Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Wuhan Revisi Jumlah Korban Meninggal Akibat Covid-19

Nur Aivanni
17/4/2020 17:36
Wuhan Revisi Jumlah Korban Meninggal Akibat Covid-19
Petugas medis di Wuhan bersiap memeriksa suhu tubuh pasien(AFP/Hector Retamal)

PEMERINTAH Kota Wuhan, Tiongkok melakukan revisi terhadap jumlah korban meninggal akibat virus covid-19 di tengah kecaman global terhadap Tiongkok terkait penanganan pandemi yang sudah menewaskan lebih dari 140 ribu orang di dunia itu.

Revisi itu menambah jumlah korban meninggal sebanyak 1.290 kasus kematian yang membuat total kematian di Tiongkok akibat covid-19 mencapai 3.869 jiwa.

Revisi itu dilakukan setelah banyak kematian "dilaporkan secara keliru" atau terlewatkan sama sekali. Upaya itu pun semakin menambah keraguan global terhadap transparansi Tiongkok.

Tudingan yang sebelumnya dilontarkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump itu, kini didukung oleh para pemimpin negara di Prancis dan Inggris. Sebelumnya media AS menyebut virus itu secara tidak sengaja menyebar akibat kebocoran di laboratorium yang ada di Wuhan yang fokus pada penelitian kelelawar.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan kepada Financial Times bahwa "naif" jika berpikir Tiongkok telah menangani pandemi dengan baik.

Baca juga : Dampak Korona, Ekonomi Tiongkok Anjlok Pertama Kalinya Sejak 1976

"Jelas ada hal-hal yang terjadi yang tidak kita ketahui," tambahnya.

Para pemimpin dunia tengah bergulat dengan pertanyaan kapan harus membuka kembali negaranya yang kini menjalani karantina wilayah atau lockdown, seperti Trump yang ingin segera membuka lagi perekonomian AS.

Di sisi lain, Jepang, Inggris, dan Meksiko berencana memperpanjang pembatasan di negaranya.

Sementara itu, ada lebih banyak tanda-tanda mengenai hancurnya ekonomi global. Pada Jumat, Tiongkok melaporkan PDB-nya menyusut 6,8 persen pada kuartal pertama, kontraksi pertama sejak data pertumbuhan triwulanan dimulai pada awal 1990-an.

Di AS, 5,2 juta pekerja lainnya kehilangan pekerjaan mereka, sehingga jumlah pengangguran baru menjadi 22 juta sejak pertengahan Maret. Di Eropa, penjualan mobil menyusut 55 persen pada Maret, menurut asosiasi perdagangan industri tersebut. (AFP/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya