Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PARA petani yang berwawasan Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) berupaya mengatasi ketergantungan pada pestisida nabati yang tergolong mahal dan tidak ramah lingkungan.
Bahkan pestisida nabati yang bahan bakunya tersedia di sekitar lahan petani sekaligus mendukung pertanian berkelanjutan, untuk mengatasi hama dan penyakit akibat organisme pengganggu tanaman (OPT).
Sejumlah petani CSA Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) memanfaatkan ´daun mimba´ sebagai bahan baku dasar pestisida nabati oleh Kelompok Tani (Poktan) Sipaenre di Desa Pananrang, Kecamatan Mattiro Bulu, belum lama ini.
Baca juga: Atasi Hama Pada Porang dan Talas, Kementan Galakan Penggunaan Pestisida Nabati
Upaya tersebut ditempuh Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) pada Sekolah Lapang (SL) Scalling Up yang didampingi para penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Mattiro Bulu membuat pestisida dari daun mimba.
Daun Mimba Miliki Banyak Bahan Aktif
Daun mimba [azadirachta indica] diketahui memiliki kandungan bahan aktif azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin, dan nimbidin sebagai hasil metabolit sekunder yang mengendalikan hama dan penyakit tanaman dengan cara mempengaruhi pertumbuhan, daya makan dan reproduksi.
Baca juga: Petani Manggarai Barat Pelajari Pembuatan Pupuk Pestisida
Langkah SIMURP Pinrang sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa Kementan senantiasa mendukung upaya dan kegiatan inovatif bagi pengamanan produksi pangan dari gangguan OPT dengan membuat dan memanfaatkan pestisida nabati.
"Upaya tersebut untuk mendukung pencapaian target produksi yang telah ditetapkan guna memenuhi kebutuhan pangan bagi seluruh rakyat di negeri ini," katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengingatkan hal serupa.
"Pertanian harus memenuhi kebutuhan pangan seluruh masyarakat. Oleh sebab itu, dalam kondisi apapun pertanian tidak boleh berhenti. Pertanian tidak boleh bermasalah. Kita harus tanam, tanam, tanam," katanya.
Baca juga: Utamakan Ramah Lingkungan, Kementan Dukung Penggunaan Pestisida Biologi
Kendati demikian, kata Dedi Nursyamsi, petani dituntut untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Jangan sampai petani hanya tahu tanam, panen, jual.
Jaga dan Tingkatkan Kualitas Tanaman
"Petani harus menguasai aktivitas pertanian dari hulu sampai hilir, termasuk bagaimana menjaga dan meningkatkan kualitas tanaman," katanya lagi.
Hama dan penyakit merupakan OPT yang merusak dan merugikan kerugian yang mengganggu pertumbuhan tanaman, hasil produksi menurun hingga gagal panen.
Banyak jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman yang diusahakan petani seperti ulat, belalang, kumbang, lalat, kutu, kepik (hama) dan bakteri, cendawan atau jamur, virus (penyakit).
Baca juga: Petani Parigi Moutong Terdesak Mahalnya Pestisida
Pengendalian OPT umumnya menggunakan pestisida kimia karena hasilnya cepat terlihat dan praktis karena tersedia di pasar.
Padahal, sejumlah tanaman diketahui berpotensi sebagai bahan baku pestisida nabati, yang merupakan senyawa kimia dari tumbuhan untuk memberantas OPT maupun tumbuhan pengganggu [gulma].
Pestisida nabati merupakan hasil ekstraksi bagian tertentu dari tumbuhan baik dari daun, buah, biji atau akar. Biasanya bagian tumbuhan tersebut mengandung senyawa atau metabolit sekunder dan memiliki sifat racun terhadap hama dan penyakit tertentu.
Kelebihan pestisida nabati antara lain cepat terurai karena terdegradasi oleh sinar matahari, pengaruhnya cepat yaitu menghentikan nafsu makan serangga walaupun jarang menyebabkan kematian.
Daya racun atau toksisitas umumnya rendah terhadap hewan dan relatif lebih aman bagi manusia dan lingkungan, spektrum pengendalian yang luas (racun lambung dan saraf) dan bersifat selektif; dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal pada pestisida kimia;
phitotoksitas rendah karena tidak meracuni dan merusak tanaman serta murah dan mudah dibuat oleh petani.
Bahan baku pestisida nabati salah satunya adalah daun mimba dikombinasikan dengan beberapa tanaman lain seperti lengkuas dan serai. (RO/S-4)
Menyikapi tingginya harga cabai rawit merah di tingkat konsumen, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional bersama Kementerian Pertanian menggelar aksi stabilitas pasokan harga pangan.
PT Pertamina Hulu Rokan Zona 4 Limau Field berkomitmen mendukung inisiatif-inisiatif kreatif yang lahir dari warga yang juga para pelaku UMKM di sekitar perusahaan.
Diketahui, cuaca panas terjadi di Padang sejak dua pekan belakangan ini. Seluas 4.200 hektare lahan pertanian di Padang terancam kekeringan.
RAUT wajah rasa kekecewaan bercampur murung sulit disembunyikan oleh ribuan petani bawang merah di kawasan Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.
Petani di daerah tersebut berharap ada perhatian dan solusi dari pemerintah untuk mengatasi kekurangan air untuk lahan persawahan agar panen tetap berkelanjutan.
Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) terus berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas petani kelapa sawit di seluruh Indonesia.
Tidak hanya yang legendaris, sejumlah merek skincare yang terhitung muda juga membuka sistem maklun bagi merek lain.
PLTU Jawa 9 dan 10 menjadi pembangkit listrik pertama di Indonesia yang akan menggunakan amonia dan hidrogen hijau, mendampingi batu bara.
Meskipun telah banyak inisiatif gerakan, masyarakat Muslim di Indonesia secara umum masih banyak yang tidak tahu, tidak setuju semangat Green Islam.
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) terus mendorong penyediaan perumahan dan permukiman yang aman, nyaman, dan terjangkau.
PT Cemindo Gemilang, produsen Semen Merah Putih, untuk kedua kali meraih penghargaan kategori Continuing Progress in Climate Actions dari World Cement Association (WCA).
KARYA fesyen yang ramah lingkungan semakin digemari dan memiliki banyak peminat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved