Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi sejak Januari hingga Juni 2020 mencapai 634 orang dengan 16 di antaranya meninggal dunia. Angka tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkannya dengan periode yang sama pada 2019, yang menunjukkan 588 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, sejak awal tahun hingga Juni 2020 tercatat ada 634 kasus DBD. Angka tersebut mengalami peningkatakan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019 menunjukkan angka 588 kasus. Namun, yang paling memprihatinkan, dari 16 orang yang meninggal, 11 di antaranya anak-anak.
"Berdasarkan data per wilayah, Kecamatan Kawalu merupakan paling tinggi mencatatkan kasus DBD dengan 118 penderita dan lima kasus kematian. Posisi kedua ditempati oleh Kecamatan Mangkubumi dengan 84 kasus, selanjutnya Kecamatan Tamansari 70 kasus, Cihideung 66 kasus, Cibereum 58 kasus, dan sisanya menyebar di kecamatan lain," katanya, Rabu (24/6/2020).
Uus mengatakan, kasus kematian DBD yang terjadi selama ini ada di Kecamatan Kawalu dengan lima kasus, Cipedes tiga kasus, Purbaratu, Bungursari, dan Cihideung, masing-masing dua kasus, serta Indihiang dan Tawang masing-masing satu kasus.
"Kami juga sudah mengumpulkan para camat supaya lebih menggerakkan warganya dalam berbagai program yang selama itu dilakukan yakni pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara bersama-sama. Karena, itu faktor yang harus dilakukan dan tidak bisa mengandalkan fogging mengingat pada pengasapan tersebut hanya mematikan nyamuk dewasa saja tetapi untuk jentik nyamuk tak akan mati," ujarnya.
Menurutnya, pihaknya mengingatkan supaya warga menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Karena itu penting bukan hanya untuk menanggulangi Covid-19 saja, tetapi juga DBD di Kota Tasikmalaya juga berpotensi menjadi wabah. Akan tetapi, kesadaran yang dilakukan oleh masyarakat sendiri selama ini kurang dan kebersihan lingkungan sering terabaikan.
"Kami meminta agar masyarakat harus lebih semangat lagi terutamanya dalam kebersihan lingkungan rumah, karena jika lingkungan yang kotor bisa menimbulkan jentik nyamuk hingga tumbuh berkembang menjadi dewasa. Karena, di musim pancaroba ini akan banyaknya jatuh korban jika merek tidak sadar apalagi kondisi sekarang masa pandemi Covid-19 belum usai," paparnya. (AD/OL-10)
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Tidak hanya gejala umum, DBD juga bisa menunjukkan gejala yang tidak biasa. Gejala-gejala ini penting untuk diwaspadai agar pasien bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
Ada tiga fase DBD, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase recovery. Jadi, masyarakat harus memahami kapan dia bisa kelola di rumah dan kapan harus dibawa berobat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved