Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) terus mengalami peningkatan. Tercatat, awal Januari hingga Juli terdapat 906 kasus, di antaranya 17 orang meninggal dunia. Kasus terjadi di 10 Kecamatan yang tersebar di 69 Kelurahan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan puluhan orang masih dalam perawatan secara intensif di setiap beberapa rumah sakit swasta dan pemerintah daerah akibat DBD.
Baca juga: Pemkot Tasikmalaya Minta Kaji Ulang Denda tidak Pakai Masker
"Kasus DBD terus menunjukan kenaikan yang cukup signifikan dan semua harus waspada di musim pergantian musim, karena ada siklus lima tahunan tapi puncaknya juga bisa terjadi pada bulan Oktober nanti. Para pasien yang telah terkonfirmasi positif DBD tersebut mengalami gejala demam tinggi, menggigil, mual, muntah, saki kepala, kehilangan selera makan, bintik merah dan sakit tenggorokan serta sejumlah gejala lainnya," kata Uus kepada Media Indonesia pada Minggu (19/7).
Uus mengatakan, kasus DBD bisa dicegahnya melalui pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Pemberantasan juga harus dilakukan secara mandiri dengan cara menguras, menutup, dan mengubur (3M), tempat yang berpotensi bisa menjadi sarang nyamuk. Menghadapo DBD, yang harus dilakukan oleh masyarakat adalah tetap mengutamakan kebersihkan lingkungan.
"Jadi masyarakat tidak bisa mengandalkan pengasapan (fogging) dalam pencegahan DBD karena hanya bisa membunuh nyamuk dewasa. Sementara jentik atau sarang nyamuk tidak hilang dengan dilakukannya fogging tapi, untuk sekarang warga harus melakukannya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan baik agar jentik nyamuk tidak tumbuh menjadi dewasa," ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, kecamatan yang paling terdampak DBD adalah Kawalu dengan jumlah 166 kasus dan enam kasus kematian, Indihiang tercatat 54 kasus dengan satu kasus kematian, Bungursari 89 kasus dua kematian, Cihideung 95 kasus satu kematian, Mangkubumi 131 kasus, Tawang 79 kasus satu kematian, Purbaratu 45 kasus dua kematian, Cipedes 85 kasus empat kematian, Cibeureum 73 kasus dan Tamansari 97 kasus. (H-3)
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Tidak hanya gejala umum, DBD juga bisa menunjukkan gejala yang tidak biasa. Gejala-gejala ini penting untuk diwaspadai agar pasien bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
Ada tiga fase DBD, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase recovery. Jadi, masyarakat harus memahami kapan dia bisa kelola di rumah dan kapan harus dibawa berobat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved