Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

BMKG Nyatakan Dentuman Misterius di Malang Bukan Fenomena Alam

Bagus Suryo
03/2/2021 17:37
BMKG Nyatakan Dentuman Misterius di Malang Bukan Fenomena Alam
Getaran dan dentuman di Malang Raya dirasakan warga dan pasein di rumah sakit setempat pada Rabu dinihari (3/2/2021)(MI/Bagus Suryo)

BADAN Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Malang, Jawa Timur, menyatakan masih meneliti dentuman disertai getaran yang dirasakan warga di Malang Raya meliputi Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu. Asumsi sementara, dentuman itu bukan fenomena alam.

"Kalau dari BMKG, data seismik tidak menunjukkan adanya aktivitas dan anomali," tegas Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Malang, Jawa Timur, Linda Fitrotul, Rabu (3/2).

Linda menyatakan BMKG masih meneliti dentuman itu lantaran sensor seismik tidak menunjukkan adanya anomali aktivitas di dalam tanah berupa gempa bumi maupun aktivitas vulkanis gunung berapi. Bahkan, BMKG tidak melihat adanya tanda-tanda aktivitas alam di langit.

"Kondisinya normal-normal saja, tidak ada sensor, bahkan petir pun tidak terdeteksi pada jam tersebut," katanya.

Karena itu BMKG menganggap kejadian ini bukan fenomena alam meskipun dentuman serupa pernah terjadi di Bali dan Surabaya.Suara dentuman disertai getaran kini menggemparkan warga Malang Raya. Suara misterius itu membuat masyarakat penasaran. Pasalnya dentuman terdengar berkali-kali sampai Selasa (2/2) dini hari.

Kendati demikian, Linda mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan selama puncak musim hujan ini. Bencana hidrometeorologi bisa terjadi kapan pun mengingat tingginya intensitas curah hujan disertai angin kencang yang merata di semua daerah.

"Kalau cuaca Januari-Februari puncak musim hujan. Di selatan belahan bumi tekanannya rendah menyebabkan angin kencang dan hujan. Kecepatan angin 5 km per jam sampai 40 km per jam," ujarnya. (OL-13)

Baca Juga: Misteri Suara Dentuman di Malang Belum Terkuak



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya