Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
HUJAN deras yang menguyur beberapa wilayah di Jawa Barat, menyebabkan sebuah tebing setinggi 10 meter di Kampung Cibitung, Desa Sukamukti, Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut, longsor. Akibat cuaca ekstrem itu, beberapa lokasi juga tergenang banjir.
Peristiwa tersebut terjadi, Kamis (22/9), yang menyebabkan seorang warga meninggal tertimbun material longsor, dan seorang lainnya luka-luka.
Kapolsek Cisompet AK Hilman Nugraha mengatakan, hujan deras yang terjadi semalaman telah menyebabkan sebuah tebing di Kampung Cibitung longsor hingga menimpa bangunan rumah yang ditempati pasangan suami istri dan mengakibatkan satu orang meninggal yakni Iyom, 64.
Sedangkan suami Iyom, Pardi, 70, hanya mengalami luka-luka. Ketika dievakuasi tim gabungan dari longsoran, Pardi hanya mengalami luka pada bagian kening.
"Longsor yang terjadi karena hujan deras semalaman dan menyebabkan satu orang korban meninggal di lokasi kejadian, setelah rumah yang ditempati pasangan suami istri itu tertimbun. Tim gabungan dari polisi, TNI, BPBD, Tagana, dan warga berhasil mengevakuasi satu korban lainnya dan langsung dilarikan ke Puskesmas Cisompet," kata Hilman di Cisompet, Jumat (23/9).
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Nurdin Yana mengatakan, banjir dan longsor yang terjadi di wilayah selatan Garut bukan hanya disebabkan intensitas hujan tetapi kondisi hutan yang seharusnya menjadi daerah resapan air masih rusak dan belum tertangani dengan baik sampai sekarang.
Menurut Nurdin, kerusakan di kawasan hutan atau di hulu Sungai Cipalebuh memang masih menjadi persoalan.
Baca juga: Simulasi Tanggap Darurat Kembali Dihelat Semen Gresik
"Bencana yang menerjang Garut pada Kamis (22/9) malam menjadi pemicu terjadi bencana serupa pada 2020 lalu, saat banjir bandang menerjang Garut Selatan. Namun, masalah kehutanan kewenangannya ada di pemerintah provinsi dan pusat, karena di daerah selama ini tidak diperkenankan melakukan perbaikan hutan termasuk rehabilitasi lahan. Tidak bisa masuk memperbaiki, kalau masuk malah bisa bermasalah karena bukan kewenangannya," katanya.
Nurdin mengatakan, pada 2020 kejadian banjir bandang di Garut Selatan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) saat itu, Doni Monardo, sempat melakukan pemantauan udara terkait kondisi hutan dan sempat mengisyaratkan kekecewaan. Karena kondisi hutan yang rusak namun kegiatan penanaman masih kecil.
Bencana yang terjadi saat ini pun masih berada di lokasi yang sama meski tidak lebih parah.
"Bencana yang telah terjadi karena kegiatan rehabilitasi lahan hutan belum maksimal dan belum berjalan secara fungsional. Kejadian ini karena masih rendahnya resapan air di kawasan konservasi, reboisasi dilakukan masih kurang dan gerakan (reboisasi) ada tapi belum membuahkan hasil yang diharapkan," ujarnya.
Menurut Nurdin, Pemkab Garut sejauh ini sudah meminta bantuan terutama dampak dari luapan Sungai Cipalebuh bisa diminimalisasi dan mengajukan bantuan untuk penembokan di sekitar sungai agar lebih tinggi sehingga tidak ada loncatan air ke perkampungan warga.
Ia mencatat banjir dan longsor kali ini terjadi di Kecamatan Pameungpeuk, Singajaya, dan Cisompet. Berdasarkan laporan terakhir, ada lima desa terdampak di Cisompet dengan satu rumah tertimbun longsor dan satu orang meninggal.
"Di Singajaya, jalan alternatif Girimukti penghubung Kecamatan Singajaya menuju Kecamatan Cihurip terputus sepanjang 100 meter," paparnya. (OL-16)
PEMERINTAH Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, memasang lima unit sensor peringatan dini atau Early Warning System (EWS) di titik rawan bencana tanah longsor dan banjir lahar dingin.
Bencana tanah longsor melanda Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Rabu (17/7). Tujuh orang meninggal dunia akibat peristiwa nahas tersebut.
Khusus bagi warga yang tinggal di wilayah aliran sungai dan di bawah pegunungan untuk pindah sementara waktu ke tempat yang lebih aman. Hujan dengan intensitas tinggi yang disertai angin kencang
Mereka telah lama kehilangan tempat tinggal akibat bencana longsor yang terjadi 24 Maret lalu.
Hujan deras dengan intensitas tinggi menyebabkan bencana tanah longsor dan pergerakan tanah. Bencana terjadi di 90 titik tersebar di 17 kecamatan.
total korban tanah longsor di lokasi tambang emas tradisional Desa Tulabolo, Bone Bolango bertambah menjadi 145 orang.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan pengetahuan lokal memainkan peran krusial dalam membangun ketahanan komunitas menghadapi bencana.
Hujan menyebabkan terjadinya banjir lahar dingin yang menerjang pemukiman warga yang berada di zona merah
Areal persawahan yang tergenang banjir berada di wilayah Kecamatan Kapetakan, Panguragan dan Gegesik
Waspadai bencana banjir di tengah musim kemarau
Dalam sepekan ke depan, masih terdapat potensi peningkatan curah hujan secara signifikan di sejumlah wilayah Indonesia.
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah melaporkan 13 desa di Banggai Laut terendam banjir. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, tetapi 322 keluarga terdampak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved