Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Badai dan Kebakaran Hutan Mulai Intai Sumatera Utara

Yoseph Pencawan
08/1/2019 15:45
Badai dan Kebakaran Hutan Mulai Intai Sumatera Utara
Badai dan Kebakaran Hutan Mulai Intai Sumatera Utara(ist)

BALAI Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah I Medan mengimbau masyarakat di wilayah kerjanya mewaspadai kemungkinan terjadinya angin puting beliung serta kebakaran hutan dan lahan.

Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan, Syahnan, mengatakan bahwa peralihan musim menyebabkan adanya angin kencang dan titik-titik hotspot yang menjadi indikasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Biasanya kalau peralihan seperti ini ada puting beliung dan kebakaran hutan. Saat ini saja titik-titik hotspot mulai terjadi, di Riau, hotspot 2
sampai 3 sudah muncul," ungkapnya, Selasa (8/1).

Dia menjelaskan, siklon tropis mengubah pola cuaca pada wilayah di sekitarnya. Meski secara geografis Indonesia bukan menjadi wilayah yang dilintasi badai atau siklon tropis, tetapi bila terdapat badai di sekitar wilayahnya, maka Indonesia akan kena dampak secara tidak langsung.

Dampak yang dapat timbul berupa hujan lebat, angin kencang dan gelombang tinggi pada beberapa wilayah yang dekat dengan lokasi badai. Namun badai tidak selalu membentuk cuaca buruk di Indonesia. Dalam beberapa kasus, badai tropis justru menyebabkan berkurangnya potensi hujan. "Hal inilah yang saat ini dialami oleh wilayah Sumatra Utara," ujar Syahnan.

Lebih rinci dia paparkan, secara umum Indonesia hanya memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan. Musim panas biasanya terjadi pada Januari sampai Maret, sedangkan musim hujan biasanya mulai pertengahan April hingga Juni. Namun, sifat cuaca yang dinamis memungkinkan adanya potensi terjadinya gangguan-gangguan cuaca yang berdampak di wilayah Sumatra Utara. Kondisi tersebut dapat menyebabkan  kondisi cuaca cukup labil yang dapat berubah sewaktu-waktu.

Sejak Januari 2019, Sumut sendiri sudah memasuki musim panas hingga Maret 2019. Kendati demikian, hujan lokal diprakirakan masih terjadi di beberapa wilayah, khususnya di daerah pegunungan dan Pantai Barat. (X-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Anwar Surachman
Berita Lainnya