Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
TAKEDA telah mengumumkan kemitraan strategisnya dengan Biological E. Limited, perusahaan vaksin dan biologi terkemuka di India, untuk memproduksi vaksin demam berdarah dengue (DBD) Takeda, TAK-003.
Kemitraan ini menandai langkah penting dalam upaya memerangi ancaman kesehatan masyarakat dunia yaitu dengue atau DBD, sejalan dengan target spesifik penyakit yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mencapai nol kematian akibat DBD pada tahun 2030.
Kemitraan ini secara substansial akan meningkatkan kemampuan produksi untuk memastikan suplai vaksin global yang berkelanjutan.
Baca juga : Kemenkes Kaji Masukkan Vaksin DBD dalam Program Vaksinasi Nasional
Biological E. akan meningkatkan kapasitas produksinya hingga berpotensi mencapai 50 juta dosis per tahun, sehingga mempercepat upaya Takeda untuk memproduksi 100 juta dosis per tahun dalam satu dekade.
Mengumumkan kemitraan tersebut pada saat BioAsia 2024 dilakukan sebuah forum regional life science dan kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Negara Bagian Telangana, India.
Perdana Menteri (PM) Negara Bagian Telanggana, Sri Anumula Revanth Reddy, mengatakan, “Kami sangat gembira bahwa Hyderabad di Telangana akan menjadi tuan rumah fasilitas tempat pembuatan vaksin DBD, yang merupakan hasil kerja sama antara Takeda dan Biological E., akan diproduksi.”
Baca juga : Tertarik Divaksin DBD? Ini Syaratnya
“Negara Bagian Telangana menawarkan lingkungan penelitian dan pengembagan (R&D), serta manufaktur yang kondusif dengan fokus pada ilmu hayati (life science), khususnya vaksin dan biologi, dan saya sangat gembira karena produksi vaksin DBD di Hyderabad ini bertujuan untuk mempercepat akses vaksin di India dan negara-negara endemis lainnya,” jelas Sri Anumula Revanth Reddy,
"Pemanfaatan keahlian teknologi Takeda dan kemampuan produksi Biological E. akan mendukung aksesibilitas dan keterjangkauan yang lebih besar terhadap vaksin DBD,” tambah Sri Duddilla Sridhar Babu, Menteri Perindustrian & Perdagangan Negara Bagian Telangana.
“Sehingga dapat berkontribusi terhadap ketahanan kesehatan dan kesiapan India di masa yang akan datang. Kami gembira dapat mendukung kemitraan antara ilmu pengetahuan, pemerintah, dan industri untuk mendorong serta meningkatkan inovasi demi cakupan kesehatan universal," jelasnya.
Baca juga : Komisi IX DPR Bentuk Koalisi Bersama Lawan DBD
“Tujuan jangka panjang untuk program DBD kami adalah membuat TAK-003 tersedia secara luas bagi mereka yang berisiko yang dapat memperoleh manfaat dari imunisasi,” jelas Gary Dubin, M.D., President of the Global Vaccine Business Unit at Takeda.
"Dalam setahun terakhir, kami telah berhasil meluncurkannya di pasar swasta, dan sekarang kami meluncurkan di beberapa program publik, serta bekerja sama dengan para mitra untuk memberikan dampak terhadap kesehatan masyarakat yang lebih luas," papar Gary Dubin.
"Kami bangga dapat mengumumkan kemitraan manufaktur strategis dengan Biological E. Limited, yang memiliki keahlian mendalam dalam pembuatan vaksin dan dukungan jangka panjang terhadap program kesehatan masyarakat di seluruh dunia,” tuturnya.
Baca juga : Vaksinasi DBD Dipastikan Kurangi Risiko Anak Alami Gejala Berat
“Bersama-sama, kami akan membantu memerangi DBD dalam skala global dengan meningkatkan kapasitas produksi secara signifikan untuk vial multi-dosis TAK-003 guna mendorong akses yang berkelanjutan terhadap vaksin ini di lebih banyak negara endemik," jelas Gary Dubin.
Sebagai penyakit virus yang paling cepat menyebar dan ditularkan melalui nyamuk, sekitar setengah dari populasi dunia kini berisiko terkena DBD.
Di India dan Asia Tenggara, 1,3 milyar masyarakat hidup di wilayah endemik DBD, di mana Thailand, India, dan Indonesia menjadi negara endemi tertinggi di antara negara-negara lainnya.
Baca juga : Imunisasi Dengue Bisa Cegah Anak Alami Gejala Berat DBD
Rekomendasi terbaru yang dibuat oleh WHO’s Strategic Advisory Group of Experts (SAGE) terkait Imunisasi merekomendasikan vaksin DBD Takeda untuk diperkenalkan di daerah dengan beban DBD yang tinggi dan intensitas penularan yang tinggi untuk memaksimalkan dampak kesehatan masyarakat.
"Kemitraan strategis ini menegaskan kembali komitmen kami dalam memasok vaksin untuk melindungi kesehatan masyarakat di seluruh dunia dan upaya kami untuk memperkuat kemitraan di Asia,” ujar Dion Warren, Head of India and Southeast Asia Multi-country Organization, Takeda.
“Dengan persetujuan vaksin di Thailand, Indonesia, dan baru-baru ini di Malaysia, kami sangat antusias menantikan masa depan di mana perlindungan terintegrasi terhadap DBD berpotensi meningkatkan kehidupan banyak orang di India, Asia Tenggara, dan sekitarnya," jelas Dion Warren.
Baca juga : Vaksin Dengue Tetravalen Siap Digunakan Atasi DBD di Tanah Air
Baru-baru ini, The Lancet Global Health mempublikasikan hasil eksplorasi jangka panjang dari uji coba pivotal Phase 3 Tetravalent Immunization against Dengue Efficacy Study (TIDES), menunjukkan bahwa TAK-003 memperlihatkan perlindungan yang berkelanjutan terhadap dengue selama empat setengah tahun (54 bulan) setelah vaksinasi.
Saat ini vaksin telah disetujui di lebih dari 30 negara, termasuk Uni Eropa, Inggris, Brasil, Argentina, Indonesia, Thailand dan Malaysia untuk pencegahan DBD oleh semua serotipe.
Ke depannya, Takeda akan terus memantau data jangka panjang dan melanjutkan pengajuan peraturan di lebih banyak negara untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang belum terpenuhi. (S-4)
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Tidak hanya gejala umum, DBD juga bisa menunjukkan gejala yang tidak biasa. Gejala-gejala ini penting untuk diwaspadai agar pasien bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
Ada tiga fase DBD, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase recovery. Jadi, masyarakat harus memahami kapan dia bisa kelola di rumah dan kapan harus dibawa berobat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved