Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Israel dan UEA Capai Kesepakatan Damai Bersejarah

Faustinus Nua
14/8/2020 07:05
Israel dan UEA Capai Kesepakatan Damai Bersejarah
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed Bin Zayed.(AFP/GALI TIBBON ODD ANDERSEN)

Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) telah mencapai kesepakatan bersejarah yang akan mengarah pada normalisasi penuh hubungan diplomatik antara kedua negaranya. Kesepakatan yang dibantu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tersebut, Israel telah setuju untuk menangguhkan penerapan kedaulatan ke wilayah Tepi Barat yang telah dicaploknya.

Dikutip The Sydney Morning Herald, pejabat Gedung Putih mengatakan kesepakatan itu adalah hasil dari diskusi panjang antara Israel, UEA, dan AS. Kemudian disahkan dalam panggilan telepon pada Kamis, waktu AS, antara Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed Bin Zayed.

"Terobosan besar hari ini! Perjanjian perdamaian bersejarah antara dua teman besar kami, Israel dan Uni Emirat Arab," tulis Trump di Twitter.

Di Ruang Oval Gedung Putih, Trump mengatakan diskusi antara kedua pemimpin terkadang tegang. Sementara kesepakatan serupa juga tengah dibahas dengan negara lain di kawasan.

Trump menambahkan bahwa upacara penandatanganan termasuk delegasi dari Israel dan UEA akan diadakan di Gedung Putih. Diperkirakan dilakukan dalam beberapa minggu mendatang.

Baca juga: Perjuangan Merah Putih untuk Kemerdekaan Palestina

"Semua orang mengatakan ini tidak mungkin. Setelah 49 tahun, Israel dan Uni Emirat Arab akan sepenuhnya menormalkan kembali hubungan diplomatik mereka. Mereka bertukar kedutaan besar dan duta besar serta mulai bekerja sama di seberang perbatasan," ucap Trump.

Para pejabat AS menggambarkan perjanjian tersebut, yang dikenal sebagai Abraham Accords, sebagai yang pertama dari jenisnya sejak Israel dan Yordania menandatangani perjanjian perdamaian pada tahun 1994. Hal itu juga memberi Trump keberhasilan kebijakan luar negeri saat ia berupaya untuk kembali terpilih pada 3 November.

Namun seorang pejabat senior Palestina mengecam kesepakatan yang ditengahi AS itu. Hanan Ashrawi mengatakan di Twitter bahwa kesepakatan itu melanggengkan pendudukan Israel di Tepi Barat.

"Israel mendapat imbalan sebab tidak menyatakan secara terbuka apa yang telah dilakukannya terhadap Palestina secara ilegal dan terus-menerus sejak awal pendudukan," tulisnya.

Dia juga mengatakan UEA telah maju dengan 'kesepakatan/normalisasi rahasia dengan Israel'. "Tolong jangan membantu kami. Kami bukan daun ara siapa pun!" dia menulis.

Netanyahu, dalam komentar pertamanya tentang kesepakatan itu, mengatakan di Twitter "hari bersejarah bagi negara Israel".

Putra mahkota Abu Dhabi mengatakan di Twitter bahwa kesepakatan telah dicapai dan itu akan menghentikan pencaplokan Israel lebih lanjut atas wilayah Palestina.

"Selama panggilan (telepon) dengan Presiden Trump dan Perdana Menteri Netanyahu, kesepakatan dicapai untuk menghentikan aneksasi Israel lebih lanjut atas wilayah Palestina. UEA dan Israel juga setuju untuk bekerja sama dan menetapkan peta jalan menuju membangun hubungan bilateral," katanya. (TSMH/OL-14)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya