Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Rumah adat Kalimantan Barat terdiri dari beberapa jenis menyesuaikan dengan suku yang menempati kawasan tersebut. Masing-masing bangunan sarat akan makna kehidupan. Hal itulah yang membuat rumah-rumah tradisional tersebut istimewa dan dilestarikan.
Ada pula yang masih digunakan masyarakat setempat sampai sekarang, hingga dimodifikasi menyesuaikan zaman. Penasaran apa saja rumah adat itu? Simak terus sampai akhir untuk mengetahuinya.
Perlu kamu ketahui, Kalimantan Barat itu terdiri dari banyak suku sehingga meninggalkan kekayaan adat dan budaya yang begitu melimpah. Salah satunya yaitu dalam bentuk rumah adat.
Baca juga : 10 Rumah Adat Jawa Barat dan Keunikannya
Nah, untuk mempelajari apa saja rumah adat dari Kalimantan Barat, mari mulai dari yang paling populer, yakni rumah panjang yang sudah dikenal sebagai salah satu ikon Kalimantan Barat.
Memiliki panjang rumah hingga ratusan meter menjadi ciri khas utama rumah adat Kalimantan Barat yang satu ini. Rumah radakng, begitulah suku Dayak Kanayatn menyebut rumah panjang tersebut.
Rumah adat warisan masyarakat asli Dayak Kanayatn ini memiliki panjang mencapai 300 meter dengan lebar 10 meter dan tinggi 7 meter. Selain luas, rumah ini punya banyak tangga yang disesuaikan dengan jumlah penghuni kamar.
Baca juga : Ini Macam-Macam Rumah Adat Papua
Ya, randakng merupakan tempat tinggal bersama. Umumnya, ada kurang lebih 50 keluarga yang tinggal di rumah ini. Masing-masing keluarga tersebut akan menempati kamar yang rata-rata ruang berukuran 6 x 6 meter. Dalam kamar tersebut hanya terdapat ruang berbincang (pene), sementara dapurnya (uakngmik) di luar digunakan bersama-sama penghuni lain.
Untuk bagian luar rumah dihiasi ukiran kayu menyerupai tameng perang dan patung burung, dengan atap pelana dari sirap.
2. Rumah Adat Panjae
Baca juga : Singkawang Pertahankan Predikat Kota dengan Indeks Toleransi Tertinggi
Rumah adat suku Dayak Iban ini juga memiliki ukuran yang sama-sama panjang, namun berbeda model dan fungsinya. Rumah ini banyak digunakan untuk berbagai aktivitas.
Adapun beberapa ruangan dalam rumah ini di antaranya yaitu ruang tanyok untuk menjemur padi dan pakaian, kaki lima untuk teras, ruai untuk ruang bersama melaksanakan upacara adat dan pertemuan, bilik untuk rumah tinggal, sadau untuk lumbung, dan sadau bugau untuk ruang penyimpanan kerajinan dan peralatan pertanian.
3. Rumah Adat Ramin Bantang Bengkayang
Baca juga : 10 Rumah Adat ini Jadi yang Terpopuler di Indonesia Loh
Ramin bantang berasal dari bahasa Dayak Bakati yang artinya rumah adat sebagai tempat tinggal. Ini merupakan rumah adat kebanggaan masyarakat Dayak di Kabupaten Bengkayang.
Bentuknya memanjang sama seperti rumah radakng, tetapi terbuat dari kayu ramin yang lebih kuat daripada dua rumah panjang sebelumnya yang terbuat dari kayu ulin. Jenis kayu ramin ini memiliki karakteristik tahan lebih lama terhadap serangga maupun pengaruh cuaca.
Sehingga cocok dibangun di pemukiman dekat hulu sungai, bahkan dapat mencegah risiko terkena banjir yang cukup tinggi. Tingginya rumah ini juga ditujukan untuk menghindari hewan buas yang mungkin berkeliaran di rumah mereka, mengingat dahulu hutan Kalimantan Barat masih sangat lebat.
Baca juga : 5 Rumah Adat Jawa Tengah yang Wajib Kamu Tau
4. Rumah Bentang Samalantan
Berikutnya, rumah panggung Kalimantan Barat yang terletak antara Bengkayang-Singkawang. Patung burung enggang dengan kekeramatannya menjadi ciri khas yang akan kamu temukan di rumah bentang samalantan.
Berbeda dengan rumah adat lainnya, pertemuan warga dilakukan di balai yang berada di seberangnya. Untuk tangganya juga berada di sisi kanan atau kiri, bukan depan.
Baca juga : Film Kuyang: Sekutu Iblis yang Selalu Mengintai akan Tayang Perdana 7 Maret
Di dalam bangunan tersebut, terdapat empat ruangan. Bagian tengah merupakan ruang keluarga dan bangunan lain mengitari rumah tengah. Di dalam rumah, kamu pun akan menemukan banyak hiasan motif dayak dari kayu. Sementara di luar, terdapat beberapa tiang penyangga dan patung kayu.
5. Rumah Pasah
Rumah pasah adalah rumah tradisional yang digunakan untuk menyimpan barang-barang kuno, termasuk jarahan pemburu barang-baranga antik.
Baca juga : 13 Rumah Adat Sumatera Barat (Sumbar) yang Wajib Kamu Ketahui
Meski tidak digunakan sebagai tempat tinggal, rumah pasah masih bisa kamu temukan dengan mudah di Kampung/Desa Boti, di mana keturunan suku Dayak Jawant tinggal.
Ini adalah sub-suku Dayak yang diakui pemerintah Kalimantan Barat.
6. Rumah Betang Pedagi
Baca juga : Murid SD di Padang Diwajibkan Berbahasa Minang Tiap Selasa
Beralih ke daerah kecamatan Tayan Hulu, kabupaten Sanggau, terdapat sebuah sub-suku Dayak Mali. Di sana ditemukan rumah betang pedagi untuk tempat ritual syukuran pada Sang Pencipta atas rezeki hasil panen padi yang diberikan.
Sejak zaman nenek moyang, pelaksanaan ritual syukuran ini sudah dilakukan turun temurun di rumah betang pedagi. Setelah selesai melaksanakan syukuran, masyarakat akan melanjutkan perayaan sendiri-sendiri di rumah dengan berbagai ritual lainnya.
7. Rumah Panca Puntu Mang Pihit
Baca juga : MudaBerdaya Gelar Program Bernalar Berdaya di SMAN 50 Jakarta
Di Desa Pengadang Kecamatan Sekayam, terdapat rumah adat Kalimantan Selatan yang merupakan peninggalan suku Dayak Paus bernama Panca Puntu Mang Pihit.
Rumahnya memanjang dan bertingkat dengan ketinggian hampir 8 meter. Disangga oleh tiang berdiameter 53 cm yang dicat berwarna hitam.
Lantai dasar untuk penyangga, lantai dua untuk ruang tempat penyimpanan peralatan upacara adat, lantai tiga dan empat untuk tempat menyimpan benda-benda peninggalan nenek moyang Dayak Paus.
Benda-benda tersebut salah satunya yaitu tengkorak manusia dari orang-orang sakti atau tokoh zaman dulu yang kalah dalam peperangan. Ada juga tanduk rusa, tombak, dan gong.
Baca juga : Polri Prioritaskan Pengawasan Distribusi Beras
8. Rumah Adat Balug
Rumah balug tak kalah populer karena bentuknya yang berbeda dari rumah adat Kalimantan Barat pada umumnya. Bentuknya bundar berdiameter 10 meter dan meninggi ke atas.
Tempat ini digunakan untuk upacara adat, menyelesaikan permasalahan yang terjadi di masyarakat, hingga menyimpan tengkorak kepala manusia yang merupakan peninggalan nenek moyang suku Dayak Bidayuh.
Baca juga : Bagaimana Bentuk Aksara Sunda? Simak Penjelasannya Mulai Sejarah hingga Jenisnya
Rumah adat balug ini sangat minim hiasan. Hanya terdapat papan kayu yang ditengahnya terdapat bulatan kecil untuk melambangkan pusat bumi. Meski demikian, bentuk rumah bundar yang besar dan dibangun ke atas sudah cukup menampilkan keunikannya.
9. Rumah Adat Melayu
Selain Dayak, suku Melayu ikut mendominasi wilayah Kalimantan Barat sejak lama dan meninggalkan rumah adat yang dilestarikan secara turun-temurun.
Baca juga : Menelusuri Makna Filosofis Aksara Jawa, Bukan Sekadar Bahasa Biasa!
Namanya rumah adat Melayu yang salah satunya bisa kamu temukan di Desa Mendalok, Kecamatan Sui Kunyit, Kabupaten Mempawah atau di perkampungan Budaya di Jalan Sutan Syahrir, Pontianak. Dahulu, rumah tersebut dipakai untuk pertemuan atau musyawarah warga.
Bentuknya berupa panggung dengan tiang yang tinggi disertai banyak jendela dan ventilasi yang membuatnya tidak panas meskipun sedang kemarau. Model atapnya dipengaruhi budaya Jawa, sementara lainnya terdapat hiasan khas Islami dan Melayu. Terutama pada atap, dinding dan bagian atas bangunan.
10. Rumah Tulou
Baca juga : Pemprov DKI Antisipasi Bencana Hidrometeorologi
Terakhir merupakan rumah adat Kalimantan Barat dari suku Hakka yang dahulu merupakan pendatang, menetap lalu berdagang hingga meninggalkan sejumlah budaya. Mulai dari kuliner, bahasa, tradisi hingga bangunannya.
Rumah tulou bukan merupakan rumah adat zaman dulu, melainkan baru dibangun untuk menonjolkan keberagaman suku di Kalimantan Barat. Meski begitu, bangunan dibuat semirip mungkin dengan aslinya, begitupun dengan penggunaan materialnya.
Sama dengan beberapa rumah betang dan rumah adat lainnya di Kalimantan Barat, tulou akan menjadi bangunan museum sebagai pusat pengetahuan dan edukasi, tetapi khusus budaya Tionghoa Hakka.
Baca juga : Dukung Ekonomi Kreatif, Mister Potato dan Kemenparekraf Kolaborasi
Rumah adat Kalimantan Barat sangat beragam. Menampilkan kekayaan budaya yang unik dan bermakna.
Semua rumah adat tadi bisa kamu temukan di Kalimantan Barat. Meski beberapa mungkin harus dicari hingga ke daerah asalnya.
Nah, setelah mengetahui informasi tadi, mana yang sangat ingin kamu kunjungi?
Pada Juli hingga September 2024, secara historis terjadi puncak Karhutla di Provinsi Kalbar dan umumnya di provinsi lain yang memiliki kerentanan terhadap Karhutla.
FATHIYA Nur Eka, gadis berusia 22 tahun, meninggal dunia akibat terpental mundur dari treadmill dan jatuh dari lantai 3 di salah satu tempat kebugaran (gym), Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Anggota Timwas Haji DPR RI, Syarief Abdullah Alkadrie, melakukan kunjungan ke pemondokan jemaah haji Indonesia asal Kalimantan Barat
Kebakaran hebat melanda sejumlah rumah toko (ruko) di kawasan Jalan Pasar Sambas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Senin (10/6).
Digitalisasi bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Provinsi Kalimantan Barat tengah dipercepat.
Tujuan dilaksanakan operasi gabungan ini untuk menemukan dan mencegah terjadinya pelanggaran keimigrasian serta meminimalisir potensi pelanggaran lainnya.
Sejak awal berdirinya, Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) selalu menjadi tempat favorit bagi para seniman di Solo Raya untuk mengekspresikan karya mereka.
Sang Kembang Bale adalah pertunjukan yang mengangkat kesenian Ronggeng Gunung dari Ciamis dan Pangandaran yang menawarkan nuansa spiritual bagi penontonnya.
Pementasan ini terinspirasi dari kesenian Ronggeng Gunung, seni klasik dari Jawa Barat.
Beberapa event yang bisa jadi pertimbangan untuk dikunjungi yakni Festival Lembah Baliem hingga Dieng Culture Festival
Kolaborasi ini tidak hanya bertujuan meningkatkan nilai estetika produk, tetapi juga membantu seniman lokal untuk lebih dikenal.
Kegiatan Residensi Pemajuan Kebudayaan 2024 merupakan pengembangan dari kegiatan Belajar Bersama Maestro, yang sebelumnya hanya melibatkan pelaku budaya di bidang kesenian saja.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved