Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Demokrat: Kivlan Kerap Bermain Api dan SARA

Rahmatul Fajri
10/5/2019 15:14
Demokrat: Kivlan Kerap Bermain Api dan SARA
Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief(MI/Bary Fathahilah)

WAKIL Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief mengatakan Mayjen (purn) Kivlan Zen sebagai pihak yang kerap bermain api dengan membenturkan rakyat atas nama agama dan SARA.

Andi pun mengaku Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selalu menghalangi niat buruk Kivlan. Sehingga, Kivlan menganggap SBY sebagai musuh besar.

"SBY dianggap musuh besar karena penghalang ambisi kotor Kivlan Zen dan komplotannya yang kerap bermain api membenturkan rakyat dengan atas nama agama dan SARA," cicit Andi Arief di akun twitternya @AndiArief_, Jumat (10/5).

"Dari mulai konflik Ambon, Poso, Sampit, dll. Kivlan tak pernah membela Islam," cicitnya lagi.

Baca juga: Demokrat Cerita Soal Julukan Kivlan Mayjen Kunyuk

Sebelumnya, Kivlan Zen menuding Partai Demokrat sebagai pembajak di koalisi Prabowo-Sandi. Kivlan juga menuding SBY dan Demokrat tidak ingin Prabowo menjadi Presiden.

"Masa kita dibilang setan gundul. Orang Demokrat nggak jelas kelaminnya, SBY nggak jelas kelaminnya, dia mau mencopot Prabowo supaya jangan jadi calon presiden dengan gayanya segala macam," tutur Kivlan.

Kivlan mengaku tahu persis SBY yang merupakan junioranya. Ia menilai SBY licik dan ingin berkuasa secara tunggal.

"Saya tahu sifatnya, mereka ini saling bersaing antara Prabowo dan SBY. Dia tak ingin ada jenderal lain yang jadi presiden, dia ingin dirinya sendiri dan dia orangnya licik. Sampaikan saja bahwa SBY licik. Dia junior saya, saya yang mendidik dia, saya tau dia orangnya licik, dia mendukung 01 waktu menang di tahun 2014," pungkas Kivlan.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya