Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membantah infonrmasi yang menyebutkan ikan pari jawa (urolophus javanicus) punah karena ulah manusia. Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam KLHK Satyawan Pudyatmoko mengungkapkan ikan pari jawa kemungkinan besar sudah tergolong langka sejak lama.
“Memang diduga sebaran ini sangat terbatas di laut Jawa, dan kemungkinan populasinya sangat kecil sehingga risiko kepunahan sangat tinggi,” kata Satyawan kepada Media Indonesia, Rabu (20/12).
Menurut dia, ikan pari jawa hanya diketahui dari satu holotype yang dikoleksi sejak 1862, atau sekitar 161 ahun yang lalu. Sejak saat itu, spesies tersebut tidak ditemukan lagi dalam kegiatan survei. Satyawan pun menilai bahwa pernyataan ikan pari jawa yang merupakan kepunahan hewan laut pertama akibat ulah manusia adalah tidak benar.
Baca juga: Seekor Anak Badak Sumatra Lahir di Taman Nasional Way Kambas
“Faktanya, banyak jenis-jenis lain yang punah akibat ulah manusia, bisa karena over harvesting atau perusakan habitat,” imbuh dia.
KLHK sendiri senantiasa melindungi satwa-satwa yang memiliki jenis dan sebaran terbatas serta yang populasinya kecil.
“Tentu tidak boleh diburu dan habitatnya dijaga, baik luasannya maupun kualitasnya. Peningkatan kesadaran konservasi dan penegakan hukum harus dilakukan bersamaan dan terus-menerus,” tandas Satyawan.
Seperti diketahui, pari jawa (Urolophus javanicus) dinyatakan punah oleh tim penelitian internasional yang dipimpin oleh Charles Darwin University (UCD), Australia. Jenis pari ini dianggap sangat langka dan hanya tercatat sekali pada akhir abad ke-19.
Baca juga: Perburuan Satwa Langka Tinggi karena Rendahnya Hukuman bagi Pelaku
Para ilmuwan menyatakan bahwa sejumlah masalah menjadi penyebab hilangnya pari Jawa, salah satunya adalah aktivitas manusia. Informasi ini diungkap International Union for Conservation of Nature (IUCN) di Red List of Threatened Species terbaru.
Sejak 1964, Red List IUCN telah mengidentifikasi lebih dari 41.200 spesies yang menghadapi kepunahan secara global. Daftar ini memberikan informasi tentang jangkauan, habitat, dan tindakan konservasi yang menjadi dasar bagi pengambilan keputusan dan perubahan kebijakan yang diperlukan untuk melindungi spesies.
"Penangkapan ikan yang intensif dan umumnya tidak diatur kemungkinan besar merupakan ancaman utama yang menyebabkan penurunan populasi pari Jawa, dengan tangkapan ikan pesisir di Laut Jawa sudah mengalami penurunan pada tahun 1870-an," kata Julia Constance, peneliti utama tim.
Benaya Simeon, mahasiswa doktor di UCD yang mempelajari pari yang terancam punah di Indonesia, mengatakan bahwa meskipun survei sejak tahun 2001, tidak ada spesies tambahan yang ditemukan.
Dia menjelaskan bahwa ketiadaan spesies ini, yang ditandai dengan cakram sirip dada berbentuk oval lebih panjang daripada lebar, dan ekor dengan sirip dorsal di depan duri yang bisa menyengat dan sirip ekor, selama periode survei lebih lanjut mengkonfirmasi kepunahannya."Sejumlah lokasi pendaratan ikan di sepanjang pantai utara Jawa dan di seluruh Indonesia telah dimonitor secara ekstensif tetapi tidak ada laporan penampakan pari Jawa," kata Simeon. (Z-11)
Upaya-upaya untuk menurunkan bahasa Jawa dari generasi ke generasi tentu saja harus dilakukan agar tidak punah ditelan zaman.
IUCN menetapkan status punah pada ikan pari jawa sebagai dampak langsung dari aktivitas manusia.
Banyak kejahatan yang menimpa satwa liar, guna memperingati tersebut hari Konservasi Kehidupan Liar Sedunia menjadi pengingat setiap 4 Desember.
ICW menetapkan batasan jumlah dan ukuran paus komersial yang boleh dibawa, memberi batasan kawasan tertentu, serta dilarang menangkap atau memburu paus betina.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan hampir punahnya Natoni dan Bonet asal NTT. Misalnya karena perpindahan penduduk, kawin campur, serta tidak adanya pembelajaran bahasa daerah di sekolah.
Nenek moyang harimau berasal dari Asia, bukan Afrika. Mereka berevolusi dan beradaptasi dengan lingkungan Asia, sehingga memiliki karakteristik yang sesuai dengan habitat tersebut.
Seekor harimau Sumatra (Panthera tigris Sumatrae) ditemukan mati terjerat di Sigaruntang, Desa Sungai Pua, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis (25/7).
BEA Cukai tunjukkan keseriusannya dalam penanganan perdagangan ilegal satwa dan tumbuhan Indonesia, melalui jalinan kerja sama internasional dengan Foreign Customs Attaché Club (FCAC).
Balai Besar KSDA Riau melakukan pelepasliaran seekor Harimau Sumatra berjenis kelamin betina bernama Puti Malabin di landscape Rimbang Baling Provinsi Sumatera Barat, pada Jum'at (28/6).
Lima satwa itu adalah empat landak jawa dan satu kukang.
Sebanyak tiga pelaku dibekuk di dua lokasi berbeda, dua orang di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan dan satu orang di Kecamatan Guguk Panjang Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved