Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
RUTINITAS banyak orang memang tak terlepas dari smartphone. Bahkan saat bangun tidur, hal yang pertama kali akan dicari oleh banyak orang adalah ponsel.
Smartphone selain sangat berguna untuk komunikasi melainkan juga dapat memberikan informasi dengan cepat dan mudah. Semakin banyaknya kemudahan yang ditawarkan sehingga smartphone juga sudah menjadi kebutuhan banyak orang.
Belum lama ini, penelitian yang telah diterbikan di International Journal of Environmental Research and Public Health menemukan bahwa menggunakan ponsel selama 1000 jam atau 17 menit per hari selama 10 tahun dapat menyebabkan peningkatan risiko 60 persen terkena tumor kanker. Itu juga mengakibatkan dua kali risiko mengembangkan tumor otak selama satu dekade.
Dilansir dari dailymail.co.uk, Kamis (8/7),berdasarkan temuan ini, penulis studi menyarankan orang harus menggunakan telepon rumah sedapat mungkin untuk berkomunikasi dibandingkan dengan menggunakan ponsel.
Penelitian kontroversial ini melibatkan analisis statistik dari 46 studi berbeda tentang penggunaan ponsel dan kesehatan di seluruh dunia para ahli dari UC Berkeley.
Para peneliti mengatakan bahwa radiasi dari sinyal seluler mengganggu mekanisme seluler dan dapat mengakibatkan terciptanya protein stres yang menyebabkan kerusakan DNA, tumor, dan bahkan kematian sel dalam kasus-kasus ekstrem.
Baca juga: Storytelling Pendekatan untuk Promosikan Wisata Religi
Pakar Berkeley memeriksa studi sebelumnya yang dilakukan di AS, Swedia, Inggris, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru untuk mendapatkan gambaran luas tentang penggunaan ponsel dan kesehatan.
Penulis studi Joel Moskowitz mengatakan orang harus meminimalkan waktu dalam menggunakan ponsel, menjauhkan mereka dari tubuh mereka dan menggunakan telepon rumah untuk panggilan jika memungkinkan.
Studi yang meneliti hubungan antara penggunaan ponsel dan kanker masih kontroversial, kata Moskowitz, yang mengatakan itu adalah topik politik yang sangat sensitif.
Dia mengatakan ada konsekuensi ekonomi yang signifikan untuk industri telepon seluler yang kuat, yang juga mendanai sejumlah studi tentang masalah ini.
Tim Berkeley melakukan penelitian dengan Pusat Kanker Nasional Korea Selatan dan Universitas Nasional Seoul.
"Penggunaan ponsel menyoroti sejumlah masalah kesehatan masyarakat dan sayangnya hanya mendapat sedikit perhatian di komunitas ilmiah," kata Moskowitz.
Michelle Mitchell, kepala eksekutif Cancer Research UK mengatakan bahwa tinjauan tersebut melihat temuan penelitian sebelumnya tentang dampak kesehatan ponsel.
Dia mengatakan hasilnya beragam dan adanya beberapa keterbatasan penting dengan beberapa penelitian yang digunakan.
Moskowitz mengatakan banyak ahli yang mendukung bahwa modulasi perangkat nirkabel membuat energi radiasi lebih aktif secara biologis.
"Ini kemudian mengganggu mekanisme seluler kita, membuka saluran kalsium, misalnya, dan memungkinkan kalsium mengalir ke dalam sel dan ke dalam mitokondria di dalam sel, mengganggu proses seluler alami kita dan mengarah pada penciptaan protein stres dan radikal bebas. dan, mungkin, kerusakan DNA," ujarnya.
"Dan, dalam kasus lain, itu dapat menyebabkan kematian sel," lanjutnya.
Baca juga: Festival Film Wartawan Indonesia Sediakan 30 Piala
Lebih dari 250 ilmuwan yang telah meneliti efek kesehatan dari medan elektromagnetik non-pengion dari perangkat seluler, telah menandatangani International EMF Scientist Appeal, yang menyerukan peringatan kesehatan dan batas paparan yang lebih kuat.
"Jadi, ada banyak ilmuwan yang setuju bahwa radiasi ini berbahaya bagi kesehatan kita," jelas Moskowitz.
Sejumlah penelitian telah mencoba untuk menyelesaikan perdebatan tentang radiasi sel. Tingkat kanker jantung jenis tertentu tampaknya terkait dengan penggunaan ponsel yang lebih besar, tetapi jumlah orang dengan penyakit langka itu masih kecil.
Penulis studi merekomendasikan orang meminimalkan penggunaan ponsel dan telepon nirkabel untuk mengurangi waktu paparan radiasi mereka.
Dia mengatakan seseorang harus menggunakan telepon rumah bila memungkinkan dan jika menggunakan ponsel sebaiknya mematikan WiFi dan Bluetooth jika tidak akan menggunakannya.
Penulis studi juga menyarankan untuk menjauhkan ponsel 10 inci atau 25.4 cm dari tubuh untuk mengurangi paparan 10.000 kali lipat dan melakukan panggilan menggunakan speaker daripada mendekatkannya ke telinga.
Para penulis mengatakan studi lebih lanjut sangat diperlukan untuk mengetahui lebih banyak mengenai kesehatan dan penggunaan ponsel. Selain itu juga dapat mengkonfirmasi temuan ini. (OL-4)
Salah satu fungsi yang sangat berguna adalah pelacakan langkah. Penelitian menunjukkan bahwa menetapkan target langkah harian dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan kematian dini.
Penerbitan PP Kesehatan ini akan mengancam keberlangsungan hidup 9 juta pedagang di pasar rakyat yang menyebar di seluruh Indonesia
Maka dari itu, kalian perlu menghilangkannya dengan beberapa cara di bawah ini. Cara mengatasinya pun tidak sulit dan bisa dilakukan sendiri.
Biasanya oatmeal ini dikonsumsi saat pagi hari untuk sarapan. Tidak heran oatmeal dikonsumsi sebelum memulai aktivitas, karena dalam kandungannya makanan ini memiliki nutrisi tinggi.
Dokter spesialis penyakit dalam Rudy Kurniawan mengatakan sarapan dengan karbohidrat tetap diperlukan untuk membantu mempersiapkan metabolisme tubuh.
Terlepas dari kemajuan dalam sektor kesehatan, masalah over treatment atau perawatan berlebihan tetap menjadi isu signifikan di Indonesia.
Ada kekhawatiran tentang radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh ponsel dan dampaknya terhadap kesehatan. Berikut daftar ponsel dengan radiasi paling tinggi
Untuk radiasi maka dilihat profil anaknya tinggi, berat badan dan usia yang nantinya diberikan radiasi seminimal mungkin tapi tetap memberikan hasil gambar semaksimal mungkin.
Kebiasaan yang sering kali dianggap sepele ternyata dapat menjadi pemicu munculnya penyakit kanker, lalu kegiatan sepele seperti apa yang dapat memicu kanker? Ini daftarnya.
Low Dose CT scan Thorax merupakan metode deteksi dini kanker paru yang efektif relatif aman karena dosis radiasinya hanya 1/7 dari CT scan biasa.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) mengembangkan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSP-PU) / Hospital Based.
Sunscreen tidak hanya melindungi anda dari bahaya radiasi UVB yang dapat menyebabkan kulit terbakar karena sinar matahari, tetapi juga melindungi kulit anda dari sinar UVA.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved