Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Maduro Ancam Balas Sanksi AS

Willy Haryono
29/1/2019 10:23
Maduro Ancam Balas Sanksi AS
(Yuri CORTEZ / AFP)

PRESIDEN Venezuela Nicolas Maduro bertekad membalas Amerika Serikat (AS) yang menjatuhkan sanksi ke perusahaan minyak nasional PDVSA. AS beralasan sanksi dijatuhkan untuk mencegah Maduro meraup seluruh aset perusahaan tersebut.

"Saya telah memberikan instruksi spesifik kepada kepada KDVSA untuk meluncurkan aksi politik serta hukum di AS dan pengadilan internasional demi melindungi aset Citgo," ucap Maduro dalam pidato di televisi, seperti disitat dari kantor berita AFP, Senin (28/1). Citgo adalah anak perusahaan PDVSA yang berlokasi di AS.

"Mereka (AS) berusaha mencuri Citgo dari kita, warga Venezuela. Waspadalah!" ungkap Maduro dalam upacara penyambutan para diplomat yang ditarik dari Washington.

Para diplomat itu ditarik usai AS mengakui tokoh oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai presiden interim.

Baca juga: Guaido Ambil Alih Aset Venezuela di Luar Negeri

Maduro sempat berniat mengusir semua diplomat AS untuk angkat kaki dari Caracas, namun keputusannya itu ditunda.

Guaido, yang merupakan Kepala Majelis Nasional Venezuela, mendeklarasikan diri sebagai presiden interim pekan lalu. Ia mengaku sedang berusaha "menguasai seluruh aset republik yang ada di luar negeri, untuk mencegah Maduro mengosongkan seluruh kotak kekayaan negara."

Venezuela yang memiliki banyak cadangan minyak sempat dikenal sebagai negara sukses di Amerika Latin. Namun, negara tersebut jatuh ke dalam krisis politik dan ekonomi usai dipimpin tokoh sayap kiri selama bertahun-tahun.

Akhir pekan kemarin, sejumlah negara Eropa mengeluarkan ultimatum kepada Maduro bahwa dirinya harus menggelar pemilihan umum dalam kurun delapan hari ke depan atau mereka akan mengakui tokoh oposisi Juan Guaido sebagai presiden interim.

Caracas mengecam keras ultimatum tersebut dan menilai langkah UE tersebut seperti praktik di era kolonial. (Medcom/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya