Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
GENCATAN senjata di Jalur Gaza hanya akan menguntungkan Hamas saat Israel melanjutkan serangan udara terhadap kelompok militan itu. Hal itu diungkapkan pemerintah Amerika Serikat (AS), Selasa (24/10).
Pernyataan itu diungkapkan Gedung Putih saat Presiden Joe Biden mengatakan pengiriman bantuan ke Jalur Gaza berjalan lambat.
"Gencatan senjata pada saat ini hanya akan menguntungkan Hamas," ujar penasehat keamanan Gedung Putih John Kirby.
Baca juga: Arrmanatha Tegaskan Indonesia tidak Diam dalam Isu Gaza di PBB
Ribuan orang telah tewas di kedua pihak sejak Hamas melancarkan serangan ke wilayah Israel pada 7 Oktober dan 'Negeri Zionis' itu membalas dengan melancarkan serangan udara tanpa henti ke Jalur Gaza.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Selasa (24/10), menyerukan gencatan senjata segera saat pemimpin Uni Eropa meminta agar pertempuran dihentikan.
Kirby mengatakan meski Washington menolak gencatan senjata, penhentian pertempuran agar bantuan bisa masuk ke Jalur Gaza adalah opsi yang bisa dipertimbangkan.
Baca juga: 6 Rumah Sakit di Gaza Tutup karena Kekurangan Bahan Bakar
"Kami ingin melihat semua langkah untuk melindungi warga sipil dan penghentian pertempuran untuk sementara. Namun, itu bukan gencatan senjata," tegasnya.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, sebelumnya, meminta Dewan Keamanan PBB untuk mendukung resolusi buatan AS yang akan mendukung jeda kemanusiaan agar bantuan bisa masuk ke Jalur Gaza.
Adapun Biden, Senin (23/10), menegaskan pembicaraan mengenai gencatan senjata hanya bisa dimulai setelah seluruh sandera yang ditahan oleh Hamas dibebaskan.
Sementara itu, Kirby mengatakan meski AS telah meminta Israel meminimalkan korban warga sipil namun hal itu tidak bisa dihindari.
"Ini preang. Perang itu berdarah, buruk, mengerikan, dan warga sipil akan menjadi korban," kata Kirby.
"Saya berharap bisa mengatakan hal berbeda dan berharap hal itu tidak akan terjadi. Itu tidak bisa dibenarkan namun juga tidak bisa dihindarkan," imbuhnya. (AFP/Z-1)
AMERIKA Serikat akan terus mengupayakan gencatan senjata di Jalur Gaza meskipun ketua biro politik Hamas Ismail Haniyeh meninggal. Ini dikatakan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Ia dipandang oleh banyak diplomat sebagai seorang yang moderat dibandingkan dengan anggota kelompok garis keras yang didukung Iran itu di Gaza.
Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris tidak akan tinggal diam dalam menghadapi penderitaan warga Palestina, seiring dengan berkecamuknya perang Israel di Gaza.
Sejumlah atlet yang berlaga di Olimpiade Paris 2024 harus berjuang bukan hanya soal kemenangan, tetapi perjuangan sebuah negara untuk bertahan hidup.
Indonesia mendesak Inggris memainkan perannya sebagai anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk terus mengawal isu Palestina
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan akan mengirim delegasi ke Roma untuk perundingan gencatan senajata dalam upaya mengakhiri perang Israel dengan Hamas
Tindakan Israel selama ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diuraikan dalam Piagam PBB dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM).
Pasukan pendudukan Israel menargetkan Sekolah Dalal al-Maghribi di Gaza.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
PEMIMPIN kelompok Houthi Yaman, Sayyed Abdul Malik al-Houthi, mengatakan pembunuhan Kepala Politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel telah meningkatkan pertempuran ke lingkup lebih luas.
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan berbelasungkawa atas kematian petinggi Gerakan perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh.
Serangan yang menewaskan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh akan berdampak pada upaya gencatan senjata dan meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved