Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
MENYAMBUT Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 2023, Pemerintah Desa
Jomboran, Klaten Tengah, Jawa Tengah, dengan didampingi tiga perguruan
tinggi mendirikan Taman Budaya Wiryo Negoro Desapolitan Jomboran.
Tiga perguruan tinggi pendamping Desa Jomboran, Klaten Tengah, itu
adalah Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Widya Dharma (Unwidha) Klaten, dan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (Setia) Madani Klaten.
Taman budaya di area Kafe Sawah Desa Jomboran diresmikan Jumat (19/5)
malam oleh Suratman, guru besar UGM, bersama Daru Pratomo, Wakil Rektor
Bidang III Unwidha, dan Sunarto, pimpinan Setia Madani Klaten.
Dalam peresmian Taman Budaya Wiryo Negoro, Kepala Desa Jomboran Agung
Widodo menampilkan potensi seni budaya tradisional warisan nenek moyang, seperti seni gejog lesung, srandul, dan seni hadrah yang dibawakan seniman lokal.
Guru besar UGM, Suratman, mengatakan launching Taman Budaya Wiryo Negoro Desapolitan Jomboran, Klaten Tengah, momentum sejarah kebangkitan desa untuk Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, bahkan dunia.
"Momentum 2023, momentum kebangkitan nasional. Dengan spirit kebangkitan nasional tahun ini kita luncurkan Taman Budaya Wiryo Negoro Desapolitan Jomboran yang dipusatkan di area Kafe Sawah Desa Jomboran," imbuhnya.
Desapolitan Jomboran, kata Suratman, adalah satu-satunya desa di
Indonesia yang mendapat pendampingan bidang pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dari tiga perguruan tinggi, yakni UGM,
Unwidha, dan Setia Madani.
"Ke depan kita juga akan buat program yang ikonik, tetapi tetap dengan
memperhatikan local wisdom atau adat istiadat untuk kelestarian seni
budaya tradisional warisan leluhur, agar tidak punah atau terdesak
budaya asing," ujarnya.
UMKM
Selain untuk pelestarian potensi 14 seni budaya tradisional, keberadaan
Taman Budaya Wiryo Negoro Desapolitan Jomboran diharapkan juga dapat
mendukung pengembangan ekonomi kreatif dan UMKM di desa tersebut.
Menurut Suratman, tiga perguruan tinggi selaku pendamping Desapolitan
Jomboran juga berencana tahun depan akan mendirikan Kampung London
(Bahasa Inggris) di RW Kalikuning dan Kampung Jawa (Bahasa Jawa) di RW
Krajan.
"Untuk menarik pengunjung Taman Budaya Wiryo Negoro dan Kafe Sawah Desapolitan Jomboran, saya harapkan agar tiap minggu rutin digelar event seni budaya, atau senam bersama dan car free day (CFD),"
pungkasnya.
Senada disampaikan oleh Sunarto, pimpinan Setia Madani Klaten.
Keberadaan taman budaya akan mengundang banyak wisatawan yang berkunjung ke Kafe Sawah. Selain untuk nguri-uri seni tradisi, juga untuk menghidupkan UMKM.
"Untuk melestarikan seni budaya warisan leluhur, serta memajukan dan
mengembangkan UMKM, Unwidha bersama UGM Yogyakarta dan Setia Madani
Klaten akan mendampingi Desapolitan Jomboran yang berbasis budaya," tandasnya. (N-2)
Sejak awal berdirinya, Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) selalu menjadi tempat favorit bagi para seniman di Solo Raya untuk mengekspresikan karya mereka.
Sang Kembang Bale adalah pertunjukan yang mengangkat kesenian Ronggeng Gunung dari Ciamis dan Pangandaran yang menawarkan nuansa spiritual bagi penontonnya.
Pementasan ini terinspirasi dari kesenian Ronggeng Gunung, seni klasik dari Jawa Barat.
Beberapa event yang bisa jadi pertimbangan untuk dikunjungi yakni Festival Lembah Baliem hingga Dieng Culture Festival
Kolaborasi ini tidak hanya bertujuan meningkatkan nilai estetika produk, tetapi juga membantu seniman lokal untuk lebih dikenal.
Kegiatan Residensi Pemajuan Kebudayaan 2024 merupakan pengembangan dari kegiatan Belajar Bersama Maestro, yang sebelumnya hanya melibatkan pelaku budaya di bidang kesenian saja.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved