Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PAGUYUBAN Warga Yogyakarta di Jakarta (Pawarta), Badan Penghubung Daerah (Banhubda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) Depok, dengan didukung oleh Djarum Foundation, BCA dan Danais, mempersembahkan pagelaran seni tradisi ketoprak berjudul “Damar Wulan Feat Minak Djinggo” di ruang auditorium Binakarna, Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (28/7).
Ketoprak yang disutradarai Agus Marsudi tersebut didukung sejumlah artis dan pelawak terkenal seperti Ayu Ashari, Marwoto, Den Baguse Ngarso dkk. Ikut memeriahkan acara, tampil beberapa pejabat penting, seperti Menkopolhukam Mahfud MD, Dubes Jerman Ina Lepel, Dubes Belanda Lambert Grijns, Dirjen Amerika & Eropa Umar Hadi, Dirut BPJS Kesehatan Ali Ghufon Mukti, Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto, Komisaris BCA Harinowo, dll.
Pentas dihadiri oleh ratusan penonton. Sejumlah pejabat publik hadir dan menyaksikan pertunjukan, di antaranya Komisaris BNI, Herawati Boediono, Kepala Badan Intelejen Daerah DIY, Sekretaris DPRD Yogya, Deputi Bidang Hubungan Antarlembaga BPJS, direktur-direktur BUMN, dan beberapa pejabat lainnya.
Baca juga: IKJ Gandeng Otorita IKN Wudjukan Ekosistem Seni dan Budaya di IKN
Pagelaran ketoprak yang diserahkan penyelenggaraaanya kepada Primasis selaku EO tersebut, didukung oleh sejumlah sponsor, yaitu BCA, Djarum Foundation, Permodalan Nasional Madani, Inti Sumber Baja Sakti, Bank Indonesia, , Gunung Raja Paksi Steel, Indofood, BPJS Kesehatan, Gunung Prisma Baja, Catur Mitra Sukses Makmur, Patra Jasa, Makmur Utama, Yodya Karya, Viva Cosmetic dan Kiky Katering.
Ketoprak juga dimeriahkan oleh penampilan istimewa Kagama Beksan Jabodetabek (KBJ) yang mempersembahkan tari “Glipang” sebagai bagian pembuka acara, dan tari “Jejer Jaran Dhawuk” yang menjadi bagian cerita kethoprak. Untuk semakin menghangatkan suasana, KBJ mengajak serta para duta besar dan tamu undangan yang hadir untuk ikut menari.
Ketua panitia pentas yang juga merupakan Ketua Harian Pawarta Yogjakarta, Suryo Purnomo mengatakan pagelaran ketoprak dihelat dalam rangka menyambut KTT ASEAN 2023, yang bertujuan berperan serta ikut hambangun Negeri Yogyakarta, menjaga kelestarian budaya nusantara, dan merajut seni tradisi untuk mempererat persatuan bangsa.
“Insya Allah pagelaran ini akan mampu memberikan pesan kepada generasi muda anak-anak bangsa kita agar tumbuh kepedulian kepada seni budaya kita sendiri, sehingga bersedia ikut merawatnya. Dengan demikian diharapkan seni tradisi tidak hilang tergerus zaman, dan dikalahkan oleh budaya asing,” jelas Suryo dalam keterangannya, Selasa (8/8).
Baca juga: Emas dan Perak dengan Desain Pusaka Budaya Indonesia
Sementara itu, Ketua Kagama Depok, Sriyanto, dalam kata sambutannya mengatakan ada pesan sangat menarik dari kisah yang dipentaskan, yaitu menjaga persatuan sangatlah di dalam perbedaan. Jangan bermusuhan dikarenakan perbedaan. Justru perbedaan adalah modal sosial, sekaligus modal politik untuk memperkuat Nusantara.
Sriyanto menambahkan, pada pentas pentas ketoprak tersebut panitia juga menyediakan booth di depan meja registrasi buat kawan-kawan UKM yang berjualan makanan dan minuman tradisional, serta kerajinan. Hal itu rupanya menarik antusiasme penonton, dan lumayan banyak yang menyerbunya. Salah satunya “Gudeg Jogja Simbok” milik warga Kagama Depok, Esti Wahyuningtyas menjadi salah satu stand yang habis dagangannya sebelum acara selesai.
“Mewakili Kagama Depok, saya mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada semua pihak yang telah banyak membantu sehingga acara bisa berjalan sukses. Kagama Depok setiap tahun berupaya menyelenggarakan kegiatan seni budaya yang melibatkan berbagai komunitas maupun instansi, salah satunya dengan Pawarta Jogja dan Banhubda DIY. Mohon doa dan dukungannya, semoga ke depannya kami bisa mempersembahkan acara yang lebih gebyar lagi,” pungkas Sriyanto. (Z-6)
Jabarano menghadirkan kolaborasi 9 pegiat kreativitas di cafe ketiganya di Jabarano Coffee-Kuda Lumping 3.0 Laswi, di Jalan Laswi, Kota Bandung.
GRUP Seni Tarawangsa Pusaka Sunda Lugina dari Desa Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, sukses membawa kesenian Tarawangsa ketiga panggung internasional di Eropa.
DUA kesenian tradisional masyarakat Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, ditetapkan sebagai Warisan Budaya tak Benda oleh Kemendikbud-Ristek.
Seni dan budaya tradisional asli daerah tidak boleh lenyap ditelan gegap gempitanya seni dan budaya milik bangsa asing.
Akses terhadap seni masih belum menyeluruh dan mayoritas masyarakat Indonesia masih memandang rendah terhadap bidang ini.
Workshop dan Galeri Kaligrafi Lengkong membuktikan bahwa warisan budaya bisa menjadi fondasi kuat untuk masa depan yang lebih baik.
Sejak awal berdirinya, Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) selalu menjadi tempat favorit bagi para seniman di Solo Raya untuk mengekspresikan karya mereka.
Sang Kembang Bale adalah pertunjukan yang mengangkat kesenian Ronggeng Gunung dari Ciamis dan Pangandaran yang menawarkan nuansa spiritual bagi penontonnya.
Pementasan ini terinspirasi dari kesenian Ronggeng Gunung, seni klasik dari Jawa Barat.
Beberapa event yang bisa jadi pertimbangan untuk dikunjungi yakni Festival Lembah Baliem hingga Dieng Culture Festival
Kolaborasi ini tidak hanya bertujuan meningkatkan nilai estetika produk, tetapi juga membantu seniman lokal untuk lebih dikenal.
Kegiatan Residensi Pemajuan Kebudayaan 2024 merupakan pengembangan dari kegiatan Belajar Bersama Maestro, yang sebelumnya hanya melibatkan pelaku budaya di bidang kesenian saja.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved