Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Maduro Tegaskan tidak akan Gelar Pemilu Darurat

Sonya Michaella
28/1/2019 09:25
Maduro Tegaskan tidak akan Gelar Pemilu Darurat
(Yuri CORTEZ / AFP)

PRESIDEN Venezuela Nicolas Maduro enggan mengadakan pemilu darurat atas desakan dan ultimatum sejumlah negara Eropa.

Inggris, Prancis, Belanda, Jerman, dan Spanyol telah memperingatkan Maduro dan mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden sementara kecuali Maduro mengadakan pemilu ulang dalam waktu delapan hari.

Dilansir AFP, Senin (28/1), Maduro menyebut pemilu darurat sebagai permohonan Guaido kepada militer untuk berbalik melawan pemerintah.

"Mereka harus menarik ultimatum ini. Tidak ada yang bisa mengultimatum kita," kata Maduro.

Dia juga menyebut ultimatum dari negara-negara Eropa tersebut sebagai sebuah kesalahan dan penghinaan terhadap Venezuela.

Baca juga: Amerika Serukan Kebebasan di Venezuela

"Venezuela tidak terikat dengan Eropa. Ini adalah penghinaan," ujar dia.

Dalam sesi di PBB, Venezuela menolak ultimatum Eropa. Menteri Luar Negeri Jorge Alberto Arreaza menegaskan kepada semua anggota Dewan Keamanan PBB di New York bahwa kepresidenan Maduro bersifat sah dan menekankan Venezuela tidak akan bisa ditekan untuk menggelar pemilu.

Presiden Maduro dilantik untuk kali kedua bulan ini usai berakhirnya pemilihan umum yang diboikot oposisi. Pemilu dan pelantikan Maduro memicu gelombang protes di seantero negeri, terutama di Caracas.

Maduro menuduh Guaido, kepala Majelis Nasional Venezuela, berusaha melakukan kudeta. Maduro juga melayangkan tuduhan serupa ke Washington. (Medcom/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya