Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
SEKRETARIS Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres mengatakan dampak dahsyat pemanasan global mengancam umat manusia karena lebih dulu menyerang alam. Hal ini disampaikan Guterres jelang konferensi tingkat tinggi iklim atau disebut COP25, Minggu (1/12).
"Selama beberapa dekade, spesies manusia telah berperang dengan planet ini,dan sekarang planet ini melawan," ujar Guterres.
Ia mengutuk ekonomi utama dunia yang tidak melakukan upaya memadai untuk mengekang peningkatan polusi karbon.
"Kita dihadapkan dengan krisis iklim global dan tidak bisa kembali ke awal," imbuhnya.
Guterres menyampaikan hal itu sebagai bagian yang ditekankan dalam laporan PBB dan akan dirilis pada Selasa (3/12). Pihaknya pun mengonfirmasi lima tahun terakhir menjadi yang terpanas dari sebelumnya.
"Bencana terkait iklim menjadi lebih sering, lebih mematikan, lebih destruktif," ungkapnya pada malam perundingan perubahan iklim bersama 196 negara COP25 di Madrid.
Baca juga: Indonesia Sambut Komitmen EU soal pengurangan Emisi 55 %
Ia menambahkan beberapa risiko yang akan dihadapi manusia, mulai dari kesehatan hingga keamanan pangan. Polusi udara, lanjut dia, menjadi penyebab tujuh juta kematian prematur setiap tahun.
Sebelumnya, kesepakatan Paris menyerukan pembatasan pemanasan global di bawah dua derajat Celcius. Namun, baru-baru ini, ilmu pengetahuan menjelaskan batas aman untuk kenaikan hanya 1,5 derajat celcius.
Laporan program lingkungan PBB atau UN Enviroment Programme juga menyimpulkan emisi CO2 harus turun 7,6% per tahun selama dekade berikutnya agar tetap dalam ambang batas.
Guterres pun meyakinkan kenaikan 1,5 derajat celcius bisa dilakukan.
"Mari kita perjelas, sampai sekarang, upaya kita untuk mencapai target ini sama sekali tidak memadai," tegasnya.
"Para penyumbang emisi terbesar di dunia tidak mengerjakan kewajiban mereka dengan sebenarnya".(AFP/OL-5)
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyoroti bahaya fenomena cuaca panas ekstrem yang semakin meningkat di banyak negara.
Menteri Negara Bangladesh untuk Informasi dan Penyiaran, Mohammad Arafat, membela penanganan pemerintah terhadap protes massal, meskipun para ahli PBB serukan investigasi.
SEKITAR 150 ribu warga sipil telah meninggalkan Khan Younis di Jalur Gaza menyusul perintah evakuasi dari Israel. Ini dikatakan juru bicara PBB pada Selasa (23/7).
Parlemen Israel meloloskan tiga RUU dalam pembacaan pertama menutup Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dan menetapkannya sebagai "organisasi teroris".
Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi menegaskan fatwa ICJ mendukung perjuangan Palestina dan meminta semua negara serta PBB, tidak mengakui keberadaan ilegal Israel.
Sekjen PBB Antonio Guterres akan menyerahkan opini hukum Mahkamah Internasional (ICJ) kepada Majelis Umum yang menganggap pendudukan Israel di wilayah Palestina sejak 1967 melanggar hukum.
Menurut Kementan tidak ada cara lain menghindari krisisi pangan selain mengebut program pompanisasi dan oplah.
Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, mendesak negara-negara untuk bertindak menanggapi dampak panas ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim.
Suhu baru tertinggi yang tercatat sebesar 17,09 derajat Celcius, sedikit melampaui rekor sebelumnya sebesar 17,08 derajat Celcius yang terjadi pada 6 Juli 2023.
Untuk menghadapi tantangan ini, dibutuhkan generasi muda yang peduli pada lingkungan dan memiliki pengetahuan serta keahlian membangun masa depan berkelanjutan.
Langkah nyata ini juga sebagai bentuk dukungan BMKG untuk memberikan data yang lebih akurat dalam mewujudkan target Net Zero Emission tahun 2060.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved