Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
LINGKARAN Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis temuan hasil hitung cepat pada Pilpres 2019. Berdasarkan data yang masuk sebanyak 100%, LSI menyimpulkan Jokowi-Ma'ruf Amin unggul di 21 provinsi. Sedangkan, Prabowo Subianto-Sandiga Uno unggul di 13 provinsi.
Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa merinci Jokowi-Ma'ruf Amin unggul di Bali, DIY, DKI, Gorontalo, Jawa tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Lampung, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Sumatra Utara.
Sementara itu, Prabowo-Sandi unggul di Aceh, Banten, Bengkulu, Jambi, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Maluku Utara, NTB, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sumatra Barat dan Sumatra Selatan.
Ardian mengatakan, dalam temuannya kali ini, ada pergeseran suara di beberapa wilayah dibandingkan pada Pilpres 2014.
"Ada empat provinsi pada pilpres 2014 dimenangi oleh Jokowi kini dimenangi oleh Prabowo-Sandi, yakni Bengkulu, Jambi, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara," kata Ardian saat konferensi pers di Gedung LSI Denny JA, Jakarta Timur, Kamis (2/5).
Baca juga: Quick Count LSI Denny JA 100%, Jokowi Menang 2 Digit atas Prabowo
Sementara itu, terdapat satu provinsi yang dulu dimenangkan Prabowo, kini dimenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin, yakni provinsi Gorontalo. Sedangkan di wilayah lain, lanjut Ardian, cenderung tidak terjadi perubahan yang signifikan.
Ardian mengatakan kedua kubu mencoba menggeser atau mengambil alih dukungan di beberapa wilayah. Misalnya, Prabowo-Sandi mencoba memecah suara Jokowi-Ma'ruf Amin di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun, hasilnya, Jokowi masih unggul telak.
Sedangkan, di wilayah Gorontalo yang sebelumnya dimenangkan oleh Prabowo-Sandi, mungkin dicoba digarap oleh Jokowi-Ma’ruf Amin. Hasilnya, terlihat adanya pergeseran dukungan.
"Tentu kedua kubu ingin mengubah peta kekuatan, tapi saya kira di Gorontalo mungkin Jokowi-Ma'ruf Amin tidak terlalu banyak gembar gembor ya atau informasi soal ingin masuk ke basis lawan," imbuhnya.
Meski demikian, ia mengatakan kedua kubu tentu telah memiliki hitungan masing-masing dalam mencoba menggarap dukungan di beberapa wilayah. Kedua kubu disebut memiliki wilayah prioritas dan wilayah yang dianggap tidak menguntungkan secara elektoral.
"Dua kandidat tentunya ingin menang, tapi liat prioritas, dengan kalah di satu daerah tapi kemudian menargetkan mampu menang besar di daerah lain. Akhirnya tetap menang. Jadi, ini lebih ke targeting," tuturnya.
Berdasarkan temuan ini, Ardian menyebut masih bisa terjadi pergeseran suara. Ia mengatakan dalam quick count kali ini margin errornya hingga 1%. Maka dari itu, ia meminta semua pihak menunggu hasil resmi KPU.
"Kita lihat margin of errornya, karena bedasarkan stastik bisa naik dan turun, pemenangnya sendiri bisa tertukar. Nanti kita sama-sama cocokan hasil dari KPU," pungkasnya.
Seperti diketahui, quick count ini menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah sampel 2000 TPS. Sampel TPS dipilih secara proporsional berdasarkan provinsi di Indonesia.(OL-5)
Bagi Mahfud, batalnya memakai kemeja putih tersebut lima tahun lalu menyimpan pesan tersendiri.
KPID Sulawesi Selatan mengaku belum bisa menindak caleg dan parpol yang mulai mencuri start pada Pemilu 2024.
PENDUKUNG Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kini berbalik mendukung calon presiden (capres) Prabowo Subianto jelang Pilpres 2024.
Beberapa upaya dari KPU untuk mencegah terjadinya kembali korban jiwa dari petugas KPPS.
"Mas Ganjar kan enggak nyapres, enggak nyapres beliau," kata Immanuel di Jakarta, Minggu.
BAWASLU RI menyatakan sebanyak 81 persen penanganan pelanggaran masih lahir dari temuan jajaran pengawas pemilu,sisanya dari laporan masyarakat.
PSI jadi perhatian dinilai identik dengan Presiden Joko Widodo.
WAKIL Ketua Komisi III Ahmad Sahroni mempertanyakan lonjakan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang ramai dibicarakan saat ini.
Per Senin (4/3) suara PSI masih berada pada angka 3,13% atau di bawah ambang batas parlemen, yakni 4%.
Fenomena melonjaknya suara PSI dalam hitungan pileg pada Sirekap KPU sangat tidak wajar karena bertolak belakang dengan hasil quick count.
INDONESIA baru saja melaksanakan pemilu yang menentukan nasib demokrasi.
Sosialisasi real count KPU dinilai kurang sehingga masyarakat lebih populer dengan quick count
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved