Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
INOVASI di bidang perikanan dengan pemberian pakan secara otomatis yang bernama eFishery sudah memasuki tahun ke delapan. Sejak
pertama kali diluncurkan pada 2013 lalu, hingga saat ini sudah tersebar
18 ribu unit di seluruh Tanah Air.
Salah seorang penggagas eFishery, Chrisna Aditya, mengatakan, pihaknya
terus berinovasi dalam mengembangkan produknya tersebut. Selain dengan
mengupayakan efektivitas dalam pemberian pakan, rintisannya itupun kini
melengkapi layanan lain layaknya koperasi.
"Sekarang aplikasi eFishery ini menyediakan berbagai kebutuhan para
pembudi daya ikan," katanya di Bandung, Rabu (13/10).
Sebagai contoh, pihaknya kini menyiapkan pembelian pakan bagi pengguna aplikasinya. Selain itu, rintisannya inipun melayani penjualan ikan dari pembudi daya.
"Kita berusaha terus melengkapi, dari informasi seputar harga ikan sampai pengajuan permodalan," ujarnya.
Tak hanya itu, tambah dia, pihaknya pun menghadirkan layanan eFarm,
yakni pendampingan digital bagi petambak udang. "Seperti monitoring
kualitas air, serta pencegahan wabah penyakit," jelasnya.
Bahkan, kini pihaknya pun memfasilitasi pembudi daya melalui eFishery
Academy yang bertujuan menggerakkan anak muda agar aktif dalam membangun industri aquakultur. "Ada tiga program yang ditawarkan, yaitu Aqua Scientist, Aqua Troops, dan Aqua Preneurs," katanya.
Lebih lanjut Chrisna menambahkan industri aquakultur memiliki masa depan yang cerah. Berdasarkan data yang dimilikinya, laju tangkapan ikan laut cenderung stagnan yakni tumbuh hanya 3%-an.
"Tapi kalau aquakultur tumbuh 21% selama enam tahun terakhir. Jadi
potensinya sangat besar," ujarnya.
Perangkat eFishery merupakan alat pemberi pakan otomatis bagi
pembudi daya ikan. Dengan menggunakan ini, pemberian pakan lebih efektif karena disesuaikan dengan jumlah ikan di setiap kolam.
Dengan menggunakan alat yang bisa dipakai hingga kolam ikan seluas 1.000 meter2 ini, pembudi daya ikan pun bisa lebih menghemat biaya dan jumlah produktivitas lebih meningkat. "Juga bisa mengetahui kualitas air secara akurat," tambah Chrisna.
Menurut Chrisna, alat ciptaannya inj dijual seharga Rp5 juta per
unitnya. Namun banyak juga pembudi daya yang memilih menyewa alat ini.
"Kalau sewa, sebulannya Rp300 ribu," katanya. (N-2)
Menyikapi tingginya harga cabai rawit merah di tingkat konsumen, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional bersama Kementerian Pertanian menggelar aksi stabilitas pasokan harga pangan.
PT Pertamina Hulu Rokan Zona 4 Limau Field berkomitmen mendukung inisiatif-inisiatif kreatif yang lahir dari warga yang juga para pelaku UMKM di sekitar perusahaan.
Diketahui, cuaca panas terjadi di Padang sejak dua pekan belakangan ini. Seluas 4.200 hektare lahan pertanian di Padang terancam kekeringan.
RAUT wajah rasa kekecewaan bercampur murung sulit disembunyikan oleh ribuan petani bawang merah di kawasan Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.
Petani di daerah tersebut berharap ada perhatian dan solusi dari pemerintah untuk mengatasi kekurangan air untuk lahan persawahan agar panen tetap berkelanjutan.
Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) terus berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas petani kelapa sawit di seluruh Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved