Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
SEORANG perempuan Kanada telah menemukan cara cerdik untuk memeluk ibunya dengan aman bahkan selama pandemi virus korona baru atau covid-19. Ia membuat terpal plastik besar dengan empat lengan yang tergantung dari tali jemuran.
Di Kota Guelph, Southwestern Ontario, Kanada, Carolyn Ellis dan suaminya, Andrew, membuat apa yang disebut dengan sarung tangan untuk berpelukan pada malam Hari Ibu, yang tahun ini dirayakan pada 10 Mei di Amerika Utara.
“Terpikir oleh saya bahwa Ibu tidak mendapatkan pelukan dan kami benarbenar perlu melakukan sesuatu untuk itu,” kata Ellis kepada AFP. “Saya ingin memberikannya pada Hari Ibu,” tambahnya.
Mereka pun menempelkan empat lengan plastik ke terpal besar tersebut. Dengan begitu, itu memungkinkan dua orang untuk saling berpelukan tanpa melakukan kontak langsung.
“Itu ialah upaya yang sangat banyak memakan waktu, mencoba untuk mencari tahu ukuran dan ketinggian lubang,” kata Ellis. “Kami mengerjakannya sampai larut malam pada Sabtu dan kemudian kami menyiapkan segalanya untuk Hari Ibu pada Minggu,” tambahnya.
“Itu hadiah yang luar biasa,” ungkapnya.
Sebuah video yang merekam momen saat mereka berpelukan dibagikan di media sosial. Video tersebut dengan cepat menjadi viral. Ellis pun mengaku terkejut.
“Saya hanya ingin memeluk ibu saya,” katanya. “Kami cukup kaget dengan seberapa cepat itu menjadi viral, tetapi senang bahwa orang lain mendapat manfaat dari pelukan kami. Kami menyukainya,” ungkapnya.
Walaupun pelukan yang tertutup plastik tersebut tidak akan pernah sebaik pelukan yang asli, pelukan itu masih menghibur. Apalagi, kata Ellis, setelah berminggu-minggu berada dalam aturan lockdown dan langkahlangkah jaga jarak sosial lainnya, pelukan tersebut bisa menjadi cara untuk bisa kembali memegang ibunya. “Perasaan itu terasa seperti di rumah. Pelukan dari ibumu, rasanya sangat menyenangkan,” ucapnya.
Di sisi lain, warga di Kuwait dan Qatar dikenai sanksi berupa hukuman penjara atau denda ribuan dolar jika mereka tidak mengenakan masker untuk melawan virus korona baru atau covid-19. Pada Minggu (17/5), Kementerian Kesehatan Kuwait mengatakan siapa pun yang tertangkap tidak mengenakan masker akan menghadapi hukuman tiga bulan penjara.
Denda bagi yang melanggar di Kuwait maksimum mencapai 5.000 dinar (US$16.200/Rp241,6 juta) dan di Qatar sebesar 200 ribu riyal (US$55.000/Rp820 juta). (AFP/CNA/Nur Aivanni/I-1)
Berdasarkan pedoman yang ada, covid-19 baru dianggap sebagai ancaman jika jumlah atlet yang tertular mencapai 5% dari total seluruh atlet dalam periode tujuh hari.
Sebanyak enam atlet dinyatakan positif Covid-19 dalam waktu kurang dari satu minggu penyelenggaraan Olimpiade Paris 2024.
Lima dari enam atlet di Olimpiade Paris 2024 yang dinyatakan positif covid-19 merupakan atlet polo air Australia, dan satu merupakan atlet renang Inggris.
Kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian itu lantas berdampak krisis di berbagai negara.
Sejulah atlet yang berkompetisi di Olimpiade Paris 2024 terjangkit Covid-19. Terbaru, perenang Inggris Adam Peaty dinyatakan positif setelah lima atlet polo air Australia.
Menurut WHO, model kerja dari rumah dapat menciptakan kondisi berbahaya, yakni berdampak buruk bagi kesehatan karyawan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved