Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Jawa Barat, bersiap menghadapi potensi bencana memasuki musim kemarau tahun ini. Diprediksi, kemarau tahun ini akan terjadi Maret hingga Juli.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Imran Wardhani, mengaku masih menunggu arahan BPBD Provinsi Jawa Barat menghadapi musim kemarau tahun ini. Namun, kesiapsiagaannya harus dilakukan sejak dini.
"Sementara kami sedang menunggu dulu arahan dari provinsi. Perkembangan akan diinfokan kembali," terang Imran, Senin (4/4).
Berdasarkan prakiraan BMKG, kata Imran, puncak musim kemarau diprediksi akan terjadi dalam periode 3 dasarian. Waktunya terjadi pada Juli, Agustus, dan September. "Puncak musim kemarau adalah waktu terjadinya curah hujan terendah," sebutnya.
Puncak musim kemarau pada Juli kemungkinannya sebesar 25%. Wilayahnya berada di Bekasi dan Karawang utara bagian barat, Sukabumi utara, Sukabumi utara bagian timur, Cianjur bagian utara, Bandung bagian barat, Bogor selatan bagian timur, Bandung bagian utara, Subang bagian selatan, dan beberapa wilayah lainnya. Sementara puncak musim kemarau pada Agustus kemungkinannya sebesar 47% yang akan dirasakan sebagian besar wilayah Jawa Barat. "Sedangkan pada September, kemungkinan puncak musim kemarau sebesar 28%," terangnya.
Imran menuturkan saat ini cuaca masih cenderung berfluktuasi. Masih terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. "Kami tetap waspada dengan berbagai kondisi cuaca," pungkasnya. (OL-15)
Di delapan kecamatan tersebut belum ditentukan jalur evakuasi.
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) menyampaikan ada tiga klaster yang menjadi masalah dari pencocokan dan penelitian (coklit) di berbagai daerah di Indonesia.
Bencana tanah longsor dan pergerakan tanah menyebabkan saluran air putus terbawa longsor. Akibatnya anyak warga sulit mendapat air bersih untuk memasak, mencuci, mandi dan lainnya.
Kali Kobe yang berada di Kecamatan Weda Tengah, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara meluap. Fenomena itu memicu banjir di Desa Lilief Waibulan, pada Minggu (21/7).
Bencana tanah longsor melanda Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Rabu (17/7). Tujuh orang meninggal dunia akibat peristiwa nahas tersebut.
BPJN sangat merespon bencana alam yang melanda sejumlah daerah di Maluku, terutama di beberapa wilayah seperti di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) dan Seram Bagian Timur (SBT).
Cuaca panas yang melanda Kota Padang selama dua bulan terakhir menyebabkan beberapa kawasan mengalami kekeringan, termasuk Bukit Gado-Gado, Air Manis, Seberang Palinggam, Rawang, dan Batang
Puluhan titik panas atau Hotspot terpantau satelit di Provinsi Bangka Belitung (Babel), Kamis (1/8). Itu diduga kuat merupakan pancaran dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla)
Lahan di Dusun Jombor, Desa Cipete, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) terbakar pada Rabu (31/7) malam. Petugas gabungan sudah berhasil mengendalikan api pada Kamis dini hari
kebakaran lahan itu mulai masif terjadi dan dirasakan dalam dua pekan ini. Dimana memang terlihat ada peningkatan intensitas kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kota Palangka Raya.
Hasil pendataan wilayah rawan potensi kekeringan menurut Mikron adalah Pangkalpinang, Kelurahan Bukit Merapin, Kelurahan Sriwijaya, Kelurahan Bukit Besar, Bukit Baru, Kelurahan Temberan.
Pembuatan sekat bakar penting dilakukan guna meminimalisir terjadinya kebakaran. Dengan adanya sekat bakar, saat terjadi kebakaran api tidak akan menjalar ke areal yang lebih luas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved