Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Konflik harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) semakin tinggi, akibatnya keberlangsungan hidup satwa lindung itu kian terancam. Perlu kerja keras dan sinergi semua pihak untuk melindungi harimau dari kepunahan.
Pembahasan itu mengemuka dalam diskusi daring "Harimau Sumatra, Raja Hutan Terusir dari Rimba" yang digelar oleh Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh, Sabtu, (11/7). Diskusi ini didukung oleh Lembaga Galang Suar Keadilan (LGSK), Flora Fauna Internasional, dan Flora Fauna Aceh.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Agus Arianto menyebut sepanjang semester pertama 2020 terjadi 18 kasus konflik harimau. Jumlah ini sama dengan jumlah kasus tahun 2019.
Dia memprediksi konflik harimau akan masih akan terjadi karena dalam beberapa hari ini di kawasan Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang, harimau berkeliaran di kawasan perkebunan warga.
"Ada pun populasi harimau sumatra di Aceh saat ini diperkirakan sekitar 200 ekor. Mereka berada di Kawasan Ekosistem Leuser dan Ulu Masen. Namun, data itu telah lama tidak diperbarui," kata Agus di Banda Aceh, Sabtu (11/7).
Pada 2016-2020, lanjutnya, jumlah kasus konflik harimau di Aceh 55 kali. Agus menambahkan, daerah paling banyak terjadi konflik harimau adalah di Kabupaten Aceh Selatan. Dampak konflik di Aceh Selatan satu ekor harimau betina mati. "Diduga diracun," tukasnya.
Menurut Agus, ada beberapa faktor pemicu konflik satwa, yaitu pembukaan kawasan hutan, perubahan fungsi lahan, perburuan, dan pola perkebunan tradisional yang tidak mempertimbangkan satwa lindung.
"Kami melakukan sosialisasi dan pelatihan ke masyarakat agar mencegah terjadinya konflik secara mandiri," paparnya.
Agus menilai beberapa pihak telah bekerja maksimal dalam upaya perlindungan satwa liar. Namun, sinergisitas belum terbangun dengan baik. Oleh sebab itu, Agus mengajak berbagai pihak untuk saling terkoneksi dalam kerja perlindungan satwa.
Direktur Flora Fauna Aceh Dewa Gumay mengatakan penanggulangan konflik satwa harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari penataan kawasan hingga penindakan hukum.
Baca juga: Gubernur Khofifah Panen Udang Vaname di Komplek TNI AL
Dewa menilai belum semua aparat kepolisian memiliki semangat yang sama dalam mengungkap kasus kejahatan satwa liar dan konservasi. Dewa menyebutkan masih ada kasus yang belum tuntas diungkap, yaitu kasus kematian 5 ekor gajah di Aceh, kematian 1 ekor harimau di Aceh Selatan, dan kematian gajah di Pidie Jaya.
"Ini menjadi preseden buruk dalam kasus penindakan hukum kejahatan perburuan dan perdagangan gelap satwa liar," jelas Dewa.
Kasubdit IV Tipiter Ditkrimsus Polda Aceh AKBP Muliadi mengatakan jajaran kepolisian memiliki semangat kuat menindak pelaku kejahatan satwa liar dan konservasi. "Terbukti satu bulan lalu 4 tersangka perdagangan kulit harimau ditangkap di Aceh Timur," kata Muliadi.
Namun, imbuhnya, terkait kasus kematian 5 ekor gajah di Aceh Jaya, itu masih ditangani oleh Polres Aceh Jaya. Sedangkan kematian satu ekor harimau di Aceh Selatan ditangani Polres Aceh Jaya.
"Kami masih memantau perkembangan. Jika perlu kasus itu ditarik ke Polda Aceh," ucap Mulyadi.
Mulyadi mengajak semua pihak untuk terlibat mengawasi proses hukum dalam kasus kejahatan satwa liar. Pengawasan yang dilakukan oleh publik akan memengaruhi tingkat vonis terhadap terdakwa.
Ketua Pusat Kajian Satwa Liar Universitas Syiah Kuala Drh Wahdi Azmi menuturkan perlu pelibatan aparatur desa dalam upaya mitigasi konflik satwa. Pemerintah desa sebagai perpanjangan tangan pemerintah kabupaten dan provinsi harusnya memiliki semangat yang sama untuk melindungi kawasan dan satwa tersebut. (OL-14)
Nenek moyang harimau berasal dari Asia, bukan Afrika. Mereka berevolusi dan beradaptasi dengan lingkungan Asia, sehingga memiliki karakteristik yang sesuai dengan habitat tersebut.
Seekor harimau Sumatra (Panthera tigris Sumatrae) ditemukan mati terjerat di Sigaruntang, Desa Sungai Pua, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis (25/7).
Balai Besar KSDA Riau melakukan pelepasliaran seekor Harimau Sumatra berjenis kelamin betina bernama Puti Malabin di landscape Rimbang Baling Provinsi Sumatera Barat, pada Jum'at (28/6).
SEEKOR harimau sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) membuat geger warga di Kecamatan Gunung Tanang, Kabupaten Solok, Sumatra Barat (Sumbar) karena memasuki kawasan permukiman.
HARIMAU sumatra nyaris memangsa pasangan suami istri (pasutri) yang sedang berada di kebun kopi di Bengkulu, Beruntung pasangan suami istri ini berhasil menyelamatkan diri.
Seorang pekerja perusahaan perkebunan tewas diterkam harimau sumatra di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, Jumat (9/5).
Upaya-upaya untuk menurunkan bahasa Jawa dari generasi ke generasi tentu saja harus dilakukan agar tidak punah ditelan zaman.
IUCN menetapkan status punah pada ikan pari jawa sebagai dampak langsung dari aktivitas manusia.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam KLHK Satyawan Pudyatmoko mengungkapkan ikan pari jawa kemungkinan besar sudah tergolong langka sejak lama.
Banyak kejahatan yang menimpa satwa liar, guna memperingati tersebut hari Konservasi Kehidupan Liar Sedunia menjadi pengingat setiap 4 Desember.
ICW menetapkan batasan jumlah dan ukuran paus komersial yang boleh dibawa, memberi batasan kawasan tertentu, serta dilarang menangkap atau memburu paus betina.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan hampir punahnya Natoni dan Bonet asal NTT. Misalnya karena perpindahan penduduk, kawin campur, serta tidak adanya pembelajaran bahasa daerah di sekolah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved