Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SELUAS 135 hektare lahan cabai yang tersebar di beberapa wilayah di Tasikmalaya selama musim kemarau panjang mengalami gagal panen hingga menyebabkan harga di pasaran naik. Kekeringan tersebut, terjadi di Kecamatan Cisayong, Sukaratu, Rajapolah, Taraju, Pancatengah, Sodonghilir, Karangjaya.
"Kekeringan lahan pertanian cabai selama ini banyak dialami para petani di berbagai daerah dan mengakibatkan ratusan petani tidak bisa berbuat banyak dan mereka beralih menanam sayuran berupa kentang, ubi-ubian, singkong dan palawija yang tidak memerlukan air," kata seorang petani cabai, Mansur, 50, warga Kampung Singabarong, Kecamatan Cisayong, Jumat (27/10).
Mansur mengatakan, kekeringan yang terjadi di beberapa kecamatan telah mengakibatkan banyak petani mengalami kerugian sangat besar dan rata-rata yang memiliki lahan antara 20 bata, 50 bata, 100 bata hingga 2 hektare. Untuk lahan cabai yang ditanam para petani di beberapa Kecamatan seperti Cisayong sekitar 3 hektare, Rajapolah, Ciawi, Sukaratu, Taraju 50 hektare dan kondisi sekarang mengering.
Baca juga: Minim Penumpang, Bandara Wiriadinata Tasikmalaya Berhenti Beroperasi
"Untuk harga cabai rawit di pasaran selama ini dijual seharga Rp 65 ribu perkg, cabai merah Rp 70 ribu perkg tapi harga dari petani sendiri pada masa panen harganya itu berada angka Rp33 ribu perkg. Penjualan itu, memang yang diuntungkan tengkulak hingga petani kesulitan untuk menjual karena selama ini untuk harga pupuk merangkak naik dan tidak ada jaminan atas kerugian tersebut," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Gapoktan Raksa Tani, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, Ena Karyana mengatakan, kekeringan yang terjadi sekarang ini banyak para petani cabai mengalami kerugian sangat besar. Karena, hasil produksi menurun dari luas lahan 45 hektare dan keuntungan mereka sangat kecil dibandingkan para bandar yang menjualnya ke pasar tradisional di wilayah Tasikmalaya.
Baca juga: Kejari Tasikmalaya Tetapkan Lima Tersangka Korupsi Pemeliharaan Jalan
"Petani telah mengalami kerugian besar atas kekeringan yang terjadi sekarang ini dan ada juga mereka beralih ke tanaman palawija yang tidak membutuhkan air agar bisa menghidupi keluarganya. Namun, untuk kerugian yang dikeluarkan petani terutamanya biaya produksi sebesar Rp60 juta per hektare dan saat panen hasilnya menurun hingga mereka hanya mendapatkan Rp30 juta," paparnya. (Z-10)
Menyikapi tingginya harga cabai rawit merah di tingkat konsumen, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional bersama Kementerian Pertanian menggelar aksi stabilitas pasokan harga pangan.
Daerah yang surplus produksi cabai rawit merah diminta mengalokasikan hasil panen ke daerah yang kekurangan pasokan.
Apalagi kondisi cuaca sebulan terakhir sangat panas, sehingga tunas baru dan daun muda sulit keluar. Ditambah lagi krisis sumber air irigasi teknis dan kekurangan debit mata air sumur.
Seorang perempuan pekerja kebun di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, ditemukan tewas ditelan seekor ular sanca atau piton. Korban ditemukan tewas di dalam perut ular.
Harga cabai rawit mengalami kenaikan menjelang perayaan hari raya Idul Adha
Kementerian Pertanian (Kementan) mengelola kawasan hortikultura terpadu dari hulu hingga hilir seluas 10 ribu hektare lahan kering yang tersebar di 13 kabupaten pada tujuh provinsi.
Kekeringan rawan terjadi di Kecamatan Cipatujah, Cikalong, Pancatengah, Cineam, Karangjaya, Culamega, Cibalong, Kadipaten, Salawu, Tanjungjaya, Pageurageung dan Kecamatan Sukaresik.
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
Sebelum ditemukan di bawah pohon dalam kondisi meninggalnya Iis Aisah meninggalkan rumah selama tiga bulan tanpa ijin keluarganya karena bersangkutan selama ini mengalami gangguan mental
Program pengembangan itu dilakukan di Kampung Sinar Jaya, Kelurahan Urug, Kecamatan Kawalu.
lahan seluas 5 hektare berada di Kampung Tanjung, Karanganyar, Gunung Tandala, Talagasari, Kersamenak, Kelurahan Kersamenak, Kecamatan Kawalu, semuanya dalam kondisi terancam kekurangan
Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui Dinas Kesehatan telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk kasus demam berdarah dengue (DBD)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved