Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
WALHI DKI Jakarta mendesak pemerintah untuk menghentikan proyek pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Antara (FPSA) yang masih menggunakan mesin insinerator.
Desakan tersebut tidak terlepas dari putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta yang memenangkan gugatan warga Jakarta soal polusi udara. Berikut, soal komitmen Pemprov DKI Jakarta dalam pengendalian polusi udara.
“Sudah seharusnya proyek FPSA yang menggunakan incinerator dihentikan, karena akan berkontribusi dalam pemcemaran udara Jakarta,” ujar Anggota Walhi Jakarta Muhammad Aminullah dalam keterangannya, Senin (24/10).
Baca juga: TransJakarta Teken Kerja Sama Integrasi Antarmoda dengan Kereta Cepat
Insinerator sendiri merupakan salah satu teknologi thermal yang akan digunakan Pemprov DKI untuk mereduksi jumlah sampah di Ibu Kota. Hingga saat ini, pemerintah menggunakan insinerator di Pembangkit LIstrik Tenaga Sampah (PLTSa) Bantargebang.
Selain itu, pemerintah juga berupaya membangun FPSA dengan insinerator di empat wilayah Jakarta.Menurut Walhi, fasilitas tersebut berdampak buruk bagi lingkungan dan makhluk hidup.
"Sampah yang dibakar akan menghasilkan beberapa senyawa yang sangat beracun, khususnya dioksin dan furan. Dioksin merupakan senyawa yang dapat menyebabkan kerusakan hati, gangguan reproduksi, cacat lahir, hingga kanker," pungkas Aminulah.
Berdasarkan laporan Evaluation of the Climate Change Impact of Incineration in the United Kingdom, setiap ton sampah yang diproses melalui insinerator menghasilkan sekitar 1,43 ton CO2.
Dengan menggunakan estimasi tersebut, FPSA yang berkapasitas sekitar 2.000 ton sampah akan melepas 2.860 ton CO2 ke langit Jakarta setiap hari. Jumlah CO2 tersebut setara 5.600 sepeda motor yang berjalan bersamaan sejauh 5 km.
Baca juga: Saringan Ciliwung Cegat Sampah 20 Ton ke Pintu Manggarai-Karet
Insinerator juga dapat melepas merkuri lebih banyak ketimbang PLTU batubara. New York Department of Conservation mencatat satu unit incinerator melepas merkuri 14 kali lebih banyak, ketimbang 1 unit PLTU batubara.
Lebih lanjut, Aminullah menekankan bahwa penggunaan insinerator di Jakarta merupakan proyek yang dipaksakan. Sebab dalam proses pembangunannya, teknologi tersebut kerap mendapat penolakan dari masyarakat, bahkan ditinggal investor.
“Rencana FPSA Rorotan ditolak warga, FPSA mikro Tebet juga ditolak warga, ITF Sunter ditinggal Investor. Proyek ini lebih banyak merugikan masyarakat dan lingkungan, tapi masih saja dipaksakan pemerintah,” tandasnya.(OL-11)
KEJAHATAN lingkungan berupa pencemaran air tanah dan sungai yang diduga oleh limbah industri dan masyarakat di wilayah Bekasi Raya yaitu Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi terus terjadi.
MAJELIS Hakim Pengadilan Negeri Batam, pada hari Rabu, tanggal 10 Juli 2024 telah memutus perkara pencemaran Laut Natuna Utara Perairan Indonesia dengan terdakwa Mahmoud Mohamed Abdelaziz
Tindakan penegakan hukum dilakukan karena sebelumnya telah dilakukan peringatan kepada pengusaha tambak udang untuk menghentikan kegiatan yang diduga melanggar zona pemanfaatan.
DI Bandung, sejumlah aktivis lingkungan menggelar aksi menyuarakan kegagalan program Citarum Harum di depan kantor Gubernur Jawa Barat, Gedung Sate, Rabu (22/5).
SEBUAH makalah penelitian yang diterbitkan di Science Advances mengungkapkan kondisi dunia yang semakin darurat sampah plastik.
Sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk bisa meningkatkan ketahanan lingkungan terhadap perubahan iklim maupun kerusakan lingkungan hidup dan polusi udara.
Dalam Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) RTRW Tahun 2024-2044, Pemprov DKI mendorong agar 70% penduduk di Jakarta dapat berkegiatan disimpul transportasi massal.
Masalah utama pada polusi di Jakarta ialah sektor transportasi. Dalam studi yang tengah dilakukan, memperbaiki emisi dari kendaraan berat seperti truk dan mengkonversi kendaraan bensin
penggunaan motor konvensional dinilai menjadi masalah utama dalam perubahan iklim yang saat ini terjadi tidak hanya di Indinesia, tapi juga di seluruh dunia.
Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di urutan ke-2 terburuk di dunia dengan angka 177 atau masuk dalam kategori tidak sehat.
Kualitas udara di Jakarta pada Sabtu (27/7) pagi masuk kategori tidak sehat dan menduduki posisi kedua sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Kualitas udara di Jakarta pada Jumat (26/7) pagi masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif. Jakarta menduduki peringkat ketiga sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved