Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PEMKAB Sukabumi, Jawa Barat, mendapat bantuan alat pendeteksi dini (early warning system/EWS) longsor dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Alat tersebut langsung dipasang di puncak kawasan perbukitan Surandil di Kampung Garehong, Dusun Cimapag RT 05/04, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok.
"Kami sudah memasang EWS yang dipasang di puncak bukit (mahkota) awal terjadi longsor. Alat ini dibawa dari rekan-rekan BPBD Kabupaten Banjarnegara. Mulai ini dipasang," kata Danrem 061 Suryakencana Kolonel Muhammad Hasan, Jumat (4/1).
EWS berfungsi untuk mendeteksi pergerakan tanah hingga mencapai 10 centimeter ke atas. Alarm dan sinyal akan berbunyi ketika terjadi gerakan tanah.
"(Alat) itu sangat berguna bagi kita untuk memgantisipasi jika terjadi longsor susulan," katanya.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Banjarnegara, Andri Sulistyo, mengatakan alat deteksi dini longsor itu merupakan karya staf BPBD Kabupaten Banjarnegara. Alat dibuat didasari pertimbangan Kabupaten Banjarnegara terbilang daerah rawan bencana alam.
"Ada 1 unit alat EWS yang kami pasang. Ini kami berikan kepada Pemkab Sukabumi," kata Andri, Jumat (4/1).
Baca juga: Longsor Susulan Terjadi di Sukabumi
EWS tersebut diberi nama Elwasi atau sinonim dari Eling, Waspodo, lan Siaga. Bentuk EWS bikinan staf BPBD Kabupaten Banjarnegara itu cukup sederhana.
"Bentuknya kotak biasa. Ada tiang pancangnya dengan tali ke bawah kemudian samping kiribdan kanan 3 titik. Panjang tiang pancangnya sekitar 90 centimeter," kata dia.
Sistem kerjanya alarm dan lampu akan menyala ketika terjadi pergerakan tanah membuka sekitar 5 centimeter. Suara bunyi akan semakin kencang saat rekahan pergerakan tanah mencapai 10 centimeter.
"Biasanya ketika rekahan pergerakan tanah sudah mencapai 20 centimeter tandanya masa air sudah masuk ke dalam. Jumlah air bisa mengakibatkan longsor," sebut dia.
Andri menuturkan, saat akan terjadi longsor diawali dengan tanda-tanda pohon miring, mata air keluar, dan rekahan tanda membentuk tapal kuda.
"Ini pengalaman kami. Sangat berharga sekali, sehingga kami paham sekali," tuturnya.
Di Kabupaten Banjarnegara, kata Andri, BPBD setempat sudah memasang dua unit EWS Elwasi. Dengan yang dipasang di lokasi longsor kawasan perbuktian Surandil di Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, berarti sudah ada tiga EWS yang terpasang.
"Biaya produksinya hanya Rp5 juta. Tapi tergantung panjang spanner-nya," sebut dia.
Alat EWS Elwasi buatan staf BPBD Kabupaten Banjarnegara itu sudah sering dipamerkan di pameran-pameran. Bahkan sudah banyak permintaan dari sejumlah daerah di Indonesia.
"Saat ini kami sedang mengejar hak paten dulu supaya bisa diproduksi massal," tandasnya. (OL-3)
INDONESIA merupakan negara yang dikepung dengan berbagai potensi bencana alam, mulai dari bencana hidrometeorologi hingga meteorologi.
Pusat Prediksi Badai telah mengeluarkan peringatan tornado baru untuk lebih dari 3 juta orang di sebagian Illinois, Indiana, dan Kentucky.
BNPB, BMKG, dan PVMBG berkolaborasi dalam perancangan sistem peringatan dini bencana galodo, atau banjir bandang lahar yang disertai material vulkanik seperti bebatuan.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyoroti urgensi peringatan dini sebagai sarana penting dalam melindungi masyarakat dari bencana alam.
Bencana alam mengancam Indonesia, seperti banjir, gempa bumi dan tanah longsor. Pengarusutamaan informasi kebencanaan menjadi sangat penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
Fasilitasi peralatan sistem peringatan dini banjir akan dilaksanakan di tiga kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo
PEMERINTAH Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, memasang lima unit sensor peringatan dini atau Early Warning System (EWS) di titik rawan bencana tanah longsor dan banjir lahar dingin.
Bencana tanah longsor melanda Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Rabu (17/7). Tujuh orang meninggal dunia akibat peristiwa nahas tersebut.
Khusus bagi warga yang tinggal di wilayah aliran sungai dan di bawah pegunungan untuk pindah sementara waktu ke tempat yang lebih aman. Hujan dengan intensitas tinggi yang disertai angin kencang
Mereka telah lama kehilangan tempat tinggal akibat bencana longsor yang terjadi 24 Maret lalu.
Hujan deras dengan intensitas tinggi menyebabkan bencana tanah longsor dan pergerakan tanah. Bencana terjadi di 90 titik tersebar di 17 kecamatan.
total korban tanah longsor di lokasi tambang emas tradisional Desa Tulabolo, Bone Bolango bertambah menjadi 145 orang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved