Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DOKTER anak dari Puskesmas Kramat Jati, Jakarta Arifianto menepis isu yang beredar di masyarakat bahwa jus jambu dapat menaikkan kadar trombosit dalam darah pasien demam berdarah dengue (DBD).
"Kalau kembali ke panduan, di Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) tidak ada panduan (pasien dengue) harus minum jus jambu untuk menaikkan trombositnya," kata Arifianto, dikutip Selasa (26/3).
Menanggapi isu tersebut, Arifianto menegaskan belum ada penelitian lebih lanjut yang dapat membuktikan bahwa jus jambu dapat menaikkan trombosit dalam darah ketika terserang DBD.
Baca juga : Kasus DBD Sudah Menyebar ke Seluruh Wilayah Jakarta
Sebaliknya, sampai saat ini, hal yang dipercaya oleh dunia medis adalah semua jenis cairan yang layak dikonsumsi oleh pasien DBD dapat memberi manfaat yang baik bagi tubuh agar tidak kekurangan cairan (dehidrasi).
"Jadi masih rancu apakah minum jus jambu memang menaikkan trombosit atau karena trombositnya naik alami saat sudah di fase penyembuhan," katanya.
Menurut dia, kalaupun anak yang terkena DBD diberikan susu HT, cairan elektrolit atau hanya air putih, hal tersebut tidak memberikan pengaruh kepada trombosit anak.
Baca juga : Takeda Raih Penghargaan untuk Program Pencegahan DBD di Indonesia
Secara umum, selama kondisi anak masih bisa dirawat di rumah dan gejala anak belum masuk dalam tahap warning sign seperti nyeri perut, muntah presisten hingga pendarahan mukosa, maka pemberian cairan yang mencegah dehidrasi dinilainya masih aman untuk dilakukan.
"Walaupun memang yang kita butuhkan bukan hanya cairan ya tapi elektrolit. Kalaupun harus dirawat cairan elektrolitnya enggak cuma diminum tapi dari infus juga," ujar dia.
Lebih lanjut Arifianto menjelaskan virus dengue yang dibawa melalui perantara nyamuk Aedes Aegypti diketahui tidak langsung menyerang trombosit atau leukosit dalam darah sampai turun.
Hanya saja, adanya gejala-gejala keparahan yang nampak pada pasien merupakan cara sistem kekebalan tubuh merespon adanya partikel asing yang masuk ke dalam tubuh.
"Tidak ada terapi khusus tapi pastikan penuhi cairan dan lewati fase kritis dengan aman," kata dia. (Ant/Z-1)
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Tidak hanya gejala umum, DBD juga bisa menunjukkan gejala yang tidak biasa. Gejala-gejala ini penting untuk diwaspadai agar pasien bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
Ada tiga fase DBD, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase recovery. Jadi, masyarakat harus memahami kapan dia bisa kelola di rumah dan kapan harus dibawa berobat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved