Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Tuntaskan Api Pertama di Ogan Ilir

Dwi Apriani
12/8/2020 05:15
Tuntaskan Api Pertama di Ogan Ilir
Kebakaran hutan dan lahan kembali terjadi di tepi jalan Tol Palembang-Indralaya, Dea Talang Pangeran Ilir, Kecamatan Pemulutan Barat.(MI/Dwi Apriani)

GELOMBANG panas akibat kebakaran lahan sudah merapat ke Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan. Kemarin, lahan di pinggir Tol Palembang-Indralaya, di wilayah Desa Talang Pangeran Ilir, Kecamatan Pemulutan Barat, berkobar.

Ujian kesekian kalinya itu dituntaskan Satgas Gabungan. “Kerja sama tim satgas darat dan udara berhasil memadamkan kobaran api,” ujar Kabid Penanganan Kedaruratan BPBD Sumatra Selatan, Ansori. #Sekitar empat hektare lahan sempat dikepung api. Areal dengan jenis tanah mineral itu selama ini hanya ditumbuhi semak belukar.

Tahun ini, Ansori mengakui baru ada 13 hektare lahan yang terbakar. Seluruhnya masih bisa dipadamkan dalam waktu relatif cepat.

Komandan Pangkalan Udara Sri Mulyono Herlambang, Palembang, Kolonel Pnb Firman Wirayuda, menambahkan tiga helikopter water bombing bergerak di Ogan Ilir. “Kami sudah menyiagakan 12 helikopter water bombing. Tim bergerak cepat, titik kecil kebakaran pun langsung kami bergerak dan memadamkannya.” Sumatra Selatan juga berencana melaksanakan teknologi modifi kasi cuaca.

“Pesawat mulai terbang untuk mencari titik-titik potensi hujan. Sumatra Selatan masih berpotensi hujan,” lanjut Firman.


Patroli

Api belum muncul di Pangkalpinang, Bangka Belitung. Namun, Polres setempat tidak mau kecolongan. Patroli ke lahan-lahan rawan kebakaran dilakukan.

“Kami tidak menoleransi tindakan pembakaran lahan secara sengaja. Kami juga sudah mengimbau warga tidak membuka lahan dengan cara dibakar,” tegas Kapolres Ajun Komisaris Besar Tris Lesmana Zeviansyah. Polisi melakukan patroli dengan dua langkah. Secara fisik, polisi datang ke sejumlah lokasi. Secara virtual, mereka melakukannya lewat aplikasi.

Kebumen, Jawa Tengah, juga bersiap. Kemarin, Polres Kebumen sepakat bekerja sama dengan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Selatan untuk mengantisipasi kebakaran hutan.

“Kami akan mengerahkan personel kepolisian termasuk Bhabinkamtibmas untuk memberikan sosialisasi pencegahan kebakaran dan dampaknya,” kata Kapolres AKB Rudy Cahya Kurniawan.

Menurut dia, kebakaran hutan akan berdampak buruk bagi banyak pihak, termasuk di sisi ekonomi dan kesehatan. “Pencegahan wajib hukumnya. Salah satunya, kami akan mengintensifkan patroli di sekitar hutan.”

Dari Sumenep, Jawa Timur, dilaporkan, warga Desa Montornah, harus merogoh kocek hingga ratusan ribu rupiah untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Mereka harus membeli menggunakan mobil tangki dengan harga Rp110 ribu sekali kirim.

“Sumur-sumur di wilayah kami sudah tidak memiliki air. Kalaupun ada, antreannya panjang dan hasilnya sangat sedikit,” kata Mohammad Ridwan, warga.

Di Sumenep, Montornah merupakan desa yang paling merasakan dampak kekeringan. Sejak sebulan lalu, warga yang berada di lima dusun di desa itu telah mengalami kesulitan air bersih. “Montornah masuk ke peta kering kritis selain 11 desa lainnya,” kata Kepala BPBD Sumenep, Abdul Rahman Riadi. (DW/RF/LD/MG/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya