Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus konsisten membangun pergerakan pariwisata Nusantara. Buktinya, Kementerian yang dipimpin Sandiaga Uno ini menggelar familiarization trip (famtrip) Wisata Pengenalan Pariwisata Nusantara yang digelar di Banten dan Lampung, 1-3 September.
"Menyeberang ke Bakaheuni juga punya kenikmatan tersendiri. Sebagai kota pelabuhan, Bakauheni tidak hanya menghubungkan Sumatra dan Jawa. Namun memiliki tempat wisata yang populer dan layak untuk dikunjungi. Maka dari itu kami mengadakan famtrip ini," jelas Dwi Marhen Yono, Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenparekraf dalam keterangannya, Sabtu (2/9).
Pernyataan Dwi Marhen bukan isapan jempol. Buktinya, daerah ini juga merupakan salah satu tempat wisata dengan potensi yang besar. Selain menjadi gerbang pintu masuk Pulau Sumatra dengan adanya pelabuhan ASPD, Bakauheni juga menyimpan destinasi wisata yang tidak kalah indah dengan kecamatan-kecamatan lainnya di Provinsi Lampung.
Tidak tanggung-tanggung, semua destinasi wisata baik wisata alam maupun wisata buatan dapat dijumpai di Kecamatan Bakauheni ini. Salah satunya adalah Batu Alif.
"Ada Pantai Batu Alif yang merupakan sebuah destinasi pantai yang ada satu buah batu yang boleh dibilang cukup tinggi dan besar dan menjadi ikon pantai tersebut. Nah, biasanya pengunjung-pengunjung yang datang ke sana selalu berfoto di dekat batu tersebut, karena memang batu tersebut yang menandakan bahwa kamu telah berkunjung ke Batu Alif. Cuaca Jakarta sedang tidak bagus, jadi masih banyak destinasi di Lampung yang bisa dikunjungi," kata Imam Mukhtar Kholik, salah satu peserta famtrip Kemenparekraf tersebut.
Bicara keindahan pantainya tentu sudah tidak diragukan lagi, Pantai Batu Alif memang tergolong yang masih sangat alami. Hal tersebut terlihat dari pepohonan yang masih tumbuh subur di bibir pantainya serta airnya yang masih sangat jernih.
Ada lagi Pulau Sebuku. Salah satu seorang peserta famtrip Kemenparekraf lainnya, Rizki Atul Razbi, mengatakan, Pulau Sebuku merupakan satu dari beberapa pulau di Lampung yang memiliki destinasi wisata bawah laut yang masih terjaga kealamiannya. Selain destinasi bawah lautnya, Pulau Sebuku juga menyajikan keindahan pulau serta pantainya yang masih terjaga.
Baca juga: Karhutla di Bukit Teletubies Gunung Bromo, Sebagian Kawasan Wisata Ditutup
Selama berada di Pulau Sebuku, pengunjung bisa banyak melakukan aktivitas, seperti snorkeling, bermain pasir atau sekadar berenang di pantai.
Rizki juga bercerita salah satu pantai yang luar biasa ialah Pantai Minang Rua. Pantai yang lokasinya tidak jauh dari Pelabuhan Bakauheni ini memberikan keindahan-keindahan panorama pantai yang tergolong masih alami, terlihat di beberapa sudut serta pinggir pantai tersebut masih ditumbuhi oleh semak serta pepohonan besar.
"Jika berwisata ke Pantai Minang Rua, kamu akan melihat penangkaran penyu yang tepat berada di bibir pantainya. Telur-telur penyu yang ditangkarkan tersebut berasal dari penyu yang bertelur di Pantai Minang Rua," katanya.
Untuk masalah penginapan, wisatawan juga tidak perlu khawatir, karena di Pantai Minang Rua terdapat resor bergaya khas rumah Bali dengan fasilitas serta harga terjangkau.
Selain itu, ada pula destinasi Pematang Bukit Sunrise. Sesuai dengan namanya, Bukit Sunrise sudah pasti menyajikan keindahan matahari yang mulai terbit hingga terbenam. Bukit yang berada di Desa Klawi tersebut dimanfaatkan oleh tangan-tangan kreatif masyarakat sekitar untuk dijadikan tempat wisata dengan pemandangan laut Selat Sunda.
Alhasil, bukit yang tadinya belum dikenal oleh wisatawan sekarang menjadi ramai setelah banyak unggahan warganet di media sosial.
Berikutnya adalah Pantai Tanjung Tua. Bagi yang sudah pernah berkunjung ke pantai ini tentu sudah tidak asing lagi dengan medan serta akses menuju pantai ini. Pantai Tanjung Tua memang belum sepenuhnya dikelola dengan baik, karena lokasinya yang berada di ujung serta medannya yang menanjak agak sulit untuk dilalui.
Namun, soal keindahan pantainya tidak bisa diragukan lagi. Lautnya yang berwarna hijau kebiruan kerap digunakan untuk memancing oleh sebagian pengunjung. Kalau berbicara fasilitas, pengelola nampaknya sudah menyediakan beberapa fasilitas bagi penunjung seperti spot foto dan fasilitas kebersihan.
Dan ikon berikutnya ialah Menara Siger. Jika Jakarta punya Monas yang menjadi kebanggaan, Lampung juga punya Menara Siger. Menara siger yang berlokasi di Desa Bakauheni berdiri tepat di atas perbukitan sehingga sangat mudah terlihat dari laut Selat Sunda. Secara tidak langsung itu juga sebagai penanda bahwa Provinsi Lampung sudah dekat.
Yang terakhir Pantai Belebuk. Tidak jauh dari Menara Siger, ada sebuah destinasi pantai yang lokasinya sangat mudah untuk diakses serta fasilitasnya juga bagus yaitu Pantai Belebuk. Pantai yang berlokasi di Desa Totoharjo itu sudah dikelola dengan baik, akses serta fasilitasnya. (RO/I-2)
Plataran Indonesia memperkuat posisinya dalam industri pariwisata nasional dengan meluncurkan Plataran Bandung sebagai destinasi unggulan untuk pasar MICE.
Beberapa event yang bisa jadi pertimbangan untuk dikunjungi yakni Festival Lembah Baliem hingga Dieng Culture Festival
Sustainability tourism bakal jadi tren terutama di kalangan gen Z. Liburan itu menjadi prioritas gen Z.
Langkah ini merupakan rangkaian kegiatan Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) tahun 2024 menuju Agro-eco Cultural Tourism Jajar Gumregah.
Strategi komunikasi dan branding untuk mempromosikan kawasan wisata di daerah seperti Banyumas, Jawa Tengah, menjadi isu krusial yang memerlukan tindakan konkret.
Rencana penutupan sementara Taman Nasional Komodo tahun 2025 tidak akan mempengaruhi target kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman).
Pengembangan kawasan ini berdampak luas, khususnya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan pariwisata baru di Lampung.
Secara data akumulatif, pemudik bertiket yang tiba di pelabuhan Bakauheni saat arus balik mencapai 98,2%.
Saat ini sudah 107 ribu kendaraan menyeberang ke Pulau Jawa, sehingga masih menyisakan sekitar 40 ribu kendaraan lagi yang belum balik ke Pelabuhan Merak.
Pengangkutan roda dua dilaksanakan penurunan di pelabuhan Ciwandan, yang nantinya dilakukan pengawalan oleh Polda Banten.
Lalu lintas arus balik menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, pada H+3 Hari Raya Idul Fitri masih terpantau lancar.
Untuk memastikan kelancaran dan keamanan perjalanan arus balik, Kementerian Perhubungan menyiapkan tiga armada kapal negara dan swasta dengan rute Panjang-Ciwandan pada 12-18 April 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved