Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ANGGAP saja pembaca kolom ini punya akun Instagram atau platform aplikasi media sosial lainnya. Tentu tidak semua. Paling tidak, sebagian besar umumnya pernah menggunakan peranti tersebut, entah Facebook, Instagram, Twitter, maupun Tiktok. Jika sering berselancar di dunia maya, kita mungkin pernah menemukan potongan-potongan video atau gambar yang disertai kalimat motivasi di dalam aplikasi-aplikasi tersebut. Baik tentang cinta, persahabatan, keagamaan, pola asuh anak, maupun hal lainnya terkait dengan kehidupan.
Potongan video singkat atau gambar yang disertai narasi indah tersebut kadang bisa dibagikan atau diduplikasi hingga puluhan ribu kali. Itu artinya ada yang mengapresiasi dan ‘tersentuh’ dengan konten tersebut. Tidak peduli siapa pembuatnya. Mau motivator kondang atau siapa pun, yang penting kualitas isinya. Bagi saya, fenomena itu bagus dan penting. Paling tidak hal-hal semacam itu bisa menjadi bahan refleksi atau kontemplasi. Apalagi di zaman ketergesaan seperti sekarang, manusia dituntut serbagegas, termasuk dalam mengonsumsi informasi.
Dulu, sebelum penetrasi internet semasif sekarang dan gawai belum banyak yang punya, buku-buku motivasi seperti Chicken Soup, laku keras dan dicetak berulang kali. Begitu pula kaset-kaset ceramah keagamaan dari sejumlah dai atau pendeta kondang. Mungkin sudah menjadi kodrat manusia selalu mengalami kekeringan batin. Sebagian mencarinya dalam buku-buku semacam itu atau tayangan-tayangan dan ceramah religi, atau bahkan mungkin mencarinya dalam kitab suci. Intinya, manusia memang butuh ‘nasihat’, pencerahan untuk memaknai hakikat hidup, termasuk dari narasi-narasi yang kini berseliweran di dunia maya.
Fenomena itu tidak cuma terjadi di Indonesia. Warganet di negara lain pun banyak yang memproduksi dan mengonsumsi narasi-narasi semacam itu. Kehadiran teknologi dengan segala kecanggihannya tidak serta-merta membuat manusia bahagia. Keterhubungan yang memangkas jarak, ruang, dan waktu, tetap menyisakan celah kosong di dalam batin. Tuntutan hidup yang kini segalanya serbacepat, membuat manusia kehilangan waktu untuk merenung. Akibatnya, kecepatan jemari kadang mengangkangi akal budi dan nurani. Budaya pamer kemewahan dan gaya hidup glamor ialah salah satu bentuk contoh lainnya. Belum lagi berbagai kasus perundungan dalam ranah digital (cyber bullying) yang tak jarang berujung pada bunuh diri.
Di tengah maraknya ‘virus-virus sosial’ semacam itu, kehadiran narasi-narasi bernada motivasi yang saya paparkan di atas itu, ibarat oase. Ia semacam puisi yang menyejukkan batin. Meski tidak menjamin pembacanya menjadi arif dan menyukai atau mau mendalami sastra, setidaknya rangkaian aksara indah itu mampu membawa kita untuk merenungi maknanya dan menziarahi kembali relung sanubari. Syukur-syukur mau membagikannya lagi ke orang lain. Ketimbang menyebarkan potongan video kekerasan dan berdarah-darah atau kalimat-kalimat bernada hasutan dan kebencian yang tidak bermakna apa-apa selain hanya membuat heboh dan gaduh ruang publik.
Teknologi, termasuk internet, diciptakan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, bukan sebaliknya. Oleh karena itu, narasi-narasi positif dalam sejumlah konten yang berseliweran di lini masa itu sebaiknya jangan di-skip. Anggap saja sebagai alarm atau pengingat agar jiwa kita tidak kosong dan mudah tersesat dalam rimba data. Selamat berakhir pekan. Wasalam.
Contoh lainnya pemimpin yang gagal mengelola urusan beras ialah Yingluck Shinawatra.
Biar bagaimanapun, perang butuh ongkos. Ada biaya untuk beli amunisi dan peralatan tempur.
WAKTU pemungutan suara untuk pemilihan presiden (pilpres) ataupun legislatif (pileg) tinggal menghitung hari
DI salah satu grup perpesanan yang saya ikuti, salah satu topik yang sedang ramai diperbincangkan ialah lolosnya timnas Indonesia
Bayangkan pula berapa ton kira-kira limbah yang dihasilkan dari poster ataupun spanduk tersebut di seluruh Indonesia?
Kasubdit Kepustakaan Islam Kemenag, Nur Rahmawati, menekankan peran strategis perpustakaan masjid dalam menyebarkan informasi dan edukasi terkait kebencanaan.
Kini banyak pekerjaan yang sudah menggunakan teknologi digital, sehingga perlu bagi masyarakat untuk mengikuti perkembangan digital.
Digitalisasi transaksi itu baik dan sangat memudahkan. Karena efisien dan justru bisa memudahkan para pelaku usaha maupun pembeli.
Literasi digital menjadi penting diterapkan oleh semua orang untuk masuk dalam dunia kerja.
Kurangnya literasi digital, dukungan struktural yang kurang memadai, serta terbatasnya akses kredit jadi tantangan para pelaku usaha kecil dan menengah di Indonesia.
PENINGKATAN literasi digital masyarakat dan pemerintah harus mendapat perhatian serius dalam upaya beradaptasi menghadapi sejumlah tantangan seiring perkembangan zaman.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved