Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Kisah Nabi Hud Alaihissalam yang memiliki mukjizat untuk menurunkan hujan bagi kaum 'Ad menjadi salah satu kisah yang harus diimani oleh umat Muslim.
Nabi Hud a.s. merupakan nabi yang berasal dari bangsa Arab. Bahkan, Nabi Hud a.s. termasuk dari kaumnya sendiri, yakni dari kaum 'Ad.
Dalam Al-Qur'an, tidak dijelaskan mengenai silsilah Nabi Hud a.s., namun ada beberapa pendapat dari para ulama, yakni sebagai berikut:
1. Hud bin Selah/Syalikh bin Arpakhsad bin Sem/Sam bin Nuh
2. Hud bin Eber bin Selah/Syalikh bin Arpakhsad bin Sem/Sam bin Nuh
3. Hud bin 'Abdullah bin Rabbah bin Al-Jarud bin 'Ad bin Us/Aush bin Aram/Iram bin Sem/Sam bin Nuh
Kisah Nabi Hud a.s. mengenai kehidupannya serta jalan dakwahnya banyak disebutkan di dalam Al-Qur'an.
Karena itulah kisah Nabi Hud a.s. dapat menumbuhkan rasa semangat dalam beribadah kepada Allah Swt.
Bukan hanya itu, kisahnya juga memberikan kita banyak hikmah dan pelajaran hidup.
Seperti apa kisah Nabi Hud a.s. selengkapnya? Simak di sini ya sampai selesai.
Baca juga: Kisah Nabi Nuh a.s. dan Mukjizatnya Membuat Bahtera Besar agar Terhindar dari Banjir Bandang
Nabi Hud a.s. diutus di tengah kaum 'Ad yang tinggal di Al-Ahqaf, yang sekarang berada di sebelah utara Hadramaut, berada di antara Yaman dan Oman.
Kaum 'Ad juga merupakan kaum yang paling kuat dan menjadi penguasa di bumi menggantikan kaum Nabi Nuh a.s. yang selamat dari banjir bandang.
Fisik kaum 'Ad dalam kisah Nabi Hud a.s. ini pun dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al-A'raf ayat 69. Pada surat tersebut tertulis bahwa kaum 'Ad memiliki tubuh yang tinggi, besar, serta kuat.
"Ingatlah, ketika Dia (Allah) menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum Nuh, dan melebihkan kamu dalam penciptaan (berupa) tubuh yang tinggi, besar, dan kuat. Maka, ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-A'raf (7) ayat 59).
Karena memiliki fisik yang tangguh tersebutlah kaum 'Ad juga gemar membangun infrastruktur, seperti bangunan-bangunan tinggi, istana yang megah, serta benteng-benteng yang kuat.
Kondisi geografis tempat tinggal kaum 'Ad juga sangat subur sehingga hasil pertanian dan perkebunan sangat berlimpah. Bukan hanya itu, kondisi alamnya pun sangatlah indah. Sesungguhnya, mereka dilimpahi begitu banyak kenikmatan oleh Allah Swt.
Sayangnya, kaum 'Ad tidak beriman kepada Allah Swt. Mereka menyembah berhala peninggalan nenek moyang. Selain itu, kaum 'Ad dikenal sebagai bangsa yang suka menyiksa secara kejam dan bengis, keras kepala, serta menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang dan durhaka.
Melihat kaum 'Ad yang semakin melenceng dari jalan kebenaran, Allah Swt pun mengutus Nabi Hud a.s. untuk berdakwah di tengah kaum 'Ad. Hal ini dituliskan dalam Al-Qur'an Surat Hud ayat 50.
"Kepada (kaum) ‘Ad (Kami utus) saudara mereka, Hud. Dia berkata, 'Wahai kaumku, sembahlah Allah! Sekali-kali tidak ada tuhan bagimu selain Dia. (Selama ini) kamu hanyalah mengada-ada (dengan mempersekutukan Allah)'."
Dari sinilah Nabi Hud a.s. memulai masa dakwahnya untuk kaum 'Ad agar beriman kepada Allah Swt.
Baca juga: Kisah Nabi Ilyas a.s. yang Dipercaya Masih Hidup Hingga Hari Ini
Nabi Hud a.s. diketahui menerima wahyu dari Allah Swt serta diutus untuk memberi peringatan untuk kaum 'Ad yang berada dalam kesesatan.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kaum 'Ad menyembah berhala nenek moyang yang dalam riwayat Ibnu Katsir bernama Shamad, Shamud, dan Huran. Tiga berhala tersebut merupakan buatan tangan kaum 'Ad itu sendiri.
Nabi Hud a.s. pun memperingati kaumnya untuk segera bertaubat dan meninggalkan berhala tersebut. Beliau menyeru kepada kaum 'Ad agar beriman kepada Allah Swt.
Nabi Hud a.s. juga menunjukkan bukti-bukti kekuasaan Allah Swt yang diberikan kepada kaum 'Ad agar kaumnya tersebut kembali kepada Allah Swt. Beliau tidak ingin kaumnya itu mendapat azab dari Allah Swt karena keingkarannya dan tidak mau bertaubat.
Namun sayangnya, kaum 'Ad tidak mempercayai Nabi Hud a.s., bahkan Nabi Hud a.s. disebut gila oleh kaum 'Ad. Mereka juga tidak mau meninggalkan ajaran nenek moyang dan berhala mereka.
Kendati demikian, Nabi Hud a.s. tidak pantang menyerah untuk mengajak kaumnya agar beriman kepada Allah Swt.
Masa dakwah dalam kisah Nabi Hud a.s. ini pun tertulis dalam Al-Qur'an Surat Al-A'raf ayat 65-72.
"(Kami telah mengutus) kepada (kaum) ‘Ad saudara mereka, Hud. Dia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Tidakkah kamu bertakwa?”
"Para pemuka yang kufur di antara kaumnya berkata, “Sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu dalam keadaan kurang akal dan sesungguhnya kami menduga bahwa kamu termasuk para pembohong.”
"Dia (Hud) berkata, “Wahai kaumku, tidak ada padaku kekurangan akal sedikit pun, tetapi aku ini adalah rasul dari Tuhan semesta alam."
"Aku sampaikan kepadamu risalah-risalah (amanat) Tuhanku dan aku terhadap kamu adalah penasihat yang tepercaya."
"Apakah kamu (tidak percaya dan) heran bahwa telah datang kepadamu tuntunan dari Tuhanmu atas seorang laki-laki dari golonganmu supaya dia memberi peringatan kepadamu? Ingatlah, ketika Dia (Allah) menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum Nuh, dan melebihkan kamu dalam penciptaan (berupa) tubuh yang tinggi, besar, dan kuat. Maka, ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.”
"Dia (Hud) berkata, “Sungguh, sudah pasti kamu akan ditimpa azab dan kemarahan dari Tuhanmu. Apakah kamu sekalian hendak berbantah dengan Aku tentang nama-nama (berhala) yang kamu beserta nenek moyangmu menamakannya, padahal Allah tidak menurunkan sedikit pun hujah (alasan pembenaran) untuk itu? Maka, tunggulah (azab dan kemarahan itu)! Sesungguhnya aku bersamamu termasuk orang-orang yang menunggu.”
"Maka, Kami selamatkan dia (Hud) dan orang-orang yang bersamanya karena rahmat yang besar dari Kami, dan Kami binasakan sampai akar-akarnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka bukanlah orang-orang mukmin."
Baca juga: Kisah Nabi Yakub a.s. Lengkap dan Sejarahnya dengan Bani Israil
Kaum 'Ad masih belum mau beriman kepada Allah Swt dan justru menantang Nabi Hud a.s. untuk mendatangkan azab kepada mereka. Meski begitu, Nabi Hud a.s. masih mengajak kaum 'Ad untuk bertaubat. Sayangnya, kaum 'Ad tidak menggubris ajakan Nabi Hud a.s. dan tetap mengolok-olok Nabi Hud a.s.
Kisah Nabi Hud a.s. dan azab yang menimpa kaum 'Ad tertulis di Al-Qur'an Surat Al-Ahqaf ayat 21-23.
"Ingatlah saudara (kaum) ‘Ad (Hud) ketika dia mengingatkan kaumnya (yang tinggal) di (lembah) Ahqaf.691) Sungguh, telah berlalu para pemberi peringatan sebelum dan setelahnya. (Dia berkata,) “Janganlah kamu menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku khawatir nanti kamu ditimpa azab pada hari yang besar.”
"Mereka menjawab, “Apakah engkau datang untuk memalingkan kami dari (menyembah) tuhan-tuhan kami? Maka, datangkanlah azab yang telah engkau janjikan kepada kami jika engkau termasuk orang-orang benar.”
"Dia (Hud) berkata, “Sesungguhnya ilmu (kapan datangnya azab itu) hanya ada pada Allah. Aku (hanya) menyampaikan kepadamu apa yang diwahyukan kepadaku, tetapi aku melihat kamu adalah kaum yang berlaku bodoh"."
Disebutkan dalam riwayat, kaum 'Ad dilanda kekeringan parah yang membuat mata air mengering, ternak mati, dan gagal panen. Kekeringan yang melanda kaum 'Ad ini disinyalir terjadi selama 3 tahun.
Dikisahkan, kaum 'Ad berdoa kepada berhala agar menurunkan hujan. Namun, tidak ada hasil. Nabi Hud a.s. kembali menyerukan agar kaum 'Ad bertaubat, namun tidak digubris oleh mereka. Sehingga, azab yang dijanjikan oleh Allah Swt datang.
Dalam Al-Qur'an Surat Al-Ahqaf ayat 24-26, Allah Swt berfirman bahwa kaum 'Ad melihat gumpalan awan yang menuju ke tempat mereka dan meyakini bahwa awan tersebut akan menurunkan hujan kepada mereka.
Namun, awan tersebut adalah azab bagi kaum 'Ad yang tidak beriman kepada Allah Swt.
"Maka, ketika melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, mereka berkata, “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita.” (Bukan,) tetapi itu azab yang kamu minta agar disegerakan kedatangannya, (yaitu) angin yang mengandung azab yang sangat pedih."
"(Azab itu) menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya sehingga mereka (kaum ‘Ad) menjadi tidak terlihat lagi, kecuali hanya (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang durhaka."
"Sungguh, Kami benar-benar telah meneguhkan kedudukan mereka (‘Ad) yang tidak Kami berikan kepadamu (kafir Makkah). Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan, dan hati, tetapi tidak berguna pendengaran, penglihatan, dan hati mereka itu sedikit pun karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah dikepung oleh apa (azab) yang selalu mereka perolok-olokkan."
Awan yang semula dikira akan mendatangkan hujan, ternyata mendatangkan angin topan yang memporak-porandakan kaum 'Ad yang diibaratkan seperti pohon kurma yang telah lapuk. Azab angin topan yang melanda kaum 'Ad terjadi selama 8 hari 7 malam.
"Sedangkan (kaum) ‘Ad telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin. Dia menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus. Maka, kamu melihat kaum (‘Ad) pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah (lapuk) bagian dalamnya." (QS. Al-Haqqah (69) ayat 6-7).
"(Kaum) ‘Ad pun telah mendustakan (rasul mereka). Maka, betapa dahsyatnya azab dan peringatan-Ku! Sesungguhnya Kami telah mengembuskan angin yang sangat kencang kepada mereka pada hari nahas yang terus-menerus, yang membuat manusia bergelimpangan, seakan-akan mereka itu pohon-pohon kurma yang tumbang dengan akar-akarnya." (QS. Al-Qamar (54) ayat 18-20).
"Maka, Kami menghukumnya beserta bala tentaranya, lalu Kami menenggelamkan mereka ke dalam laut dalam keadaan melakukan perbuatan yang tercela. (Begitu pula Kami meninggalkan) pada (kaum) ‘Ad (tanda-tanda kekuasaan Allah) ketika Kami mengirim kepada mereka angin yang membinasakan." (QS. Az-Zariyat (51) ayat 40-41).
Karena azab tersebut, tidak ada kaum 'Ad yang tersisa. Semuanya binasa karena angin topan tersebut kecuali mereka yang beriman kepada Allah Swt dan mengikuti ajaran Nabi Hud a.s.
Baca juga: Kisah Nabi Ishaq a.s. dari Kelahirannya yang Dinanti Hingga Wafatnya
Selepas azab yang menimpa kaum 'Ad, tidak disebutkan bagaimana kehidupan Nabi Hud a.s., namun disebutkan pada sebagian sumber mengatakan bahwa Nabi Hud a.s. wafat pada usia 150 tahun.
Terdapat beberapa lokasi yang dipercaya sebagai makam Nabi Hud a.s. Ada yang menyebutkan, makam Nabi Hud a.s. yang dikenal dengan Qabr Nabi Hud terletak di sebuah desa di kawasan Hadramaut di mana di sekitarnya ditemukan beberapa prasasti dan reruntuhan kuno.
Dalam riwayat Ibnu Katsir, Ali bin Abi Thalib menyatakan bahwa makam Nabi Hud a.s. berada di daerah Yaman. Ada pula yang berpendapat, makam Nabi Hud a.s. berada di dekat sumur Zamzam dan sebagian yang lain berpendapat makam Nabi Hud a.s. berada di dinding selatan Masjid Agung Umayyah di Damaskus.
Wallahu a'lam bishawab.
Baca juga: Kisah Nabi Ismail a.s. dan Turunnya Perintah Berkurban dari Allah Swt
Itulah kisah Nabi Hud a.s. dari masa dakwahnya hingga akhir usianya.
Dalam kisah Nabi Hud a.s., kita diajarkan untuk bersabar dan tabah seperti halnya Nabi Hud a.s. yang senantiasa sabar dan tabah dalam menghadapi kaumnya.
Selain itu, kisah Nabi Hud a.s. juga mengajarkan kita untuk taat kepada Allah Swt dan mengingatkan orang lain perihal perilaku buruk yang dilakukan.
Semoga kita bisa mengaplikasikan hikmah dan pelajaran dari kisah Nabi Hud a.s. di kehidupan sehari-hari.
Kalau musim kemarau sawah menganggur. Setahun tidak bisa digarap dua kali
Kekeringan rawan terjadi di Kecamatan Cipatujah, Cikalong, Pancatengah, Cineam, Karangjaya, Culamega, Cibalong, Kadipaten, Salawu, Tanjungjaya, Pageurageung dan Kecamatan Sukaresik.
Cuaca panas yang melanda Kota Padang selama dua bulan terakhir menyebabkan beberapa kawasan mengalami kekeringan, termasuk Bukit Gado-Gado, Air Manis, Seberang Palinggam, Rawang, dan Batang
Hasil pendataan wilayah rawan potensi kekeringan menurut Mikron adalah Pangkalpinang, Kelurahan Bukit Merapin, Kelurahan Sriwijaya, Kelurahan Bukit Besar, Bukit Baru, Kelurahan Temberan.
Puluhan hektare sawah di Purwakarta terancam gagal panen setelah pasokan air mengering.
ribuan hektare sawah yang terancam kekeringan tersebar hampir seluruh wilayah. Namun paling rawan berada di 49 desa dari 6 kecamatan meliputi Sindangkerta, Saguling, Cipongkor, Cipatat
Pindah ke Pulau Jawa, di wilayah Yogyakarta diprakirakan akan berawan. Sedangkan untuk wilayah Serang, Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya berpotensi hujan ringan.
Pengamatan cuaca pukul 05.30 WIB melihat adanya perubahan cuaca Rabu (31/7) ini, yakni potensi hujan ringan hingga sedang terjadi di sebagian besar daerah daerah di kawasan pegunungan
BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan.
Kondisi berawan diprakirakan terjadi di Serang dan Bandung. Kondisi berawan tebal diprakirakan terjadi di Jakarta, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya.
Petenis asal Ukraina, Anhelina Kalinina, terpaksa mengundurkan diri dari Olimpiade Paris setelah terserang flu akibat cuaca hujan di ibu kota Prancis
Bibit siklon tropis 95W terpantau berada di Samudra Pasifik Timur Filipina dan bergerak ke arah barat hingga barat laut, menjauhi wilayah Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved