Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MUCHTAR, 75, bersemangat mengayuh sepeda onthel menyusuri jalan nasional Banda Aceh-Lhokseumawe. Di bagian depan sepeda zaman dulu itu terpasang spanduk bertuliskan Hari Pahlawan Nasional 10 November 2019.
Tak hanya itu, berlanjut tulisan di bawahnya yakni Bangsa yang besar mengenang jasa-jasa para pahlawan. Seorang lansia dengan sepeda bututnya mengenang hari pahlawan. Beberapa nama ulama besar, tokoh Islam dan pahlawan nasional Indonesia juga tertera di spanduk putih tersebut.
Tetiba, gagang stang spedanya goyang. Muchtar pun mendorong sepeda onthelnya dan berusaha meminjam kunci pas pada warung di pinggir jalan kawasan Seupeng, Kecamatan Pekan Bari, Kabupaten Pidie. Kunci tersebut untuk mengencangkan kembali kerusakan pada leher stang sepeda.
Sembari berdiri di pinggir jalan, Muchtar menceritakan dirinya berasal dari Kampung Jawa Lama, Blok Hamente, Meunasah Almanar, Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh.
Pada Minggu (10/11), lelaki tua yang akrab di panggil om Muchtar itu berhasil mengikuti upacara bendera memperingati Hari Pahlawan ke-74 di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh, Provinsi Aceh. Hal itu memang menjadi tujuan utama Muchtar datang ke Banda Aceh.
Berangkat dari Lhokseumawe tujuan Banda Aceh, berjarak sekitar 273,9 km. Untuk pulang pergi antardua kota tersebut, dia harus mengayuh sepeda sejauh 547,8 km dengan waktu tempuh 5 hari. Perjalanan mengayuh sepeda onthel oleh kakek yang berusia uzur itu bukan sekadar mengenang jasa pahlawan, tapi juga kampanye untuk menggugah jiwa semua orang supaya tidak melupakan jasa para pahlawan.
"Walaupun harus mengayuh sepeda sejauh 547,8 km, pulang pergi Lhokseumawe-Banda Aceh, tidak terasa berat dibandingkan perjuangan para pahlawan kita dulu. Perjalanan saya ke Banda Aceh hanya ingin mengikuti upacara Hari Pahlawan pada 10 November 2019" tutur kakek yang sudah terlihat lekuk keriput di wajahnya kepada Media Indonesia, Senin (11/11).
Kakek kelahiran 1944 itu mengaku sangat puas bisa ikut mengheningkan cipta saat puncak upacara di Lapangan Padang Banda Aceh bersama ribuan orang dari berbagai kalangan di Aceh itu. Apalagi itu upacara peringatan Hari Pahlawan paling besar di Aceh dan dihadiri oleh masyarakat, pelajar hingga para petinggi di Serambi Mekkah.
Tapi masih ada suatu kekecewaan besar dari seorang kakek Muchtar terhadap fenomena yang tidak sepatutnya terjadi hingga 74 tahun Indonesia merdeka. Dia menyayangkan kondisi makam pahlawan Nasional Cut Meutia di hutan rimba kawasan hulu sungai Krueng Keureutoe, Kecamatan Pirak Timu, Kabupaten Aceh Utara.
Pasalnya, hingga kini makam pahlawan perempuan bermental baja dan berwajah ayu itu tidak terurus dengan baik. Tidak ada penjaga atau orang yang ditugaskan untuk memelihara kelestarian layaknya makam seorang pahlawan paling berjasa terhadap negeri ini.
Baca juga: Peringati Hari Pahlawan, Super W Guncang Sidoarjo
Padahal Cut Meutia bersama suami Teuku Cik Di Tunong, anaknya T Raja Sabi, serta para pengikut rela meregang nyawa. Pengorbanan tersebut untuk mempertahankan Islam dan Indonesia dari cengkraman penjajahan kolonial Belanda.
"Padahal harus malu dengan tingkah kita yang lupa terhadap jasa-jasa Cut Meutia. Begitu gigih perjuangannya dan sangat getir apa yang pernah beliau rasakan hingga melahirkan sebuah kemerdekaan bangsa ini. Tapi kita seperti tidak malu dan seolah lupa karena berkat ikthiar atau perjuangan siapa hingga menikmati indahnya kemerdekaan" tutur Muchtar.
Hingga saat ini untuk berziarah ke makam Cut Meutia harus menyusuri hutan rimba, menyeberangi sungai dan naik turun gunung terjal. Bahkan, untuk mencapai lokasi makam membutuhkan waktu tempuh dua hingga tiga hari.
Butuh Perbaikan Infrastruktur ke Makam Cut Meutia
Sebagaimana penelusuran Media Indonesia, jalur menuju makam yang pernah dibangun sekitar tahun 2007 melalui Bakti TNI semasa Dandim Aceh Utara Letkol Yogi Gunawan, belum juga rampung hingga sekarang. Tidak diteruskan oleh pihak berwajib hingga kini.
Bahkan badan jalan tersebut sekarang sudah rusak parah karena tergerus hujan dan kembali ditumbuhi hutan semak. Ironisnya jalur tersebut sekarang digunakan oleh pembalak liar untuk menurunkan kayu hutan. Tidak ada tanda-tanda jalur tersebut akan kembali dibangun.
Warga pun mengharapkan ada jalan tembus dan bisa dilalui kendaraan roda empat untuk menuju makam Cut Meutia. Cukup banyak peziarah yang ingin sampai dan berdoa di makam pahlawan perempuan asal Desa Mesjid, Kemukiman Pirak, Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara, itu.
Hal itu terlihat dari tingginya minat para mahasiswa, aktivis pecinta sejarah dan kelompok pramuka yang melakukan napak tilas ke makam Cut Meutia. Mereka rela berhari-hari menembus hutan belantara hanya untuk mengenang perjuangan sang pahlawan.
Bagi yang tidak sanggup menempuh jalur sulit untuk berziarah ke makam, hanya mengunjungi lokasi rumah pasangan Cut Meutia-Teuku Cik Di Tunong di pinggiran sawah Desa Mesjid, Kemukiman Pirak, Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara.
Semoga keinginan masyarakat dan harapan kakek Muchtar agar terbangun jalan tembus ke makam Cut Meutia segera mendapat perhatian serius dari pemerintah.(OL-5)
20 finalis peserta Grand Final Photography Competition yang digelar Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat
Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (AMANAH) memamerkan produk-produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Instruktur parfum bersertifikat Internasional, William Sicher Wijaya menjelaskan single note terdiri dari beberapa family yang biasa dijadikan bahan dasar dalam pembuatan parfum
RAUT wajah rasa kekecewaan bercampur murung sulit disembunyikan oleh ribuan petani bawang merah di kawasan Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.
Pelaku usaha properti di Provinsi Aceh mendesak agar perbankan konvensional diizinkan kembali beroperasi di wilayah tersebut.
Puncak malam AYTM 2024, para juri menetapkan Ibnu Nusyi asal Aceh Besar untuk kategori laki-laki. Sedangkan, kategori perempuan diraih Syafira Mustaqilla asal Langsa.
Dari sekian banyak bandara yang ada di Indonesia, sebagian besar di antara mereka menggunakan nama pahlawan nasional, termasuk dari para tokoh TNI AU, sebagai bentuk penghormatan.
Pada 29 Juli 1947, Angkatan Udara Indonesia mengalami duka mendalam. Tiga tokoh perintis Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) tewas dalam sebuah serangan tragis.
Abdul Halim Perdanakusuma adalah salah satu pahlawan nasional yang dikenal sebagai perintis dalam pembentukan dan pengembangan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI).
Berikut sejumlah klaim segelintir oknum Ba'alawy terkait pahlawan dan kemerdekaan Indonesia yang disampaikan Rhoma Irama. Anhar Gonggong membantah semua klaim itu. Berikut uraiannya.
Salah satu cara untuk memperingati hari Kartini, pejuang emansipasi wanita ini, adalah dengan menulis puisi yang menginspirasi tentang Kartini.
Raden Ajeng Kartini, seorang Pahlawan Nasional Indonesia, memperjuangkan hak pendidikan, kesetaraan gender, dan hak-hak perempuan di masa penjajahan Belanda.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved