Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MAIN hujan menjadi salah satu favorit anak-anak. Namun, sebagian orang tua masih ragu, bahkan cemas main hujan akan membuat si kecil sakit. Karenanya, mereka cenderung melarang. Padahal, kegiatan mengasyikkan itu membawa sejumlah manfaat, lho.
Dokter spesialis ilmu kesehatan anak dari Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) – Bintaro Jaya, dr. Nitish Basant Adnani, Sp.A, mengungkapkan, sejumlah sumber menyatakan bermain di tengah hujan dapat memberikan manfaat positif bagi anak, baik dari aspek kesehatan fisik, maupun perkembangan anak secara keseluruhan. Manfaat itu misalnya, melatih kemampuan motorik dan sensoris anak.
Ketika si kecil bermain di bawah hujan, dia akan melompat kegirangan, berlarian, menggerakkan seluruh tubuhnya. Ia mungkin akan mendongakkan wajah ke atas dan menadah hujan dengan tangan. Kegiatan tersebut akan merangsang sistem motorik dan melatih kemampuan fisiknya hingga lebih optimal.
Baca juga : Bermain Bersama Keluarga Bisa Cegah Anak Ketergantungan pada Gawai
Kemudian, tetesan air, bunyi gemericik air hujan, aroma tanah basah, dan perubahan dari kering ke basah di kulitnya juga dapat merangsang berbagai pancaindra anak. Hal ini membantu pengembangan sistem sensoris dan pemahaman anak terhadap lingkungan sekitar.
“Kreativitas dan imajinasi anak-anak pun akan terstimulasi. Main hujan memberikan anak pengalaman bermain di alam. Kegembiraan yang dirasakan akan mengurangi rasa cemas, dan yang pasti kegiatan tersebut akan mengurangi screen time (durasi bermain gawai),” ungkap dr. Nitish.
Kendati demikian, paparan air hujan juga berisiko membawa kuman penyakit. Oleh karena itu, lanjut dr. Nitish, orang tua perlu membatasi waktu paparan air hujan pada anak, yakni maksimal 30 menit. Itu pun dengan lebih dulu memastikan kondisi tubuh anak betul-betul fit. Selain itu, pastikan anak bermain hujan di lingkungan yang bersih. Mengingat, daya tahan tubuh anak belum sekuat orang dewasa. Lalu, jangan lengah, selalu awasi anak saat bermain hujan untuk berjaga-jaga kalau-kalau dia tergelincir atau jatuh.
“Setelah si kecil selesai bermain hujan, segera lepas pakaian yang basah, lalu mandikan dengan air hangat dan sabun. Hal ini juga berlaku ketika anak tidak sengaja kehujanan,” pungkas dr. Nitish. (B-1)
Dalam sepekan ke depan masih terdapat potensi peningkatan curah hujan secara signifikan di sejumlah wilayah Indonesia.
Hujan asam juga mengandung sulfur dioksida dan nitrogen dioksida.
Wakil Wali Kota Palu, Reny A Lamadjido mengatakan, musim hujan kembali terjadi di Palu akibatnya banyak ditemukan nyamuk pembawa vektor DBD.
Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat terus meningkat sejak Januari hingga April selama musim penghujan.
Angin muson dibagi menjadi dua jenis yakni angin muson barat dan angin muson timur. Berikut penjelasan proses dari kedua jenis angin muson.
PJ Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, menyampaikan pentingnya pencegahan dan inovasi teknologi dalam penanganan bencana.
Tema yang diambil dalam buku perdana ini adalah "Bermain dan Permainan pada Pendidikan Anak Usia Dini".
Peringatan Hari Anak Nasional 23 Juli 2024 diselenggarakan dalam berbagai bentuk kegiatan. Salah satunya kegiatan bermain bersama yang diikuti anak-anak pengidap dan penyintas kanker.
Di Indonesia, kita sering kali dikelilingi oleh mitos maupun fakta seputar kesehatan anak
Aparsi ketar-ketir akan kehilangan omzet triliunan rupiah dari aturan larangan penjualan produk tembakau atau rokok dalam radius 200 meter dari satuan pendidikan dan tempat bermain anak
Idealnya, usia masuk SD seharusnya bergantung pada kesiapan anak untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Umumnya, anak-anak sudah dapat mengikuti pembelajaran di usia antara 6-7 tahun.
RUTINITAS pengobatan membuat hak anak pejuang kanker untuk bermain menjadi berkurang bahkan tidak terpenuhi karena harus berjuang melawan kanker. Diperlukan pendampingan psikososial.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved