Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Ikuti Cara Ini untuk Mengatasi Anak Kecanduan Main Gadget

Meilani Teniwut
07/6/2024 08:30
Ikuti Cara Ini untuk Mengatasi Anak Kecanduan Main Gadget
ilustrasi.(freepik)

KECANDUAN gadget pada anak bisa membuat anak jadi malas bergerak dan tidak fokus pada pelajaran sekolahnya, yang akhirnya berdampak pada penurunan prestasi akademis.

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa kecanduan gadget yang disertai gaya hidup tidak sehat, seperti ngemil berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, dan tidur larut malam, dapat meningkatkan risiko obesitas dan penyakit jantung di masa depan.

Agar anak terhindar dari dampak buruk tersebut, berikut adalah langkah-langkah yang bisa diterapkan untuk mengatasi kecanduan gadget pada anak:

Baca juga : Upaya Membebaskan Anak-anak dari Ketergantungan Ponsel

1. Menjadi Contoh yang Baik
Anak-anak cenderung meniru perilaku orang di sekitarnya. Oleh karena itu, orang tua harus menjadi contoh yang baik dengan tidak bermain gadget hingga larut malam atau makan sambil bermain gadget. Usahakan untuk tidak menggunakan gadget di depan anak dan gunakanlah sewajarnya.

2. Batasi dan Awasi Penggunaan Gadget
Untuk mengurangi kecanduan gadget, batasi waktu anak mengakses gadget, misalnya 1-2 jam sehari. Awasi penggunaan gadget untuk memastikan anak tidak mengakses konten yang tidak sesuai. Gunakan fitur pembatasan usia pada gadget untuk membatasi jenis konten yang dapat diakses. Terapkan aturan dengan tegas, latih anak untuk meminta izin sebelum menggunakan gadget, dan simpan gadget di tempat yang tidak mudah diakses anak.

3. Ciptakan Aktivitas Menyenangkan Bersama Anak
Rancang aktivitas lain yang menyenangkan untuk mengalihkan perhatian anak dari gadget. Ajak anak bersepeda, lari pagi, memasak, menggambar, atau berkebun. Bawa anak ke taman untuk bermain dengan teman-temannya atau undang teman-temannya ke rumah untuk bermain bersama, yang juga dapat meningkatkan interaksi sosial anak.

Baca juga : RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Malang Buka Poli Kecanduan Gawai, Pasien Didominasi Anak-anak

4. Tetapkan Wilayah Bebas Gadget di Rumah
Tetapkan area bebas gadget di rumah, seperti ruang makan, ruang keluarga, atau kamar tidur. Pastikan semua anggota keluarga menaati aturan ini untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kebiasaan baik.

5. Edukasi Anak tentang Bahaya Gadget
Diskusikan dengan anak tentang risiko obesitas dan masalah mata yang bisa timbul dari terlalu lama bermain gadget. Jelaskan juga bahaya internet dan media sosial, serta bagaimana menghindari masalah tersebut dengan penggunaan gadget yang diawasi.

6. Berikan Mainan yang Sesuai Usia
Berikan anak mainan yang sesuai dengan usianya untuk menggantikan waktu yang dihabiskan dengan gadget. Mainan seperti blok, puzzle, krayon, buku gambar, atau permainan profesi bisa menjadi alternatif yang baik.

Baca juga : Kenali Gejala Kecanduan Gawai Pada Anak dan Cara Mengatasinya

Penting untuk tidak memarahi atau meneriaki anak saat mereka tidak setuju dengan aturan baru, karena hal ini bisa menyebabkan trauma yang mengganggu kesehatan mental mereka. Anak mungkin memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan aturan baru, sehingga orang tua perlu bersabar dan melibatkan seluruh anggota keluarga dalam mendukung perubahan ini.

Selain langkah-langkah di atas, pemerhati anak Seto Mulyadi menyarankan agar orang tua juga memperkenalkan anak-anak kepada permainan tradisional. Menurutnya, permainan tradisional memberikan manfaat positif yang jauh lebih baik daripada hanya bermain gadget.

"Anak bisa bermain yang lain atau jalan-jalan sama Ayah sama Bunda. Jadi gadget bukan satu-satunya pilihan," kata Kak Seto sapaan karibnya..

Dia juga menambahkan bahwa orang tua bisa mempopulerkan kembali permainan-permainan tradisional seperti engklek, gobak sodor, main egrang, bekel, dan lainnya.

"Sehingga, ada keseimbangan, bisa mengembangkan kecerdasan fisik, kecerdasan sosial, kecerdasan spiritual, moral, dan sebagainya. Sehingga anak berkembang secara utuh dan lengkap," pungkasnya. (P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya