Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
SEORANG pria Bangladesh berusia 80-an telah dipertemukan kembali dengan ibunya yang hampir berusia 100 tahun setelah sekitar 70 tahun. Kejadian mengharukan ini salah satunya berkat media sosial.
Abdul Kuddus Munsi dikirim untuk tinggal bersama pamannya ketika dia berusia sekitar 10 tahun. Sejak itu ia kehilangan kontak dengan keluarganya setelah melarikan diri dan diadopsi oleh dua saudara perempuan.
"Ini hari paling bahagia dalam hidup saya," kata pria berusia 82 tahun itu dari Brahmanbaria, distrik perbatasan timur, tempat ia dilahirkan pada 1939.
Pada April seorang pengusaha mem-posting video Kuddus di Facebook. Ia memohon bantuan untuk menemukan orangtuanya. Yang bisa Kuddus ingat tentang dekade pertamanya ialah nama orangtuanya dan desanya.
Seorang kerabat jauh di desa melihat status tersebut dan memberi tahu Kuddus bahwa ibunya, Mongola Nessa, yang diperkirakan berusia akhir 90-an, masih hidup. Jadi Kuddus--ayah dari tiga putra dan lima putri yang sudah dewasa--melakukan perjalanan sekitar 350 kilometer (220 mil) dari kota barat Rajshahi, untuk mengakhiri dekade keterasingan.
Pada akhir pekan, dia akhirnya bertemu kembali dengan ibunya yang mengidentifikasi dia dengan tanda di tangannya seperti saudara perempuannya.
"Ibuku sudah sangat tua dan dia tidak bisa berbicara dengan benar," tambahnya. "Dia menangis setelah melihat saya dan memegang tangan saya. Saya mengatakan kepadanya bahwa putra Anda telah kembali dan Anda tidak perlu khawatir tentang apapun mulai sekarang."
Baca juga: Pesawat Tempur Elektronik Tiongkok Dipasang Pelacak dan Rudal
"Mereka saling berpegangan tangan dan menangis lama saat mereka dipertemukan kembali," kata keponakan Kuddus, Shafiqul Islam, kepada AFP. "Ratusan penduduk desa yang datang untuk melihat pemandangan luar biasa ini juga meneteskan air mata." (OL-14)
Menteri Negara Bangladesh untuk Informasi dan Penyiaran, Mohammad Arafat, membela penanganan pemerintah terhadap protes massal, meskipun para ahli PBB serukan investigasi.
Di Bangladesh, protes besar-besaran berlanjut meskipun Mahkamah Agung telah mengurangi sistem kuota pekerjaan yang kontroversial.
Mahkamah Agung Bangladesh membatalkan sebagian besar kuota pekerjaan pemerintah yang sebelumnya menyalurkan sepertiga dari posisi publik untuk kerabat veteran.
Kementerian luar negeri memastikan 563 WNI yang berada di Bangladesh dalam kondisi selamat dan aman di tengah demonstrasi besar-besaran.
Para pengunjuk rasa yang berdemo di beberapa wilayah Dhaka pada Jumat (19/7), masih mempertahankan posisi mereka bahkan setelah jam malam diumumkan.
Pemerintah Bangladesh memberlakukan jam malam nasional dan memberikan perintah "tembak di tempat" kepada polisi menyusul protes besar yang dipimpin mahasiswa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved