Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
GAWAI dan peranti digital semakin masif digunakan anak dan remaja Indonesia untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh, baik untuk jenjang pendidikan anak usia dini hingga pendidikan tinggi. Namun di saat yang sama, muncul pula berbagai permasalahan akibat meningkatnya intensitas penggunaan gawai.
Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) menyelenggarakan webinar bertajuk Menjadi Orangtua Bijak di Era Digital, Rabu (7/2)
Ketua DWP Kemendikbudristek Franka Makarim menuturkan isu yang diangkat dalam webinar ini sangat relevan dengan kondisi yang dihadapi orangtua maupun pendidik terkait penggunaan teknologi digital di dalam dunia pendidikan.
Baca juga : My Baby Momversity Wujudkan Generasi Tangguh Melalui Program Parenting
Teknologi digital merupakan salah satu sarana untuk memudahkan pertukaran informasi namun menciptakan ekosistem pendidikan digital yang sehat bagi tumbuh-kembang anak-anak Indonesia masih menjadi tugas besar berbagai pihak terkait.
Tak dapat dipungkiri, kemajuan teknologi dapat mengoptimalkan pertukaran informasi yang berguna untuk menstimulasi keterampilan berpikir dan nalar kritis anak.
Di sisi lain, maraknya bahaya siber yang mengancam ketika berselancar di internet, membuat peran orangtua sebagai figur teladan pengguna teknologi digital yang cermat, kritis, dan produktif menjadi sangat penting.
Baca juga : UT Metaverse Pelopor dalam Proses Pembelajaran Digital Jarak Jauh
Selain itu, anak-anak juga memerlukan bimbingan orang dewasa agar dapat mengeksplorasi fitur yang sesuai dengan rentang usia dan kebutuhan mereka.
“Di era ini, pengaruh teknologi digital tidak dapat dihindari sepenuhnya. Tapi sebagai orang tua, kita memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk mengatasi, berdialog, dan memberi pengertian kepada anak-anak dalam pemakaian teknologi,” jelas Franka.
Menurutnya, diperlukan kolaborasi yang baik antara orangtua dan pendidik untuk menciptakan lingkungan digital yang aman bagi generasi masa depan. Selain itu, lingkungan keluarga dan sekolah diharapkan mampu menjadi tameng yang mampu melindungi anak dari pengaruh negatif dunia digital.
Baca juga : Alumni Sekolah Islam Al Azhar Luncurkan Aplikasi Pengawas Penggunaan Gawai
“Dalam tantangan era digital yang semakin besar ini, kita harus bisa saling membantu, saling memperkaya pengetahuan, dan tidak malu bertanya terkait isu ini, sehingga kita dapat menerapkannya baik di lingkungan rumah maupun sekolah,” ucap Franka.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nunuk Suryani mengungkapkan, webinar itu diselenggarakan karena Ditjen GTK melihat pentingnya peran orang tua dalam memastikan keamanan penggunaan teknologi digital yang semakin masif pada anak-anak.
Salah satu platform yang dikembangkan oleh Kemendikbudristek, yaitu Platform Merdeka Mengajar (PMM), merupakan salah satu praktik baik penggunaan teknologi sekaligus strategi implementasi dari Kurikulum Merdeka. Saat ini, sebanyak 2,6 juta guru sudah menggunakan PMM.
Baca juga : Gelar ISODEL 2021, Kemendikbudristek Harapkan Lahir Inovasi dalam Pembelajaran
“Penggunaan PMM merupakan wujud kontribusi pemerintah untuk memastikan pendidik dan peserta didik di seluruh Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses konten pembelajaran yang kontekstual,” ujar Nunuk.
Nunuk percaya perkembangan teknologi digital merupakan satu keniscayaan. Untuk menghadapinya, pemerintah proaktif menyiapkan regulasi agar peserta didik mampu menghadapi kemajuan teknologi dengan rasa percaya diri dan karakter yang unggul.
Selain itu, berbagai kebijakan Kemendikbudristek diterbitkan guna mengembangkan kompetensi pendidik agar proses pembelajaran dapat terselenggara sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik di era digital.
Baca juga : Teknologi Ubah Pembelajaran Jadi Relevan Hadapi Abad ke-21
Dalam konteks pendidikan bagi anak, upaya pemerintah tentunya perlu dibarengi dengan peran dan kecakapan literasi orang tua sebagai pendamping anak. Menurut Nunuk, literasi bukan hanya kemampuan menggunakan gawai dengan cerdas, namun juga bijak dalam memilah konten yang sesuai.
“Kemendikbudristek terus mengakselerasi penggunaan teknologi digital. Oleh karena itu, kita sebagai orang tua perlu memahami kebijakan tersebut untuk kebaikan masa depan anak-anak kita,” pungkasnya. (Z-5)
Baca juga : Cara Mengurangi Dampak Radiasi dari Gawai
Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) menugaskan sejumlah tenaga fungsional penerjemah untuk menjadi juru bahasa
Saat ini ada sebanyak 203.385 satuan pendidikan PAUD di Indonesia dengan jumlah peserta didik sebanyak 6,8 juta jiwa dan 486.451 pendidik.
Kemendikbudristek mengalihwahanakan 100 judul buku bacaan bermutu (buku cerita bergambar) ke dalam bentuk buku Braille.
Bertempat di Ubud, Bali, Festival Intur 2024 mengusung tema Subak: Harmoni dengan Pencipta, Alam, dan Sesama.
Ditjen Kebudayaan memberikan perlindungan jaminan sosial melalui BPJS Ketenagakerjaan bagi para pelaku budaya yang memperoleh penghargaan.
Nadiem Anwar Makarim mengatakan keragaman suku, ras, dan golongan agama serta kepercayaan yang hidup di Indonesia adalah fakta yang telah diakui dan pahami bersama
Apabila orangtua tidak biasa mengenalkan variasi makanan kepada anak maka anak akan cenderung memilih mengonsumsi makanan tertentu.
Orangtua mestinya sejak dini membiasakan diri untuk memenuhi kebutuhan anak, secara fisik maupun emosi, dengan berkomunikasi di dalam pengasuhan.
Orangtua disarankan melarang anak usia di bawah satu tahun menatap layar gawai serta membatasi waktu layar anak usia satu sampai tiga tahun maksimal satu jam.
Dengan memberikan banyak pilihan aktivitas selama mengisi liburan akan membuat tamu semakin betah tinggal di Midtown Residence Jakarta.
Anak-anak lebih rentan terhadap hipotermia karena tubuh mereka yang lebih kecil kehilangan panas lebih cepat dibandingkan orang dewasa.
Usia remaja itu kan masa-masa ingin tahu yang tinggi. Kalau kita larang, mereka malah akan semakin penasaran dan mencari tahu sendiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved