Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Anies Dinilai Gagal Paham Soal Tes PCR

Theofilus Ifan Sucipto
07/9/2020 10:16
Anies Dinilai Gagal Paham Soal Tes PCR
Petuga medis melakukan tes usap (swab test) kepada wartawan di Gedung Dewan Pers, Jakarta.(ANTARA/Reno Esnir)

GUBERNUR DKI Jakarta Anies Baswedan dinilai gegabah mengklaim jumlah tes covid-19. Anies diminta lebih bijak memberi pernyataan agar masyarakat tetap waspada.

"Ungkapan apa yang dilakukan Pemprov sudah di jalan yang benar seperti yang dikatakan Anies sangat disesalkan," kata Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak lewat keterangan tertulis, Senin (7/9).

Gilbert menjelaskan pemeriksaan covid-19 dengan metode polymerase chain reaction (PCR) sangat tinggi sensitivitas dan spesifisitasnya. Kelemahannya yakni sulit menemukan sampel swab yang baik dan waktu pemeriksaan yang terlalu dini atau terlambat.

"Karena dibutuhkan waktu beberapa hari oleh virus untuk berkembang biak di kerongkongan dan hidung," terang Gilbert.

Baca juga: Polri dan TNI Diminta Turun Langsung Tangani Covid-19 di Jakarta

Sampel tes PCR, kata Gilbert, berpotensi rusak karena terlambat diperiksa. Dampaknya, sebagian kasus covid-10 tidak ditemukan virusnya dalam swab test.

"Dinyatakan negatif padahal sakit covid-19 sehingga akurasi hasilnya sekitar 66 sampai 80%," ujar anggota Komisi B DPRD DKI itu.

Menurut Gilbert, pemeriksaan PCR di DKI tidak mungkin 100%. Dia bilang, jika dilakukan tes pada 10 juta penduduk Jakarta, satu dari tiga orang yang terinfeksi akan luput dari pemeriksaan.*

"Mereka bisa OTG (orang tanpa gejala) atau bergejala seperti batuk dan flu. Ini lebih berbahaya daripada yang sakit," tegas dia.*

Gilbert menyayangkan klaim Anies yang menyebut sudah melaksanakan tes PCR empat kali lipat di atas standar organisasi kesehatan dunia (WHO). Sebab, tes PCR bukan untuk mencegah melainkan mendeteksi.

"Pernyataan itu gegabah. Meski sudah melakukan 3T (testing, tracing, dan treatment) tidak akan memutus rantai karena penjelasan tadi," tutur Gilbert.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui penambahan kasus covid-19 sepekan terakhir mengkhawatirkan. Positivity rate atau angka kepositifan covid-19 di Jakarta sebesar 13%.

"Sekarang positivity rate kita di atas 10%. Ini angka yang sangat mengkhawatirkan. Tapi saya ingin menyampaikan kepada semua bahwa track (jalur) kita di Jakarta yang benar," ujar Anies, di Jakarta, Sabtu (5/9). (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya