Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Sambut Kemenangan Assad, Rusia Kecam Barat Intervensi Suriah

Mediaindonesia.com
28/5/2021 19:47
Sambut Kemenangan Assad, Rusia Kecam Barat Intervensi Suriah
Warga Suriah mengibarkan bendera nasional di jalan-jalan ibu kota Damaskus, sehari setelah pilpres yang memenangkan Presiden Bashar Assad.(AFP/Louai Beshara.)

RUSIA menyambut kemenangan Presiden Suriah Bashar al-Assad setelah ia mengklaim terpilih kembali dengan kemenangan telak dalam pemungutan suara yang dikritik oleh oposisi dan negara-negara Barat.

"Kemenangan yang menentukan dimenangkan oleh kepala negara yang sedang menjabat," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam pernyataan, Jumat (28/5).

"Kami memandang pemilu sebagai urusan kedaulatan Republik Arab Suriah dan langkah penting untuk memperkuat stabilitas internalnya," tambahnya.

 

Pemungutan suara kontroversial yang memperpanjang cengkeraman Assad pada kekuasaan merupakan kali kedua sejak konflik sipil terjadi selama satu dekade. Konflik itu menewaskan lebih dari 388.000 orang, jutaan orang mengungsi, dan menghancurkan infrastruktur negara.

Menjelang pemilu, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia mengatakan pemungutan suara itu tidak bebas dan tidak adil. Pihak oposisi yang terfragmentasi di Suriah menyebutnya sebagai lelucon.

Rusia telah menjadi sekutu utama rezim Suriah dalam konflik tersebut. Intervensinya dalam perang pada September 2015 dipandang telah mengubah gelombang pertempuran untuk mendukung Assad.

 

Kementerian Luar Negeri Rusia menggambarkan pernyataan Barat yang mempertanyakan keabsahan pemilu sebagai upaya lain untuk mencampuri urusan dalam negeri Suriah dengan tujuan untuk menggoyahkannya.

"Tidak ada yang memiliki hak untuk mendikte Suriah kapan dan dalam kondisi apa mereka harus memilih kepala negara mereka," katanya. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu
Berita Lainnya