Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KASUS demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, kurun empat bulan terakhir merenggut tiga orang korban jiwa. Para korban merupakan pasien yang sedang dalam penanganan di rumah sakit.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Rostiani Dewi, menuturkan merebaknya kasus DBD bersamaan peralihan musim kemarau ke musim hujan. Kondisi tersebut memicu berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti sebagai pemicu DBD.
"Selama merebaknya DBD di Kabupaten Cianjur, sudah ada tiga orang yang meninggal dunia," terang Dewi kepada Media Indonesia melalui sambungan telepon, Minggu (3/5).
Selama Januari-April tahun ini, kata Dewi, DBD yang terdata di Kabupaten Cianjur sebanyak 336 orang. Rinciannya, pada Januari sebanyak 78 kasus, pada Februari sebanyak 82 kasus, pada Maret sebanyak 124 kasus, dan pada April sebanyak 52 kasus.
"Dari semua kasus itu, seluruh pasiennya dirawat di rumah sakit," terang Dewi.
Jika melihat data, kasus DBD terbanyak terjadi pada Maret. Kondisi tersebut bisa jadi dipicu tingginya intensitas curah hujan selama Maret.
"Kami selalu mengimbau kepada masyarakat agar selalu menerapkan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat). Lakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara 3M plus yakni mengubur, menguras, dan menutup tempat-tempat yang bisa memicu berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti," tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal, menambahkan tren kasus DBD setiap bulannya cenderung berfluktuasi. Peralihan musim dari kemarau ke hujan, sebut Yusman, diakuinya cukup rentan berpotensi terjadinya DBD.
Yusman mengaku Dinkes Kabupaten Cianjur sudah mengeluarkan surat edaran ke semua puskemas agar masyarakat menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui program 3M Plus.
baca juga: Petani Pilih Simpan Gabah Selama Pandemik Korona
"PSN dan 3M Plus yakni menguras, menutup, dan mengubur ini merupakan upaya preventif. Plusnya memanfaatkan barang tidak terpakai, menanam tumbuhan pengusir nyamuk, dan memberikan larvasida," beber Yusman.
Di kalangan masyarakat sendiri masih terbentuk stigma bahwa penanganan DBD dilakukan dengan cara fogging. Namun, kata Yusman, fogging sifatnya kuratif bukan preventif.
"Jadi, fogging tidak terlalu efektif," tandasnya. (OL-3)
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Tidak hanya gejala umum, DBD juga bisa menunjukkan gejala yang tidak biasa. Gejala-gejala ini penting untuk diwaspadai agar pasien bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Pepeling merupakan inovasi yang dikonsep memudahkan dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat wajib pajak.
Dengan enam kursi di DPRD Cianjur, Wahyu bisa maju
Polres Cianjur menahan dua orang yang diduga menyalahgunakan elpiji subsidi 3 kilogram untuk meraup keuntungan pribadi.
Pasangan Herman-Ibang berpihak kepada para pedagang, terutama pengembangan berbagai infrastruktur di kawasan pasar.
Setahap demi setahap terus dilakukan pembangunan septic tank di lingkungan masyarakat
Hingga saat ini atau hampir 9 tahun berjalan, belum dilaporkan ada kasus rabies di Cianjur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved