Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
LEBIH dari setengah dari sekitar dua juta penduduk Jalur Gaza merupakan keturunan pengungsi Palestina yang meninggalkan rumah mereka ketika Israel didirikan pada 1948. Saat ini mereka bergantung pada bantuan PBB.
Menurut warga Suriah, Badan PBB yang melayani pengungsi Palestina, UNRWA, tidak menganggap pengungsi Suriah sebagai tanggung jawab mereka dan hanya membantu sebagian. "UNRWA tidak mengakui anak-anak saya. Mereka selalu mengatakan kepada saya, 'Anda pengungsi Suriah dan kami merawat pengungsi Palestina'," kata Donia al-Minyarawi, istri Imad al-Hisso.
"Ketika tiba di Gaza, kami pikir itu tempat yang layak huni. Yang kami lihat di Gaza tidak terbayangkan. Situasinya benar-benar menyedihkan," katanya. Dia menderita beberapa kondisi medis yang tidak mampu dia tangani.
Lina Moustafa Hassoun, 52, juga tiba secara ilegal di Gaza melalui terowongan pada akhir 2012 bersama putranya Nawras, 24. Seorang Palestina yang sebelumnya tinggal di Suriah, Hassoun mengatakan dia datang untuk mengunjungi saudara perempuannya dan bermaksud tinggal selama sebulan.
Namun ibu dan anak itu terdampar ketika terowongan yang mereka lewati ditutup. Dokumen perjalanan mereka juga telah kedaluwarsa.
"Kehidupan di Gaza sangat sulit, tidak mungkin untuk bepergian dan bekerja. Tidak ada stabilitas di sana (di Suriah) atau di sini," katanya kepada AFP.
Baca juga: Kisah Pilu Pengungsi Suriah yang Terperangkap di Gaza Palestina
Nawras merekam video untuk pengungsi Suriah lain, Warif Qassem, seorang koki yang memberikan pelajaran memasak melalui salurannya di YouTube. Bersama dengan pengungsi Suriah lain di Gaza, Qassem, 41, mendirikan asosiasi untuk melakukan advokasi dengan otoritas Palestina dan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).
Tahun lalu, UNHCR mengeluarkan sembilan keluarga Suriah dari Gaza melalui bandara Israel di Tel Aviv. Qassem mengatakan dia berterima kasih atas keramahan warga Gaza dan menghargai masakan mereka, tetapi mengatakan situasi mereka rumit. "Kami melakukan yang terbaik untuk mengatasi tantangan," katanya. (AFP/OL-14)
Sebuah serangan udara Israel di dekat perbatasan Libanon-Suriah telah menewaskan Mohammad Baraa Qatarji, seorang pengusaha Suriah terkemuka yang dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat.
Seorang pria Suriah menembaki Kedutaan Besar AS di Libanon, menyebabkan kekhawatiran dan tindakan keamanan.
PEMANTAU Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) yang berbasis di Inggris mengatakan setidaknya 12 pejuang pro-Iran tewas akibat serangan Israel Minggu (2/6) malam.
Mantan istri seorang pejabat Islamic State, didakwa atas kejahatan terhadap kemanusiaan karena diduga memperbudak seorang gadis Yazidi remaja di Suriah.
Pada Jumat, Israel melancarkan serangan yang menargetkan posisi tentara Suriah di selatan negara tersebut, menurut pemerintah Suriah dan lembaga pemantau.
Pasar keuangan mengalami goncangan setelah laporan ledakan terdengar di Iran dan Suriah, yang mengindikasikan serangan balasan dari Israel.
Pasukan pendudukan Israel menargetkan Sekolah Dalal al-Maghribi di Gaza.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menilai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan kebrutalan yang nyata, tetapi masyarakat internasional bungkam.
Serangan yang menewaskan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh akan berdampak pada upaya gencatan senjata dan meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah.
WAKIL Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menilai sosok pemimpin biro politik organisasi perlawanan Palestina Hamas Ismail Haniyeh sebagai pejuang kemerdekaan Palestina.
AMERIKA Serikat akan terus mengupayakan gencatan senjata di Jalur Gaza meskipun ketua biro politik Hamas Ismail Haniyeh meninggal. Ini dikatakan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved