Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron, pada Minggu (14/6), berjanji untuk melawan rasisme. Namun, katanya, Prancis tidak akan menurunkan patung-patung tokoh era kolonial yang kontroversial.
Itu adalah pertama kalinya Macron berbicara mengenai masalah tersebut sejak kematian George Floyd di Amerika Serikat yang telah memicu aksi protes di seluruh dunia, termasuk di Prancis.
Para demonstran telah menyatakan kemarahan mereka atas ketidakadilan rasial dan kebrutalan polisi, khususnya terhadap kaum minoritas dari bekas koloni Prancis di Afrika.
Macron mengakui bahwa alamat, nama, warna kulit seseorang bisa mengurangi peluang mereka untuk berhasil dalam masyarakat Prancis.
Akan tetapi, ia menyerukan perjuangan untuk memastikan bahwa setiap orang bisa menemukan tempat mereka tanpa memandang asal etnis atau agama. Dia pun berjanji untuk tidak berkompromi dalam menghadapi rasisme, anti-Semitisme dan diskriminasi.
Namun, dia menegaskan bahwa Prancis tidak akan menurunkan patung-patung tokoh era kolonial yang kontroversial seperti yang terjadi di beberapa negara lain dalam beberapa pekan terakhir.
Baca juga: Kepala Polisi Atlanta Mundur setelah Pria Kulit Hitam Terbunuh
Di tengah-tengah seruan untuk menurunkan patung-patung yang dikaitkan dengan perdagangan budak Prancis atau kesalahan kolonial, Macron mengatakan bawah pihaknya tidak akan menghapus jejak atau nama apa pun dari sejarahnya.
"Itu tidak akan menurunkan patung apa pun," katanya.
"Kita harus melihat semua sejarah kita bersama termasuk hubungan dengan Afrika, dengan tujuan kebenaran daripada menyangkal siapa kita," kata Macron.
Seperti banyak pemerintah di seluruh dunia, Macron menghadapi tekanan yang semakin besar untuk menentang rasisme dan kekerasan polisi.
Setidaknya 15.000 orang berdemonstrasi di Paris pada Sabtu, yang terbaru dalam serangkaian protes Prancis yang dipicu oleh kematian George Floyd di Amerika Serikat dan gerakan Black Lives Matter, tetapi semakin fokus pada ketegangan di Prancis sendiri antara polisi dan minoritas. (France24/A-2)
RATUSAN mahasiswa IAIN Kudus, Jawa Tengah, Kamis sore (1/8), lakukan aksi demo menuntut transparansi penentuan grade serta kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa.
Ribuan orang turun ke jalan menolak klaim kemenangan Presiden Nicolás Maduro, yang dianggap curang oleh oposisi.
Di Venezuela, pasukan keamanan telah menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan ribuan pengunjuk rasa di Caracas yang memprotes hasil pemilihan yang diperdebatkan.
PP Muhammadiyah mengadakan konsolidasi nasional di kampus Universitas 'Aisyiyah. Acara ini membahas berbagai topik penting, termasuk izin pengelolaan tambang.
Menteri Negara Bangladesh untuk Informasi dan Penyiaran, Mohammad Arafat, membela penanganan pemerintah terhadap protes massal, meskipun para ahli PBB serukan investigasi.
Demonstran pro-Palestina melakukan protes terhadap kunjungan PM Israel Benjamin Netanyahu dengan membakar bendera AS dan memasang bendera Palestina di tiang bendera.
Enzo Fernandez dikabarkan sudah meminta maaf secara langsung kepada rekan setim di Chelsea, terutama yang berkewarganegaraan Prancis terkait aksi rasisme yang dia lakukan.
Chelsea tidak memberikan sanksi kepada Enzo Fernandez atas nyanyian rasis yang dilakukannya bersama beberapa pemain Argentina.
Para pemain timnas Argentina memasuki lapangan dengan sambutan ejekan dan siulan yang dilakukan sebagian besar dari 35.000 penonton yang hadir di stadion.
Skuad Chelsea, saat ini, diisi tujuh pemain Prancis yaitu Axel Sisasi, Benoit Badiashile, Lesley Ugochukwu, Christopher Nkunku, Malo Gusto, Wesley Fofana, dan Malang Sarr.
Kasus rasisme yang melibatkan pemain timnas Argentina itu kian keruh usai Wakil Presiden Argentina Victoria Villaruel menyebut Prancis sebagai kolonialis dan rakyat negara Eropa itu munafik.
Striker Korea Selatan (Korsel) itu melaporkan ejekan rasisme yang diterimanya itu di laga persahabatan di Marbella, Spanyol, Senin (15/7).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved