmen kebangsaan.
"Sekarang kita bersyukur sudah ada presiden dan wakil presiden terpilih, 2019-2024. Biarlah presiden terpilih menyusun kabinet dan programnya untuk mewujudkan janji-janjinya di masa kampanye. Dan mari kita dukung dengan memberikan masukan dan kritik dan sifatnya konstruktif," imbuhnya.
Baca juga: Gerindra Tuntut Rekonsiliasi Untungkan Prabowo
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk bijak dalam menyikapi keriuhan medsos. Ia melihat medsos seakan kebablasan. Pasalnya banyak pesan di medsos yang isinya hoaks, ujaran kebencian, dan pesan yang tidak memiliki rasa tanggung jawab.
Dalam pengamatannya, Emrus mengungkapkan bahwa beberapa pesan medsos dikendalikan oleh seseorang atau pun komputer. Jadi seolah-oleh medsos satu dan yang lain saling berseberangan, saling mengkritik, saling menjatuhkan, padahal yang mengendalikan satu orang atau satu kekuatan politik tertentu dan seolah-olah mereka berhadapan-hadapan satu dengan yang lain.
"Yang dibutuhkan sekarang adalah kecerdasan masyarakat terhadap medsos, sehingga tidak mudah tergiring dan percaya begitu saja," tukasnya.
Untuk menyikapi keliaran medsos ini, Emrus menyarankan agar masyarakat tidak menanggapi bila ada pesan atau konten medsos yang tidak beradab. Kedua, perlu dipikirkan bersama ke depan dibuat Perppu agar nanti ada undang-undang medsos, di mana setiap pemilik medsos harus dimulai dengan mendaftarkan KTP sehingga segala bentuk pesan dan konten yang dibuat bisa teridentifikasi.
Menurutnya, langkah itu bukan bagian dari membatasi kebebasan berpendapat, tetapi untuk mempermudah mengidentifikasi pembuat konten. Pasalnya, ruang publik itu bukan hanya milik pegiat medsos, tetapi milik bersama.
"Semua harus bertanggung jawab sehingga masyarakat harus didik segala perilakukanya, termasuk perilaku komunikasi. Jadi tidak boleh sekehendak melontarkan pesan di medsos karena kita bersinggungan dengan manusia lain dan semua orang bisa mengakses. Kalau ingin bebas sendiri, teriak saja di ruang pribadi," tandasnya. (OL-9)
Bagi Mahfud, batalnya memakai kemeja putih tersebut lima tahun lalu menyimpan pesan tersendiri.
KPID Sulawesi Selatan mengaku belum bisa menindak caleg dan parpol yang mulai mencuri start pada Pemilu 2024.
PENDUKUNG Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kini berbalik mendukung calon presiden (capres) Prabowo Subianto jelang Pilpres 2024.
Beberapa upaya dari KPU untuk mencegah terjadinya kembali korban jiwa dari petugas KPPS.
"Mas Ganjar kan enggak nyapres, enggak nyapres beliau," kata Immanuel di Jakarta, Minggu.
BAWASLU RI menyatakan sebanyak 81 persen penanganan pelanggaran masih lahir dari temuan jajaran pengawas pemilu,sisanya dari laporan masyarakat.
Berikut merupakan berbagai contoh kata-kata undangan pernikahan.
Lebih parahnya, uang dalam rekening di M-Banking kalian akan ludes ditarik pelaku. Selain itu, ada juga modus penipuan dengan cara menggunakan aplikasi AI.
Polda Sumbar menangkap dua orang yang diduga meng-endorse atau mempromosikan situs judi online di sosial medianya (medsos).
PUPUK bersubsidi di kabupaten Sragen, Jawa Tengah terus memunculkan permasalahan pada musim tanam (MT) II yang saat ini sedang digelar di lahan sawah seluas 39 ribu hektar.
Kejelian dalam memilih tema, kreativitas, dan konsistensi menjadi andalan DJ Luna dalam menyajikan konten-konten di akun medsosnya.
Platform media sosial (medsos) diminta menghentikan penetrasi iklan produk-produk perjudian daring
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved